บททั้งหมดของ Satu Malam Panas Dengan Adik Iparku: บทที่ 21 - บทที่ 30

Istri Paman Tertua kurang suka dengan Lirea karena sejak kecil, putrinya selalu tertinggal dari Lirea. Dia menatap licik, dan mencoba menenangkan suaminya. “Perasaan anak muda tidak bisa dipaksakan. Akan tidak baik untuk ke depannya. Jika mereka sudah cocok, asal Keluarga Maherson tidak mempersoalkan, kita restu saja. Andai keluarga Maherson kurang puas, kenapa kita tidak jodohkan saja Fifie dengan Arka? Lirea biar bahagia dengan pilihannya.” “Bu,” Fifie yang duduk disisi Ibunya langsung menarik ujung baju Ibunya. Wajahnya memerah dan tertipu. Di dalam hati, dia girang bukan main. Arka adalah pria idolanya. Sedangkan Lirea hanya berkedip. Dia tidak tahu apakah dia akan bahagia. Tapi mau bagaimana lagi. Setelah beberapa saat merenung, Paman Lirea mulai merasa jika perkataan istrinya ada benarnya. Jika dia yang menjadi mertua Arka, bukankah itu jauh lebih bagus? Dia tinggal mendukung putrinya saja. Lalu dia menatap Lirea dan menarik nafas tak berdaya. “Mau bagaima

Namun mereka tidak menyangka, ternyata calon suami Lirea begitu tampan dan sikapnya juga sangat baik. Melihat penampilannya saja, tidak ada yang akan meragukan bahwa pria ini adalah pria tampan dan kaya.Untuk sementara, semua orang hanya bisa menyimpan ejekan yang telah mereka siapkan sebelumnya. Mereka hanya bisa duduk dan minum teh saja. Di sisi lain, Tiara yang sangat menyukai Lirea dan dengan pelan dia berkata kepada Lirea, "Kakak Ipar sangat tampan, Kakak Sepupu sangat beruntung." Lirea tersenyum dan berkata, "Kamu juga sangat beruntung. Apa kamu sibuk belakangan ini?""Sebentar lagi ujian akhir. Tentu saja aku sibuk." Bisik Tiara, "Menurut Kakak, aku lebih baik memilih seni liberal atau sains?""Lihat saja mana yang kamu sukai. Kalau kamu tidak menyukainya, kamu tidak akan tertarik untuk belajar."Rendra melirik mereka dan melihat kerabatnya yang lain. Tampaknya di antara orang-orang ini, hanya gadis kecil ini yang terlihat baik. Namun berbeda dengan yang lain, yang sikapnya t

Jika bukan karena berapa banyak angpao yang dikembalikan seperti yang dikatakan Naya, jangankan 10 juta, satu juta saja tidak akan dia berikan. Seratus ribu saja sudah cukup.Tetapi jika Lirea menikah dengan Tuan Muda dari keluarga Maherson, itu akan berbeda. Agar keluarga Maherson mengingat mereka dan memberi mereka beberapa keuntungan, sudah pasti mereka akan memberikan isi angpao yang banyak."Jangan terlalu terburu-buru!" desah Fifie, "Aku akan bertanya pada seseorang. Malam ini aku akan memberitahu kalian informasinya."Kemudian Fifie pun langsung pergi ke Taman Industri Grup Maherson untuk mencari Arka. Namun, ternyata Fifie tidak memiliki izin masuk, hingga dia tidak bisa masuk dan hanya bisa menunggu di depan pintu. Saat itu Fifie juga tidak tahu apakah Arka sudah pulang bekerja atau belum, dia hanya bisa bergantung pada nasib.Kebetulan saat ini musim panas, tentu saja cuaca di luar sangat panas. Fifie memegang payung kecil sambil membawa tisu dan kipas angin kecil. Setelah m

"Ibu pergi tidur sana, nanti keriput Ibu bertambah!""Aduh, kamu ini dasar kurang ajar!" Naya menahan alisnya karena takut kerutannya akan semakin dalam. "Aku ingin mengingatkanmu, sekarang dia sedang dalam kesulitan keuangan. Kamu harus menahan diri dan menunggu sampai ekonominya membaik, baru kita lihat lagi.""Dilihat apanya?" tanya Lirea sambil tersenyum."Kita lihat apakah dia baik atau tidak, apa dia menyakitimu atau tidak. Jika dia menghasilkan uang tapi malah dihamburkan. Jika dia tidak membelanjakan uang untukmu, kita abaikan dia! Ceraikan dia, bawa anakmu pulang, Ibu yang akan merawat kalian!""Baiklah..." Kata Lirea sambil tersenyum, kemudian dia pun mengulurkan tangannya dan memeluk Naya sembari berkata, "Bu, kamu sangat baik..."Setelah ibunya berkata seperti itu, Lirea baru bisa yakin untuk pergi keluar dan mengembara di dunia luar, dan dia juga bisa dengan berani mengatakan, 'tidak kepada pria sampah itu!'Tentu saja, Lirea berharap Rendra bukanlah pria sampah. Dia berh

"Aku punya teman yang bisa membuat pakaian. Ini pakaian yang dia buat. Kamu pilihlah dua dari foto-foto pakaian ini. Waktu menikah nanti, kamu bisa memakainya.""Ha?" Lirea langsung tertegun, "Tidak perlu. Kemarin aku ke mal bersama Ibu, kami sudah membelinya.""Itu Ibu yang membelinya. Aku ingin memberikan ini untukmu." Rendra menatap Lirea sembari berkata, "Apa kamu tidak mau karena ini tidak bermerek?""Bukan seperti itu!" Lirea mengerutkan hidungnya, "Pakaian yang dibuat sesuai pesanan biasanya harganya lebih mahal.""Merek terkenal memang lebih mahal, tapi yang biasa harganya murah." Rendra mengulurkan tangannya dan meletakkannya pada sandaran sofa yang ada di belakang Lirea, "Tapi kualitas buatan temanku tidak buruk. Kamu bisa memilih beberapa gaun yang kamu suka. Saat dipakai, pakaian-pakaian yang dia buat juga tidak kalah dengan pakaian-pakaian yang bermerek.""Ini..." Lirea tidak ingin menghabiskan uang Rendra. Di dalam hatinya, dia merasa bahwa Rendra masih orang asing."Kam