Aku menutup kotak itu dan mengembalikannya.Rayhan mengernyitkan kening, seolah mengingat sesuatu, lalu berkata dengan canggung, "Sudah lewat tengah malam sekarang. Tunggu satu hari lagi, aku bisa bercerai dengan Mira.""Tenang saja, aku selalu ingat janjiku.""Besok, aku sendiri yang akan memasangkan cincin di jarimu, lalu kita akan pergi menikah."Rayuan manisnya tidak berhasil membuatku tergerak. Aku hanya memberi jawaban yang sudah lelah kuulang."Ya, aku paham. Aku sudah capek, mau tidur dulu."Senyum Rayhan membeku, untuk pertama kalinya dia menyadari ketidakpedulianku.Sebersit panik melintas di matanya saat dia mencoba menggenggam tanganku.Tiba-tiba, Mira keluar dari kamar mengenakan baju tidurku.Mata mengantuknya bertemu sebentar dengan mataku, lalu dia melangkah mendekat, memegang lengan Rayhan dan berbisik dengan nada genit, "Kak Ray, Nadia sudah pulang. Ayo mandi, terus tidur."Rayhan buru-buru menoleh padaku, menjelaskan, "Mira bertengkar dengan keluarganya, jadi aku sur
Read more