All Chapters of Gairah Sahabat Suami : Chapter 31 - Chapter 40

“Biarkan aku ikut ke dalam sayang.”Alex menahan tanganku saat akan membuka pintu mobilnya. Wajah ku sudah terlihat gelisah saat bangun tadi pagi. Dia makin cemas dan ga akan membiarkan aku sendiri. Apalagi, Alex belum tahu hasilnya akan seperti apa.“Aku ga apa apa Mas, aku pasti bisa kok. Meski ini kelihatannya berat, tapi kalau aku ga menghadapinya, kapan lagi? Aku ga mungkin juga terus bersembunyi seperti ini. Aku bukan buronan, Mas. Ya, meski aku dengan sadar melakukan kesalahan denganmu….” Makin terasa sesak aku menghadapi ini. Aku ga tau lagi apa yang sedang mama Sri katakan. Permintaannya saat itu saja sudah membuatku kehabisan oksigen.“Aku tahu, tapi kamu harus lihat dulu ini. Ini mungkin tidak seperti yang kamu bayangkan. Tapi, ini dapat dipastikan kebenarannya akurat!”Alex memberikan ponselnya padaku. Menunjukkan beberapa gambar hasil infestigasi. Dag dig duer, aku merasa jantungku berhenti berdetak. Aku tahu, cepat atau lambat kenyataan ini akan aku ketahui.Dalam bebera

“Lepaskan aku, Mah. Aku mau mengejar Nayara, Mah. Aku ga mau dia memutuskan aku seperti ini, Mah. Aku gak mau bercerai dengan Nayara, Mah!” mas Arya berteriak dihadapan mamanya. Dia ga mau menerima keputusanku barusan.Aku gak tahu kenapa mas Arya masih saja begitu egois. Dia sudah memiliki apa yang dia inginkan, tapi tetap gak membiarkan aku pergi. Dia memiliki semua yang mungkin sama sekali aku gak miliki.Plak!! Satu tamparan keras mendarat di pipi mas Arya. Membuatnya tersadar. Dia sedang tidak bermimpi.“Sadar Arya. Sadar. Biarkan perempuan gak berguna itu pergi. Kamu sudah memiliki Farah sekarang, dengan apa yang sudah kamu lakukan padanya. Kamu harus bertanggung jawab, Arya. Nikahi dia, Arya!” mama Sri berkata penuh penekanan dengan dia memeluk Farah disisinya.“Mah, aku sudah katakan ini dari awal. Aku sudah bilang aku akan menerima Farah, tapi bukan berarti aku mau menikahinya, Mah. Aku hanya mencintai Nayara, Mah. Cuma dia. Berikan berkasnya padaku, Mah. Aku akan merobeknya.

Mas Arya masih tampak bersemangat mengujam benda tumpulnya ke dalam milik Farah. Aku menoleh sekali lagi pada Alex, dia benar-benar gak membiarkan diriku jauh darinya. Alex memerikan kode dari isyarat matanya agar aku tidak takut untuk menghadapi yang sekarang ada dihadapanku."Jangan khawatir, ada aku. Masuklah!" Gerakan bibirnya tanpa suara dari Alex adalah satu obat dan penguat untukku. Aku mengangguk perlahan lalu menguatkan hatiku.Aku gak akan ragu lagi untuk melangkahkan kaki. Yang aku gak ketahui, diam diam Alex mengambil foto mas Arya dan mengambil beberapa durasi saat mas Arya sedang merasakan terbang tinggi. "Ehem! Maaf aku mengganggu kesenangan kalian. Aku hanya ingin mengambil barangku!" suaraku memecah deru nafas mas Arya yang baru saja melakukan pelepasannya. Mas Arya menoleh dan melihatku berdiri tanpa ekspresi kesedihan atau terlihat kaget. Malah sebaliknya mas Arya berwajah pucat saat melihatku memergoki mereka.“Na-Nayara? Kamu disini sayang?” mas Arya turun denga

Mas Arya membalikkan tubuhnya dan sudah mengeratkan kembali giginya. Dia mungkin akan menghajar Alex sampai habis habisan."Dasar sahabat kurang aja. Berani banget lo sentuh bini gue tanpa izin. Lo udah bosan hidup, Lex?" Mas Arya menghempaskan tanganku, dan bersiap lagi akan memberikan bogem mentahnya, tapi kali ini gak akan tinggal diam.Sudah cukup semua perbuatan semena-mena mas Arya pada Alexku. Saat dia akan maju, tatapannya sudah terpicing pada Alex. Seperti seekor singa yang bersiap menerkam lawannya tanpa ampun."Minggir Nay, aku akan memberikan pelajaran buat sahabat brengsek dan kurang ajar seperti dia!" Aku gak bergeser dan tatapanku juga gak mau kalah oleh mas Arya. Aku sudah bertekad akan melawannya kali ini. Aku gak akan membiarkan mas Arya melukai Alex lagi."Nay, minggir, aku bilang minggir! Aku akan kasih sahabatku pelajaran. Berani sekali dia bermain main denganmu. Dia laki laki kurang ajar, Nay. Aku akan memukulinya sampai dia jera. Dia laki-laki breng-," teriak m

"Mas Alex mau apa?" Alex sudah melepaskan shitbeth miliknya dan bersiap membuka pintu."Aku mau ikut masuk dengan kamu, Nay. Aku gak mau lagi cuma melihat, mendengar atau berdiam diri saat keluarga mantan suami kamu menghina dan menindasmu," dengus Alex terdengar kesal saat mengatakan keluarga mas Arya."Tapi, Mas, kamu benar-benar gak malu? Trus kalau nanti mama Sri ikutan menghina kamu bagimana?"Aku menatap sesaat matanya saat tanganku mulai melepaskan shitbeth milikku."Malu? Kamu gak usah ngaco deh, Nay. Aku udah nikmati kamu berkali-kali truss aku masih takut malu dan dihina. Kamu berpikir terlalu sempit sayang. Aku malah ingin mereka tahu, wanita yang mereka buang dan hina hina itu adalah permata yang paling berharga. Biarkan mereka gak mau menerima kamu, sayang. Aku, Alex Wijaya dengan tangan terbuka akan memelukmu. Huh, andai saja dulu aku yang lebih dulu bertemu dengan kamu, bukan si bodoh Arya itu!"Emosi Alex makin menjadi saat dia merasa menyesal terlambat mengenalku."Te