“Felix, kamu paling tahu apa artinya itu bagiku!”Itu adalah kenang-kenangan terakhir yang ditinggalkan nenek untukku di dunia ini, selain rumah tua itu!Mendengar tuntutanku, tatapan Felix tampak ragu sejenak. Tapi, dia segera menggeleng tegas, “Kamu salah lihat, itu bukan berlian nenekmu.”“Aku nggak mungkin salah lihat, itu milik nenekku, selalu disimpan bersama gelang emas!”“Ini perjamuan Keluarga Seto, jangan membuatku malu, cepat pulang!”Aku menatapnya tak percaya. Saat air mataku menetes, dia pun panik.Berkali-kali dia mengabaikan perasaanku demi Tania, aku tak pernah menangis, tapi sekarang dia malah merasa cemas.Namun, begitu dia mengulurkan tangan ke arahku, tiba-tiba Tania menangis terisak,“Hana, aku hanya merasa ini bagus, jadi memohon pada Felix untuk memberikannya padaku. Kamu jangan marah padanya…”Felix langsung mengerutkan kening, “Tania, aku yang memberikannya padamu, kok kamu malah menyalahkan dirimu sendiri?”Dia membungkuk untuk menyeka air mata Tania, sementa
Baca selengkapnya