"Yang sabar ya, Mama, Farah ga sangka ini bakal terjadi dengan, Dian."Farah segera memeluk mama Sri mencari simpati saat tubuh Dian sedang dibawa keluar dari kamarnya."Iya, sayang, huhuhuh, terima kasih banyak. Kamu memang menantu mama yang paling mengerti dan baik sama Mama," ucap mama Sri.Seketika Ambar mengepal kedua tangannya, ingin sekali Ambar menghampiri dan memberikan tanda bakti. Tapi, belum apa-apa, mama Sri sudah menghindar dan menjauh dari Ambar."Aku akan urus untuk keluar rumah sakit dan pemakamannya Dian, Ma. Mama, Farah dan Ambar tunggu saja disini."Mas Arya berkata dengan datar, tatapan matanya kosong. Seolah ingin menumpuhkan segalanya, tapi gak tahu akan menumpahkan perasaan itu pada siapa."Aku ikut, Mas," pinta Ambar menarik lengan mas Arya."Nggak usah, kamu tunggu aja disini," tolak mas Arya.Sepertinya mas Arya tidak ingin ada seorangpun dari Ambar, Farah atau mama Sri yang mengikuti."Ta-pi, Mas."Ambar memang nggak nyaman berada dekat Farah dan mama Sri.
Last Updated : 2025-10-30 Read more