Ketika yang Kubenci Menjadi Takdirku

Ketika yang Kubenci Menjadi Takdirku

last updateLast Updated : 2025-10-15
By:  Cahya Nirmala Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Not enough ratings
49Chapters
432views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Ia arogan, dingin, dan tak pernah salah di matanya. Ia keras kepala, berani, dan selalu siap melawan. Sejak pertemuan pertama, Aisyah dan Rayyan seperti api dan bensin—saling membakar. Namun, kebencian yang mereka pupuk justru perlahan berubah menjadi sesuatu yang lebih berbahaya: cinta. Mampukah mereka berdamai dengan luka masa lalu dan gengsi masing-masing? Atau justru takdir memisahkan dua hati yang diam-diam saling mencari?

View More

Chapter 1

Bab 1 – Pertemuan Pertama

Aku menarik napas dalam-dalam, menghirup oksigen sebanyak yang kubisa. Mencoba menenangkan detak jantungku yang sejak tadi berlari kencang seolah ingin keluar dari rongga dadaku.

Sekian banyak perusahaan yang kukirimkan lamaran, perusahaan satu inilah yang terbaik diantara perusahaan lainnya yang membalas emailku. Alfarizi Corporation—nama besar yang sudah kudengar sejak SMA. Kantornya menjulang tinggi, kaca-kaca luarnya berkilau menyilaukan di bawah sinar matahari. Gedung ini seperti simbol kekuasaan dan kesuksesan di tengah hiruk pikuk kota, dan aku berdiri di depannya dengan selembar CV yang terasa jauh lebih tipis dibandingkan beban hidupku.

Aku menunduk, mengecek lagi map coklat yang berisi ijazah dan surat lamaranku. “Bismillah, semoga lancar,” gumamku, lebih kepada diriku sendiri, mencoba meyakinkan diri. Kakiku melangkah dengan sedikit gemetar, detak jantung belum juga tenang, tapi aku berusaha menegakkan punggung dan berdiri tegap. Bagaimanapun, aku tidak boleh terlihat minder dan meragukan dalam sesi wawancara ini.

Perjalanan 5 meter terasa seperti 500 meter bagiku. Pintu masuk perusahaan yang sedari tadi kulihat juga tak kunjung sampai. Aku secara tak sadar telah memperlambat langkahku, mencoba sebisa mungkin menunda waktu. Namun tahap ini harus tetap kuhadapi.

Langkahku berhenti tepat di depan meja resepsionis. Seorang wanita berpenampilan modis dengan blazer hitam dan rambut dicepol rapi menyapaku dengan senyum sopan nan profesional. Penampilannya membuatku semakin ingin bergabung dengan perusahaan ini.

“Selamat pagi. Ada yang bisa saya bantu?” suaranya terdengar lembut tapi berwibawa.

“Saya Aisyah Rahmani. Ada jadwal wawancara jam sembilan,” jawabku pelan, berusaha terdengar tenang meski telapak tanganku dingin dan suara hatiku riuh seperti genderang perang.

Resepsionis itu memeriksa daftar nama di komputernya sebentar, lalu mengangguk sopan. “Silakan naik ke lantai dua puluh. Ruang wawancara ada di sebelah kanan lift.”

Aku mengucapkan terima kasih, lalu melangkah menuju lift dengan napas panjang. Jantungku makin tidak karuan. Aku sangat membutuhkan pekerjaan ini. Uang tabunganku kini hampir habis, sementara kontrakan, listrik, dan kebutuhan sehari-hari terus menghantui. Masih ada juga ibuku yang menanggung di kampung. Pekerjaan ini bukan hanya sekadar pekerjaan bagiku—ini adalah harapan akan masa depanku.

Begitu pintu lift terbuka, aku melangkah masuk.

Dan di sanalah, untuk pertama kalinya, aku bertemu dengan sosok itu.

Seorang pria tertampan yang pernah kulihat, dengan setelan jas hitam yang terlihat mahal berdiri di sudut. Kemeja putihnya rapi, dasi hitamnya terikat sempurna, dan ponsel hitam elegan ada di tangannya. Wajahnya… kaku dan dingin.

Pria itu mendongak sekilas ke arahku, tatapannya tajam menusuk, seperti menyelidiki seseorang hanya dalam sepersekian detik saja. Ia membawa aura kuat dalam dirinya, membuat lift yang terisi hanya satu orang terasa sesak, seolah ruangan sempit itu terlalu kecil untuk menampung wibawanya.

Aku ragu untuk masuk, namun logika mengalahkan kebimbanganku. Saat pintu lift hendak tertutup, aku segera melangkah masuk. Namun na'as, karena terburu-buru, tumit sepatuku malah tersangkut.

“Ah!” seruku panik. Aku segera menstabilkan posisiku dan buru-buru berdiri agak menjauh, mencoba menjaga jarak.

Pria itu menghela napas panjang, jelas terganggu. Ia menekan tombol ‘open’ dengan gerakan cepat, lalu menatapku tajam.

"Kamu tidak tahu cara masuk lift dengan benar?” suaranya teramat dingin, dipenuhi nada mengejek. Membuatku merinding sekaligus jengkel.

Aku terdiam beberapa detik, wajahku panas. Sungguh menyebalkan. Baru pertama kali bertemu, sudah disambut dengan kalimat seperti itu.

“Maaf.” jawabku singkat, meski suaraku bergetar masih deg-deg an hampir jatuh dan menahan malu.

Dia hanya mengerutkan alisnya, lalu kembali menatap layar ponselnya seakan aku tak lebih dari lalat yang tak sengaja lewat di depannya.

Perjalanan ke lantai dua puluh terasa panjang sekali. Aku meliriknya dari sudut mata—tinggi, tegap, wajahnya terlalu sempurna untuk pria normal. Namun sikapnya langsung menghapus kesan positifku kepadanya. Tipe yang benar-benar menyebalkan.

Pintu lift akhirnya terbuka, dan ia melangkah keluar lebih dulu. Aku mengikuti dari belakang, masih kesal, sambil bergumam dalam hati, semoga aku tidak perlu berpartner dengannya jika aku diterima di sini. Tunggu, kata siapa pria tadi karyawan di sini, bisa saja dia hanya tamu atau rekan kerja dari perusahaan lain yang berkunjung. Semoga saja.

Tapi harapanku sirna begitu memasuki ruang wawancara. Saat aku mendorong pintu dan masuk, darahku langsung berdesir.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
49 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status