All Chapters of Kebangkitan Kaisar Beladiri: Chapter 321 - Chapter 330

Celah gelap dan dalam itu berkelok-kelok menuju kedalaman Puncak Tianqiu, memancarkan hembusan angin menyeramkan yang membuat merinding bahkan di siang bolong.    Yang Teng tidak punya waktu untuk memikirkan hal-hal seperti itu; bahkan jika sesuatu yang menakutkan ada di depannya, prioritasnya adalah untuk melepaskan diri dari para pengejarnya.    Dia menyalurkan semua energi spiritualnya ke kakinya, mendorong Langkah Tanpa Batas Kekosongan Surgawi hingga batasnya.    Jalan berkelok-kelok dan tak dapat dilewati ini sebenarnya lebih cocok untuk Langkah Tanpa Batas Kekosongan Surgawi. Dengan beberapa lompatan, dia memperlebar jarak antara dirinya dan para pengejarnya. Mendengar teriakan pria kekar di kejauhan, Yang Teng merasa sedikit lega. Dia    menggenggam beberapa Jimat Petir erat-erat di telapak tangannya dan mengeluarkan Mutiara Angin dan Petir, siap untuk menyalurkan energi spiritualnya ke dalamnya dan memberikan pukulan dahsyat kepada pa

Kerumunan di sekitar kuil itu tak berdaya. Entah karena rasa tanggung jawab atau untuk menghindari jebakan, mereka bertekad untuk menyelamatkan Yang Teng.    Namun, cahaya keemasan itu sepenuhnya memisahkan mereka dari Yang Teng. Senjata apa pun yang menyentuh tepi cahaya itu langsung berubah menjadi abu.    Tidak ada yang berani menyerang cahaya itu secara langsung dengan tangan kosong; bahkan senjata tingkat tinggi pun hancur. Nasib tinju yang mendarat di cahaya itu dapat diprediksi.    "Apa yang bisa kita lakukan? Kita harus menemukan cara untuk mengeluarkannya!" Yang Wenyan menghentakkan kakinya dengan cemas, menyaksikan tubuh Yang Teng lemas dan jatuh koma. Jika ini terus berlanjut, nyawa Yang Teng akan terancam.    Fu Shuiyao juga sangat cemas tetapi tidak dapat memikirkan solusi apa pun.    "Aku akan mempertaruhkan semuanya! Bahkan jika itu mengorbankan nyawaku, aku akan mengeluarkan Tuan Muda Yang!" Bibi Pang tidak dapat mena

Melangkah keluar dari celah itu terasa seperti memasuki dunia lain. Ini adalah     pertama kalinya Fu Shuiyao mengalami sesuatu yang begitu ajaib dan luar biasa. Kehidupan sebelumnya sebagian besar dihabiskan di ibu kota, dan bahkan ketika sesekali ia keluar, ia selalu dilindungi oleh banyak penjaga; ia tidak akan pernah berada dalam situasi berbahaya seperti ini . Tiba-tiba, ia mendengar teriakan dari seberang.    "Ada apa?" tanya Fu Shuiyao.    "Sekelompok bajingan terkutuk, mencoba memanfaatkan kemalangan kita! Keterlaluan!" kata Yang Wenyan dengan marah.    Fu Shuiyao kemudian melihat lebih dekat ke seberang.    Kuda dan kereta mereka telah dikumpulkan oleh beberapa orang, dan mereka sedang menghadapi Yang Teng dan kelompoknya.    Yang Teng memandang mereka dengan tidak sabar, "Turunkan kuda dan kereta kalian dan pergi dari sini, atau jangan salahkan aku jika aku bersikap kejam!"    Sekelompok pria kekar berdiri di hada

   Saat itu, semua orang menyadari bahwa kebakaran aneh ini kemungkinan besar sengaja dinyalakan—taktik pengalihan yang cerdik!    Yang Teng bergegas ke halaman depan tempat gerobak itu berada.    Semua orang tiba di halaman depan tak lama kemudian, dan pemandangan di sana meng подтверkan kekhawatiran Yang Teng.    Kelima penjaga yang dikirim Fu Shuiyao dan Yang Wenyan semuanya tergeletak di tanah, dan gerobak itu tidak terlihat di mana pun!    Kilatan kegembiraan liar melintas di wajah Fu Shuiyao, yang dengan cepat ia tekan, sambil berkata dengan tergesa-gesa, "Temukan gerobak itu dengan cepat! Gerobak itu tidak mungkin pergi jauh dalam waktu sesingkat itu! Bibi Pang, periksa orang-orang ini."    Yang Wenyan diam-diam merasa senang dengan dirinya sendiri, memerintahkan bawahannya untuk memeriksa para penjaga.    Yang Teng sangat marah. "Mereka benar-benar berani bersekongkol melawan saya! Jangan biarkan saya mengetahui sia

    "Kau berani! Jika kau berani melakukan ini, aku akan memastikan kau tidak akan pernah meninggalkan ruang tamu ini!" Fu Yue ketakutan mendengar kata-kata Yang Teng, wajahnya pucat pasi. Hanya mereka yang pernah mengalaminya sendiri yang tahu arti sebenarnya dari rasa sakit seperti itu, dan Fu Yue tidak ingin menunggu tiga tahun lagi.    Dia sudah cukup menderita.    Berdiri di depan Yang Teng, Fu Yue punya rencana: jika Yang Teng mencoba berdiri dan melarikan diri, dia bisa menghentikannya seketika.    Namun, Yang Teng bahkan tidak bergeming, duduk di kursinya dan menatap Fu Yue dengan jijik.    Meskipun berdarah bangsawan, Fu Yue adalah yang paling bodoh di antara semua pangeran, sombong dan mendominasi namun sama sekali tidak kompeten, sepenuhnya bergantung pada prestise klan Fu.    Dibandingkan dengan pangeran tertua yang licik dan kejam serta Fu Shuiyao yang cakap, sulit dipercaya bahwa mereka bersaudara.    "Yang Te