All Chapters of Satu Malam Panas Dengan Adik Iparku: Chapter 31 - Chapter 40

Setelah berkata seperti itu, Lirea langsung pergi meninggalkan kedai teh. Nyonya Maherson menyipitkan matanya dan perlahan bersandar di sofa.Tidak lama kemudian, Arka bangkit dari tempat duduknya yang ada di belakang dan menghampiri Nyonya Maherson.Seketika Nyonya Maherson langsung mendongakkan kepalanya dan bertanya, "Bagaimana?"Arka menggelengkan kepalanya, "Sepertinya dia tidak mendengarkan perkataanku dan Aira."Nyonya Maherson menyipitkan mata, "Itu belum tentu. Pikiran wanita itu berputar tanpa henti. Tapi sekarang Rendra tidak punya apa-apa, dan sebentar lagi mereka akan memiliki anak yang otomatis akan menambah biaya hidup mereka. Dia tidak bisa melakukan apa-apa. Pada saat dia berjuang, kamu yang berada di puncak. Kamu tidak perlu khawatir lagi."Arka berpikir sejenak, dia merasa bahwa perkataan ibunya masuk akal, kemudian dia pun mengangguk setuju.Setelah itu Nyonya Maherson berkata, "Untuk melakukan hal-hal besar, kamu harus memiliki penampilan seperti orang-orang yang

Lirea melihat ke arah sekelompok orang tersebut yang mendekat ke arahnya, dia hanya mengerutkan keningnya dengan malas."Hei..." Yansha melihat Rendra dan tiba-tiba dia berseru, "Bukannya ini Tuan Muda Kedua dari keluarga Maherson? Kalian tidak tahu? Dia ini Tuan Muda Kedua dari keluarga Maherson dan adik dari Arka!""Apa?" Semua orang langsung terkejut saat mendengarnya. Mereka baru saja membicarakan tentang Juna Maherson dan Rendra memutuskan hubungan, sekarang malah melihat orangnya secara langsung.Kemudian Rendra pun melirik Yansha, seolah memori di dalam otaknya langsung berputar dengan cepat, seketika dia langsung mengingat kejadian saat itu.Ketika SMA, Rendra pernah bertemu Yansha di sebuah pesta. Karena gadis yang disukai Yansha mendekatinya, Yansha menyimpan dendam dan menyuruh orang lain untuk menyergapnya dalam perjalanan pulang dari sekolah untuk memukulnya. Namun pada akhirnya, Rendra sendiri yang memukul Yansha. Sejak saat itu, Yansha sangat membenci Rendra.Yansha ber

Lirea mengatakan apa yang terjadi kemarin dan menjelaskan, "Aku ingin memberitahumu kemarin. Tapi kamu bilang kita akan membicarakannya hari ini...""Oh, tidak apa-apa." Rendra menghibur, kemudian berkata, "Tapi, menemui dia juga tidak ada gunanya.""Kenapa?" Lirea tidak mengerti, dalam benaknya dia bertanya. Kenapa ada jalan keluar? Seberapa kacaunya keluarga kaya ini?"Karena dia bukan Ibuku." Rendra menjelaskan dengan tenang."... Apa?" Lirea bertanya dengan bodoh."Kalau tidak, menurutmu kenapa Arka sangat membenciku? Karena aku dianggap anak haram ayahnya di luar pernikahan mereka, dan aku ini merusak keluarganya. Ibuku mengambil cinta ibunya, dan aku berbagi dengan ayahnya, dia sangat tidak bahagia. Jadi setelah tunangannya meninggal, dia menyerahkan masalah itu padaku tanpa menyelidikinya. Apa kamu mengerti?”"A... Aku mengerti." jawab Lirea. Sepertinya permasalahan yang ada di dalam keluarga Maherson tidak sesederhana yang dipikirkan Lirea selama ini."Jadi, jangan pernah memb

Beberapa menit kemudian, Rendra meninggalkan hotel sambil membawa tasnya dan langsung pergi ke rumah Lirea.Setelah sampai di rumah Lirea, Rendra langsung menyerahkan barang-barang itu kepada Lirea,"Gaun yang aku minta buatkan dari temanku sudah jadi.""Benarkah?" Lirea mengeluarkan gaun itu dan melihatnya. Gaun yang dia lihat itu tampak lebih indah dari yang dia pikirkan. Lirea menyentuhnya dengan penuh kasih, kemudian melihat tas lainnya dan bertanya,"Apa ini?""Sepatu dan perhiasan sebagai pelengkap."Rendra mengeluarkan kotak sepatu dan membukanya untuk diperlihatkan kepada Lirea,"Yang merah itu sepatu hak tinggi. Kalau sedang hamil tidak boleh memakainya terlalu lama. Pakai saja saat pendaftaran pernikahan. Yang sepatu datar ini bisa digunakan setiap hari.""Oh..." Lirea menganggukkan kepalanya dan melihat ke arah kotak perhiasan yang ada di dalam tas tersebut."Ini juga pelengkap biasa. Aku tidak tahu kamu suka atau tidak."Ucap Rendra, kemudian dia pun membuka perhiasan itu

"Ehmm..." Lirea tertegun sejenak. Ini malam pernikahan, jadi mereka berdua tidak boleh berpisah. Tapi dia hamil dan tidak mungkin mereka berdua melakukan hal macam-macam. Sehingga sebenarnya mereka berdua juga tidak harus tinggal bersama. Lirea berbisik, "Bukankah kamu mau tinggal di rumah?""Ini malam pernikahan. Apa kamu tidak tinggal bersama dengan Rendra?"Lirea tersipu dan seketika langsung berhenti berbicara.Tiba-tiba Rendra berkata, "Tinggal di hotel tidak nyaman. Bagaimana kalau tinggal di rumah kalian?""Tapi kamu bukan menantu yang menjadi marga kami..." kata Naya."Itu juga tidak masalah, lagipula aku tidak ingin bermarga Maherson."Naya tertegun dan berkata dengan simpatik, "Kalau begitu, terserah kamu saja."Di malam hari, mereka bertiga menonton TV di ruang tamu rumah. Saat itu pikiran Lirea tidak fokus dengan apa yang dia lihat di TV, tapi dia justru memikirkan bagaimana tidur setelah ini.Tiba-tiba, Naya berdiri dan menguap, dan dia pun berkata, "Aku mau tidur. Kalian