All Chapters of JATAH ISTRI MUDA: Chapter 31 - Chapter 40

Disaat ningsi ingin menyiapkan sarapan pagi.dia merasa tidak nyaman dengan pakaian yang dia gunakan tersebut.karna dia masih menggunakan kemeja dengan rok kembangya."Aduh...kedapur kayak gini?"tanya sendiri sambil melipat lengan kemejanya."Biasanya masak pakek piama lah ini kayak mau ngampus"lanjutnya sambil melipat rok pisklet kembang nya itu sebawah lututnya,dan dihimpit dengan pahanya.Ningsi langsung membuatkan sarapan pagi saat itu dengan sesekali membenarkan lengan baju nya yang kadang mengganggu itu.Selesai membuat nasi goreng dengan telor ceplok ningsi langsung makan,tanpa menunggu rafa bangun terlebih dahulu."Uhhhh..laparnya,semalam cuma makan burger mana kenyang"ucap nya sambil menyuapkan satu sendok nasi kemulutnya itu."Eh aku baru ingat kan mas rafa belikan burger tiga,aku makan satu,padahal tadi yang sisa dua bisa dipanaskan didalam rice cooker saat nasi baru masak."kata ningsi yang tiba tiba teringat burger yang dibelikan rafa semalam.Saat sedang menikmati sarapan

Setelah menyiap kan makan siang,dan makan bersama rafa serta pak ardi.ningsi langsung masuk kekamar untuk istirahat sebentar sambilan menunggu jam tiga sore,karna ia ingin pulang ke kost nya sebentar,saat sedang beristirahat,tanpa sengaja ningsi pun tertidur lelap.Jam sudah menuju pukul tiga sore,ningsi masih tertidur pulas,sementara rafa sudah siap siap ingin menemani ningsi.Saat melihat ningsi tertidur pulas dia merasa kasihan jika harus membanguninya."Baru sehari kau menjadi istriku,tapi aku sudah merasakan begitu nikmat air tangan mu,aku tau kau menikah dengan ku hanya ingin keluar dari kehidupan mu yang begitu menyedihkan,tapi entah kenapa disaat aku melihat matamu,seakan aku melihat ketulusan sebagaimana ketulusan ibuku mengurusku"ucap rafa seketika melihat ningsi yang tertidur dikasur.Namun karna dia sudah berjanji ingin mengantarkan ningsi ke kost nya,rafa pun mencoba membangunkan ningsi."Ningsi...ningsi....dek...dek.."ucap nya sambil sedikit menggoyangkan bahu ningsi."D

"Sudah dua malam mas rafa tidak pulang,mbak"ucap nada kepada mbak asih."Kabar ningsi pun kita tidak tau mbak kan?apa dia ada menghubungi mbak selepas hari ijab qabul itu?"tanya nada lagi kepada mbak asih."Tidak bu,saya pun tidak menghubunginya"jawab mbak asih."Atau mas rafa menemui ningsi ya mbak?emang nya dia tau kostan ningsi?"nada semakin menebak apa yang terjadi kepada rafa selama dua malam tidak pulang kerumahnya."Saya tidak tau bu,mungkin tuan lagi banyak kerjaan bu,jadi tidak sempat pulang"mbak asih mencoba menjawab pertanyaan nada,meskipun dia mencurigai hal yang sama."Ya sudah bu,ibu mau makan apa biar saya siapkan"mbak asih mencoba mengalihkan pembicaraannya dengan nada itu."Saya minum kopi saja lah mbak,saya tunggu ditaman mbak ya"ucap nada sambil menuju kearah taman.Disaat nada telah keluar dari rumah lalu duduk ditaman mbak asih mencoba menghubungi ningsi.Namun beberapa panggilan darinya tidak dijawab oleh ningsi.akhirnya mbak asih mengirimkan ningsi pesan."Dek.k

Tepat jam setengah tiga ningsi sudah berada dihalaman rumah nada,dia langsung menuju kearah pintu utama untuk bertemu dengan nada serta mbak asih."Tok..tok..tok..."dia mengetok pintu rumah nada tanpa menyadari kalau disamping pintu tersebut ada bel."Assalamualaikum,mbak asih..kak nada"ucap nya sambil berdiri didepan pintu tersebut."Tok...tok..tok..,mbak...mbak"ningsi mencoba memanggil mbak asih.Mbak asih yang sedang membereskan dapur pun mendengar suara ketokan pintu dari depan.dia langsung lari kearah pintu,untuk melihat siapa yang berada didepan sana."Iya,,siapa ya"tanya mbak asih sambil berlari kearah pintu utama."Yeuh..kamu toh,kenapa tidak kabari mbak kalau kamu sudah sampai disini"tanya mbak asih saat melihat kalau dibalik pintu tersebut adalah ningsi."Ya sudah silakan masuk"lanjut mbak asih mempersilakan ningsi untuk masuk kedalam rumah."Aku tadi buru buru mbak,karna aku fikir tidak bisa sampai sesuai janji dengan kak nada"kata ningsi."Janji sama bu nada kan jam tiga,i

"Dek kenapa cincin dari mas tidak dipakai?"tanya rafa kepada ningsi saat menyiapkannya kopi pagi itu.Ningsi lalu meraba jari manis tangannya lalu melihat kearah rafa yang sedang duduk dimeja makan menunggu kopi buatan istri sirinya itu."Aku malu mas,sepertinya kurang cocok kalau aku yang pakek mas.ini kopinya"ucap ningsi sambil meletakkan secangkir kopi dihadapan rafa."Kenapa tidak pantas?adek kan ada jari juga kayak perempuan diluar sana"kata rafa."Bukan masalah punya jari mas,semua orang juga punya jari,tapi aku kayak gak cocok pakai berlian biasanya aku pakek titanium,hehehhe"ucap ningsi diikuti dengan tawanya."Pokoknya mas mau lihat adek pakek cincin pemberian mas itu ya!?ucap rafa."Iya mas,mas juga kasih cincin itu sama kak nada?"tanya ningsi tiba tiba kepikiran sama nada."Coba adek ambil cincin itu,lalu pakek sekarang,biar mas jawab pertanyaan itu"perintah rafa.Ningsi hanya terdiam dengan sedikit memonyongkan bibirnya,lalu membalikkan badannya menuju kearah kamar.Dia l