Share

Balasan Awal untuk Sea

***

Haryati mengusap sudut matanya yang berair ketika melihat Anita yang tengah menangis di depan pintu yang tertutup.

"Sejak kapan Nenek berdiri di sini? Ayo istirahat, maaf kalau Anita sering keluar akhir-akhir ini, Nek." Anita mengamit lengan Haryati dan membawa wanita tua itu untuk duduk di ruang tamu. Dia sedikit paham, mungkin neneknya merasa jenuh berada di dalam kamar seharian tanpa beraktifitas apapun.

"Mau Nita buatkan teh hangat?"

"Tidak perlu, duduklah! Ada yang ingin Nenek bicarakan," pinta Haryati lembut. "Di depan ada Citra?"

Anita mengangguk. Dia menundukkan kepala tanpa berani menatap Haryati. Entah mengapa, melihat satu-satunya keluarga yang dia punya justru membuat hati Anita ingin menjerit.

"Sudah kuusir, Nek. Nenek tenang saja," sahut Anita lemah. "Setelah rumah ini terjual, aku pastikan kita hidup tenang, Nek."

Haryati menggenggam jemari Anita dengan sedikit gemetar. Usianya yang menjelang senja membuat tubuhnya terasa sangat lemah.

"Tidak perlu menjual rumah ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status