All Chapters of Lembah Awan Berkabut: Chapter 101 - Chapter 104

Beberapa dekade setelah pertempuran melawan Makhluk Void, kehidupan di Lembah Awan Berkabut telah mencapai puncak kedamaiannya. Wang Yue, yang rambutnya kini lebih banyak dihiasi perak daripada hitam, sedang duduk di teras kediamannya, menghadap ke kebun yang tenang. Di tangannya, sebilah pisau ukir kecil menari dengan lincah di atas sepotong Kayu Hati Giok. Mengukir telah menjadi meditasinya, caranya menuangkan keheningan di dalam jiwanya ke dalam bentuk yang nyata. Ling Yue datang membawakan secangkir teh, gerakannya sudah begitu sinkron dengan pasangannya hingga nyaris tanpa suara. Ia meletakkan cangkir itu dan melirik ukiran di tangan Wang Yue. Biasanya, Wang Yue mengukir binatang, bunga, atau terkadang sosok Ling Yue atau Ling Er. Tapi hari ini, sosok yang terbentuk berbeda. Itu adalah sosok seorang pemuda yang bersemangat, dengan senyum menantang di wajahnya dan pedang terhunus di tangannya. Sosok yang tidak Ling Yue kenal.

Langit di atas Lembah Awan Berkabut tampak lebih biru dari biasanya, hampir seolah-olah ia merasa terlalu sunyi, merindukan gejolak lembut dari kedua Grandmaster-nya. Sudah delapan hari sejak Grandmaster Xiao dan Grandmaster Lin pergi. Perjalanan langka mereka ke luar lembah untuk menghadiri sebuah konferensi besar antar sekte yang bertujuan menyebarkan filosofi perdamaian mereka meninggalkan kekosongan yang aneh. Lembah itu damai, mungkin terlalu damai. Ming Hua, yang kini dipercaya sebagai pemimpin sementara akademi oleh Gurunya, Xiao Li, merasakan beban tanggung jawab itu di setiap tarikan napasnya. Itu adalah beban yang jauh lebih berat daripada beban Qi mana pun yang pernah ia rasakan. Ia bukan lagi murid senior yang hanya fokus pada latihannya sendiri. Kini, setiap keputusan, setiap masalah, setiap jiwa di lembah ini adalah tanggung jawabnya. Ia berjalan menyusuri koridor akademi, punggungnya tegak, mencoba memproyeksikan ketenangan yang selalu i