LOGINIbuku sakit kritis dan ingin melihatku menikah sebelum dia meninggal dunia. Selama 27 hari, aku memohon kepada pacarku, Rayhan, sebelum akhirnya dia setuju untuk buat akta nikah denganku. Aku menunggu di Kantor Catatan Sipil hingga jam tutup, tapi dia tidak pernah datang. Pada hari yang sama, Mira, teman masa kecil Rayhan, mengunggah akta nikahnya di media sosial. "Waktu berlalu begitu cepat. Tiga hari lagi, pernikahan kita genap sebulan." Baru saat itu aku sadar bahwa pada hari pertama aku memohon kepada Rayhan, dia sudah menikah dengan teman masa kecilnya. Pada saat itu juga, aku menerima pesan permintaan maaf dari Rayhan. [Nadia, Mira dipaksa menikah oleh keluarganya. Aku nggak bisa diam saja melihat dia menikah dengan orang sembarangan.] [Kami bisa cerai tiga hari lagi.] [Tiga hari lagi, aku akan menikahimu.] Tiga hari kemudian, Rayhan datang dengan setelan jas rapi di pintu masuk Kantor Catatan Sipil. Tapi dia menerima pesan dariku. [Rayhan, selamat tinggal selamanya.]
View MoreRayhan menatap bekas luka di pergelangan tangan wanita itu, yang pernah dipakai untuk membohonginya dengan pengakuan KDRT. Dia tiba-tiba tertawa sinis."Orang-orang sepertimu, bahkan neraka pun nggak mau kamu masuk karena kamu terlalu kotor."Mata Mira menyipit, lalu dia berbalik dan menghilang di tengah kerumunan.Tiga hari kemudian, sebuah laporan berita mengungkap ledakan kapal pesiar di Samudera Pasifik. Sebuah paspor yang ditemukan di reruntuhan kapal bertuliskan nama Mira....Musim hujan datang tak terduga.Saat aku memasuki studio sambil memegang tumpukan sketsa desain, aku bertabrakan dengan Elvan yang berdiri di pintu, dengan payung terangkat."Ketepatan waktumu masih perlu ditingkatkan."Pria itu tersenyum dan mengibaskan tetesan air dari payung. Kacamata berbingkai emasnya berembun.Tiba-tiba, suara serak menembus tirai hujan di luar."Nadia ..."Rayhan berdiri basah kuyup di sudut jalan. Jas mahal yang dia kenakan kusut seperti kain lap. Tangannya memegang kotak beludru ya
Menjelang pekan mode, di belakang panggung, rambutku tersangkut pada renda di leherku.Pintu ruang ganti tiba-tiba terbuka. Elvan bersandar pada bingkai pintu dan bersiul."Apakah sang putri membutuhkan seorang ksatria untuk menyelamatkannya?""Semangat ksatriamu datang di tempat yang salah."Wajahku memerah saat aku mencoba melepaskan rambut yang tersangkut, tapi dia menahan pergelangan tanganku."Jangan bergerak."Dia mengeluarkan sepasang gunting perak entah dari mana. Bilahnya yang dingin menyentuh leherku. "Jangan khawatir, aku sering membantu ibuku memodifikasi pinggang bajunya."Saat rambutku berjatuhan ke lantai, embusan napasnya menyentuh leherku.Lampu ruang ganti tiba-tiba berkedip. Dalam bayangan yang berkelap-kelip, cermin memantulkan bayangan kami yang hampir menempel.Jari-jari Elvan tanpa sadar memilin ujung-ujung rambutku yang terurai hingga hitungan mundur pembawa acara terdengar dari luar."Waktunya tampil."Dia mundur, menyimpan guntingnya di saku, dan kembali menja
"Bingkai foto murahan ini harusnya sudah dibuang sejak lama! Rayhan, bangun! Nadia mungkin sedang di ranjang laki-laki lain sekarang ..."Byur!Sebuah ember penuh air kotor mendarat tepat di kepala Mira.Tangan karyawan yang memegang ember kosong itu gemetar."Bu Mira, aku sudah gatal ingin melakukan ini sejak kamu merusak kaktus Kak Nadia."...Angin laut membawa aroma lembap dan asin, menyelinap melalui jendela yang setengah terbuka. Aku menorehkan garis terakhir pada sketsa dan mendongak menatap Elvan yang bersandar di ambang pintu.Dia memegang dua cangkir kopi. Mata indah di balik kacamata emasnya sedikit melembut."Pola sayap di versi final "Burung dalam Sangkar" ditambah tiga retakan lebih banyak daripada versi pertama."Jari-jariku terhenti. Sayap burung yang hancur dalam gambar itu tetap tegak ke atas, mencerminkan kondisi mentalku malam itu, saat aku menggambar di gudang perusahaan.Aku mengulurkan tangan dan mengambil kopi itu. Rasa pahitnya menyebar di lidahku. "Retakan ada
"Menurutku menarik, seseorang dengan sayap yang patah masih bisa menggambar tentang kebebasan."Elvan mendorong kacamata berbingkai emasnya. Mata di balik lensa melengkung membentuk bulan sabit."Aku salah satu juri tahun itu, dan perlu kamu tahu, aku memberimu nilai tertinggi.""Kamu mulai kerja besok. Gaji tiga kali lipat dari sebelumnya, dengan syarat kamu menyelesaikan seri "Burung dalam Sangkar" ini.""Tentu saja!"..."Pak Rayhan, Bu Mira datang lagi ..."Asisten Rayhan berdiri di luar pintu, tampak ingin mengatakan sesuatu, tapi menahan diri."Suruh dia pergi!"Rayhan membanting ponselnya ke lantai. Saat layar pecah seperti jaring laba-laba, suara klik-klak sepatu hak tinggi Mira mendekat."Kak Ray, ada apa? Nadia benar-benar meninggalkanmu?"Dia bersandar di pintu, menenteng tas Hermès barunya, senyum mengejek tersungging di bibir merahnya."Sekarang, seluruh dunia tahu kamu mencampakkan istri yang baru kamu nikahi demi mantan kekasihmu. Betapa dalamnya cinta dan kesetiaanmu."


















Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.