All Chapters of JATAH ISTRI MUDA: Chapter 81 - Chapter 90

"Mbak...mbak."nada memanggil mbak asih. Sambil memegang ponsel di tangannya."Iya bu,, ini saya sedang siap siap" jawab mbak asih, yang berfikir kalau nada memanggilnya, karna mereka hendak berangkat waktu itu juga."Mbak kesini dulu, ada yang mau saya tanyakan" ucap nada, saat mendengar suara mbak asih masih di dalam kamar nya."Baik baik bu,, sekarang saya kesitu" jawab mbak asih, sambil bergegas menemui nada."Ada apa bu? Saya fikir ibu sudah siap untuk berangkat makanya saya sedikit buru buru menyiapkan barang bawaan kami, sehingga saya menyahut panggilan ibu di dalam kamar" tanya mbak asih, dengan perasaan kurang enak karna menyahut panggilan nada dari dalam kamarnya."Alah mbak, itu pun di fikirkan, ini yang mau saya tanyakan.sepertinya ningsi sudah membaca pesan dari saya, tapi dia tidak membalas pesan tersebut, apa dia juga membaca pesan dari mbak?" Tanya nada sambil memperlihatkan ponselnya kepada mbak asih. Tepatnya di pesan yang dia kirimkan kepada ningsi, sudah centang bir

"Alhamdulillah,, kita sudah sampai"ujar nada saat mobil mereka berhenti di halaman rumah bu rita."Mbak tolong barang barang nya di turunin ya" perintah nada kepada mbak asih."Baik bu"sahut mbak asih.Nada pun langsung turun dari mobil,untuk menemui emaknya, dia merasa bersalah dengan kepulangan emak nya kemarin."Mas,, ayo turun!!" Ajak nya, kepada rafa."Iya,, kamu saja duluan, bentar lagi aku nyusul" jawab rafa.Sementara pak karno dan mbak asih langsung menurunkan barang bawaan mereka.rafa memilih untuk masih di dalam mobil, dan melihat ke arah nada yang sudah mulai dekat dengan pintu rumah bu rita."Assalamualaikum,, mak,, emak tok,, tok." Nada memberi salam.sambil mengetuk pintu."Mak,, assalamualaikum" nada mengulangi salamnya."Mungkin sedang tidak ada di rumah bu, atau sedang di belakang" ucap mbak asih, sambil meletakkan koper di samping nada."Tok..tok..tok..,"nada terus mengetok pintu rumah tersebut."Siapa ya??" Suara sahutan dari dalam rumah."Mak,, ini aku nada mak,, "

Pagi itu seluruh kota jakarta terdengar suara gema takbir,orang pada berbondong bondong mempersiapkan diri dengan untuk melaksanakan shalat idul adha, terlihat di sepanjang jalan bapak bapak serta ibu ibu mulai berjalan kaki menuju tempat pelaksanaan shalat id, ada yang mengerjakannya di lapangan, ada pula di halaman mesjid."Sudah lebaran sayang"ujar ningsi sambil mengelus perutnya."Sepertinya aku mau keluar sebentar melihat keadaan di luar, pasti orang pada sibuk ke mesjid, sambil memakai mukena,"fikir ningsi, merasa suntuk sendirian,di tambah alunan takbir yang makin membuat nya rindu akan suasana lebaran yang seharusnya dia rasakan.Ningsi langsung keluar dari kostannya lalu berdiri di samping jalan, dia memperhatikan satu persatu orang yang lewat di hadapannya, ada satu keluarga dengan anak kecil di tengah, serta ada juga ibu ibu yang berboncengan sambil bercerita dia atas sepeda motor dengan anak gadisnya, ningsi juga melihat bapak bapak yang hampir bestian dengan anak laki lak

"Kenapa kau cepat sekali balik nya beb?"tanya ningsi kepada eka,yang baru saja meletakkan tas di depannya."Ngapain emang nya aku lama lama di rumah,yang ada aku tambah stres sama adek adek ku yang asik berantem saja kerjaannya, belum lagi masalah pertanyaan tetangga tetanggaku, sudah tamat kuliah kok belum sambung s2? Atau kenapa gak nikah nikah kuliah pun sudah tamat? Yang lebih parah, kenapa kuliah di jurusan hukum kerjanya di restorant, muak aku sama pertanyaan konyol itu, di fikir mencari pekerjaan sesuai jurusan semudah itu, kalau pun aku honor di kantor kantor berapa cuma gaji nya, lebih baik aku jadi pelayan restorant lebih menjamin kehidupanku,tidak perlu tuh aku minta kiriman dari orang tua ku untuk bayar kostan tiap bulan, atau pun untuk uang makan,"eka menjelaskan dengan begitu kesal kepada ningsi."Kadang kalau kita sambung s2 bisa jadi ijazah kita kepakek gak sih?"tanya ningsi."Kepakek,, kalau ada orang dalam!!" Jawab eka singkat."Sudah lah beb gak usah kau berhayal me

"Mbak!!! Bagaimana kalau mas rafa tau tentang kehamilan ningsi dari orang lain? Atau lebih baik saya sendiri yang menyampaikannya langsung kepada mas rafa!!" Nada meminta pendapat kepada mbak asih pagi itu, saat mereka hendak membuat sarapan."Kalau menurut saya sih bu kayanya tidak perlu, toh ningsi pun sudah pergi jauh, kemana mau di cari sama tuan kalau pun dia tau"jawab mbak asih sambil mengiris bawang."Saya takut nanti tiba tiba ningsi balik lagi ke indonesia, dan membawa anak tersebut,kalau mas rafa tau,kalau saya sudah mengetahui kehamilan ningsi pasti dia bakalan kecewa mbak" fikir nada."Ibu pura pura tidak tau saja,saya yakin pun kalau ningsi pergi,memang sengaja agar bisa menghindar dari tuan,dia tidak mau kehamilannya terbongkar sama tuan," jelas mbak asih."Itu semua di karna kan perjanjian yang kami buat mbak kan? Sehingga dia berfikir untuk pergi!""tanya nada."Itu sebagai bentuk tanggung jawabnya bu, ibu jangan memikirkan yang bukan bukan, sekarang saya lihat tuan sud