All Chapters of JATAH ISTRI MUDA: Chapter 41 - Chapter 50

"Bagaimana keadaan dikantor hari ini tuan?" Tanya pak ardi saat melihat rafa sudah berada dikursi mobil dibelakangnya."Ya begitu lah pak, lumayan melelahkan dengan klaen kali ini, saya sudah membawa dia perusahanaan pusat, dia minta untuk mengunjungi perusahaan cabang, sudah saya bawa kecabang terdekat, mereka mau mengunjungi ke beberapa cabang lainnya,entah apa yang mereka fikirkan, mungkin mereka kira kalau saya tidak bisa mengendalikan perusahaan perusahaan papa saya."jelas rafa dengan memperlihatkan kelelahannya itu."Ya sudah tuan,sekarang kita pulang ke ibu nada, atau ke ibu ningsi?" Tanya pak ardi."Sekarang jatahnya ningsi pak"jawab ardi sambil menyenderkan badannya dengan sempurna dikursi mobil."Ya sudah tuan, tuan istirahat saja, nanti kalau kita sudah sampai,biar saya bangunkan "ucap pak ardi sambil melirik kearah rafa, yang kelihatan begitu kelelahan."sebenarnya pak ada yang ingin saya ceritakan sama bapak,tapi saya sangat lelah, jadi nanti dipertengahan perjalanan saja

"Mas aku ingin punya anak"ucap nada saat rafa ingin menyentuhnya.Rafa hanya melihat kearahnya tanpa menanggapi permintaan istri pertamanya itu."Mas...,"nada memastikan kalau rafa mendengar permintaanya itu."Aku tidak ingin punya anak dari kau"jawab rafa sambil membalikkan badannya,lalu kekamar mandi."Hah?? Kenapa mas?emang apa salah ku sampai mas tidak mau punya keturunan dari ku"tanya nada saat rafa sedang menuju kekamar mandi.Rafa langsung masuk kekamar mandi tanpa menghiraukan pertanyaan istrinya itu."Dia tidak mau punya anak dari ku,mungkin ini alasannya dia selalu mengeluarkan sp*ma nya di luar.tapi apa alasannya"nada bertanya tanya saat mendengarkan pernyataan rafa yang tidak ingin mempunyai anak darinya.Tidak lama setelah itu,rafa langsung keluar dari kamar mandi.dia melirik kearah nada yang masih duduk diatas kasur,dia tidak melanjutkan keinginannya untuk menyentuh nada,setelah mendengar permintaan nada itu."Mas mau kemana?"tanya nada saat melihat rafa sudah bersiap si

"Dek mbak kesini ada yang ingin mbak bicarakan secara pribadi dengan mu" ucap mbak asih saat duduk disofa tamu rumah ningsi."Iya mbak, tapi aku buatkan minum dulu ya,biar enak ngomongnya" jawab ningsi sambil menuju kearah dapur."Gak usah repot repot lah dek" ujar mbak asih saat mendengar jawaban ningsi."Udah mbak, duduk saja disitu" ucap ningsi sambil menuangkan sirup kedalam cerek berisi air es.Tidak sampai sepuluh menit mbak asih duduk diruang tamu, ningsi sudah keluar dari dapur dengan membawakan dua gelas panjang sirup orenge dingin."Cepat kali kau buat minum dek" ucap mbak asih saat melihat ningsi sudah berada dihadapannya."Sirup cuma,hehehh " jawab ningsi sambil meletakkan segelas sirup dingin dihadapan mbak asih.Setelah meletakkan sirup tersebut, ningsi pun duduk dikursi sofa yang berhadapan dengan mbak asih."Tumben mbak kesini sendiri, tanpa kak nada" tanya ningsi."Mbak sengaja kesini sendiri karna ada yang ingin mbak tanyakan sama kau,dek" jawab mbak asih."Iya mbak

Pagi itu nada sudah turun dari kamarnya, menuju kemeja makan dengan penampilan barunya, yaitu dengan menggunakan jelbab dikepalanya." selamat pagi bu..." sapa mbak asih dengan begitu semangat, saat melihat penampilan baru majikannya itu." pagi juga mbak, " nada membalas sapaan mbak asih."Kayaknya ibu hari ini terlihat begitu cantik, dan rapi, ibu mau kemana? Kalau boleh saya tau! " tanya mbak asih." mbak rencana saya hari ini mau lihat lihat ruko, kadang ada yang cocok, sepertinya saya mau buka butik atau toko pakaian deh mbak, biar ada kegiatan sampingan" jawab nada." betul tu bu, saya pun mendukung kalau ibu buka toko pakaian, atau butik baju juga bagus bu, biar kelihatan lebih berkelas gitu " ucap mbak asih." saya awalnya kepikiran begitu jaga mbak, kayaknya kalau butik lebih kelihatan mewah, tapi target saya yang membeli bukan hanya kalangan menegah keatas, tapi juga menengah kebawah " jelas nada."Eummm,,, iya juga bu ya, pokoknya apa pun keputusan ibu, saya selalu mendoaka

"Mbak catering nya sudah siap mbak?" Tanya nada dengan nafas terengah engah berlari menuju kearah mobilnya."Sudah bu, saya sudah konfirmasi sama petugas catering supaya dikirimkan langsung ke toko" jawab mbak asih, sambil mengejar nada dari belakang."Saya lupa mbak kalau hari ini peresmian toko " ujar nada saat sudah berada didalam mobil."Insya allah masih terkejar bu, ini baru jam delapan, sekitar jam sepuluh kita akan sampai " mbak asih mencoba menenang kan nada yang masih belum bisa bernafas dengan normal."Masalahnya mbak, siapa yang akan membersihkan toko, dan menyambut anak anak yatim yang kita undang, serta bagaimana kalau nanti ustadz nya duluan sampai dari pada kita, karna kemarin kita undang untuk acara, jam sepuluh pagi, sedangkan kita baru sampai kelokasi jam sepuluh mbak " nada semakin kalang kabut saat membayangkan para undangannya lebih duluan datang dari pada dia."Saya sudah mengabari fitri, pegawai kita bu, dia sudah sampai dilokasi, saya sudah meminta tolong, aga