“Ini tempanya, sayang?” kata Alex saat dia memarkirkan mobilnya didepan pagar kayu rumah bercat putih.“Iya, Mas. Ini rumahnya Dian, um, seharusnya sih dia belum pindah. Aku belum sempat kabarin dia hari ini, datangku dadakan,” ucapku membuka seatbelt bersiap turun.Alex membuka pintunya dan mengikutiku keluar. Aku membuka pagar kayunya perlahan dan kulihat seseorang sedang jongkok merapikan pekarangan bunganya.“Dina,” panggilku membuatnya menoleh dan melemparkan gunting bunga yang sedang dipegangnya.“Nayara!” Dina melompat kedalam pelukanku. Aku memeluknya dengan erat. Rasanya lama banget aku gak bertemu dan bersosialisas dengn orang luar.“Eh, ada apa kamu, kemari, tumben banget,” Dian melepaskan pelukannya lalu melirik selidik laki laki disampingku.“Emm, bisa kita ngobrok didalam? Lumayan panas banget nih,” aku yang menyerinyit silau terkena matahari pagi.“Hahah, maaf, Nay, yuk masuk,” Dina melingkarkan pinggangnya di pinggangku dan memboyongku masuk.Aku duduk dan Alex sepert
Last Updated : 2025-10-30 Read more