Share

Curang

Manto mengerahkan rudalnya dengan maksimal. Menggaruk dinding-dinding yang gatal. Ceracau Alya semakin tidak karuan. Tanpa dia sadari, Mengeluarkan kata-kata kotor yang justru membangkitkan libido.

“Hmmmm… P-pak!”

“Kenapa Sayang?”

“J-jangan berhenti P-pak!” pinta Alya. Entah untuk ke berapa kalinya dia menjerit panjang karena klimaks yang begitu deras. Beradu dengan rudal yang semakin mudah keluar masuk. Cairan tumpah ruah. Membasahi kaki gempal Manto.

“Tahan, Sayang. Mau keluar lagi hah? Liar sekali kamu,” ujarnya terkekeh. Dalam keadaan normal, Alya tentu marah dengan pertanyaan itu. Namun, tidak untuk saat meninggi seperti ini. Baginya, apapun perkataan yang keluar dari mulut Manto adalah semangatnya bercinta.

Alya sempat kecewa karena Manto tidak melanjutkan bercinta sambil menggendong. Mungkin dia sudah kehabisan tenaga. Ah, seandainya, ada pria yang lebih muda dengan tenaga maksimal seper

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status