Share

Billionaire Husband
Billionaire Husband
Penulis: AppleTwisT

(2) Virgi (n)

Suara itu terdengar familiar. Suara lembut yang berdominan. Namun Virgi enggan menatap asal suara itu. Ia masih tetap tidak menjawab.

Bahunya melengkung ke depan dan terus bergemetar. Ntah itu menggigil karna kedinginan atau juga kesakitan. Kedua rasa itu bercampur aduk, hingga membuatnya tak kunjung tenang.

''Jawab aku!'' Nadanya mulai kasar

Virgi memberanikan diri mengangkat wajahnya kehadapan Pria bermata coklat itu.

''Kau pikir, aku wanita seperti apa?!'' Virgi menggertak.

''Bukan kah kamu butuh uang?'' Tanya Pria itu sekali lagi.

''Bagaimana dia tahu..'' Batin Virgi sekejap.

Matanya langsung membulat, menatap pria itu penuh harapan. Pria itu kelihatan dewasa tampangnya. bisa dikatakan, ia sempurna. Sebelumnya, Virgi tidak pernah melihat Pria ini disekitaran kota ini. Apakah dia pendatang?

''Ikut aku...'' Ia mencengkeram dagu gadis itu kuat. Tubuh atletis dengan dada bidang itu, mengalihkan seluruh pikiran Virgi.

''Egghh... Emm...'' Desahan kecil mulai terdengar dari mulut gadis kecil itu. Ntah mengapa, tubuhnya terasa panas. Cengkeraman pria itu juga sangat keras. Cukup membuatnya kesakitan.

''Panas sekali... mm... ah...'' Desahan itu terdengar lagi.

Mungkin ini efek parfum yang pria itu kenakan. Sengaja pria itu mengenakan parfum tipe A. Yang biasanya digunakan untuk menjatuhkan mangsa-mangsanya.

''Ahh... Panas sekali...''

Lirihan itu membuat seluruh tubuh Pria itu bangkit. Sorot bola mata coklatnya, menatap tajam wajah Virgi yang sudah tak berdaya.

''Ikut dengan ku, aku akan membayar berapapun yang kau pinta.'' Perlahan, tubuh Virgi terangkat. Ia jatuh kepelukan pria itu.

Rambut ikal berkelompok yang basah, menitikkan air di jas pria itu. Ia tak menghiraukan nya. Dan membawa masuk Virgi kedalam mobil.

''Ke kediaman Hartley, sekarang.'' Perintah Pria itu dengan suara lantang.

''Eghhh, emmm... Lepaskan.'' Berulang kali Virgi mencoba memberontak dari eratnya pelukan Pria itu. Namun, tak kunjung terlepas.

Setelah beberapa menit dalam perjalanan yang meresahkan. Akhirnya mobil terhenti di sebuah rumah besar yang jauh dari kota. Ia langsung membawa Virgi masuk kedalam kamar yang cukup mewah.

Matanya amat sayu memandang langit-langit kamar yang dipenuhi Lampu-lampu kecil bercahaya kuning. Pria itu mematikan semua lampu, hingga yang tersisa hanya cahaya kecil yang menebus masuk dari jendela kamarnya.

''Katakan, berapa harga mu..'' Ucapnya dengan suara berat mendominasi. Ia melonggarkan dasi yang terikat di kerahnya perlahan.

Virgi lagi-lagi tak menjawab. Ia terlarut dalam suasana kamar itu. Karpet berbahan wol, serta sprei yang berdasar bulu angsa menambah nyamannya suasana.

''Are you Virg*n?''

Virgi mengangguk.

''Aku harus bayar berapa untuk wanita perawan? 10 Juta? 100 Juta?'' Tanya pria itu sekali lagi. Tubuh dan perutnya yang atletis terasa mencuat.

''1 Milyar.'' Jawab Virgi singkat.

''Mahal sekali, kita lihat seberapa tahan dirimu. Jika sakit, kau bisa menggigit bahu ku.'' Pria itu tertawa kecil, sambil menunjuk bahu nya.

Tangan kirinya merasuk ke punggung Virgi. Ia mulai membuka kancing kemeja nya satu persatu. Disusul oleh ciuman mematikan khas miliknya.

''Bagus juga cara berciuman mu. Aku kira, gadis seperti mu belum memiliki pengalaman.'' Gurau Pria itu.

Nafas Virgi terdengar berburu. Begitu juga dengan Pria itu. Tatapan mata coklat membakar suasana. Virgi hampir hanyut di dalamnya, ia mencoba tak jatuh dalam pesona Pria itu.

''Aku akan mulai permainannya. Ingat apa yang ku katakan.''

''Ah, hurry!''

''Dasar, gadis yang tak sabaran.''

Bibir seksi milik pria itu mulai mengecup bibir manis Virgi perlahan, tangannya mulai bergerilya di atas lekukan tubuh Virgi.

''Tuan...'' Virgi meringis menahan sakit.

''Panggil aku, Tuan Louise. Kau milikku sekarang.''

''Tuan Louise... nama yang tidak asing.''

**

Permainan tadi malam berakhir 4 Jam lebih. Virgi bahkan hampir kehilangan kesadaran. Sementara Louise yang lelah, merebahkan dirinya disamping Virgi.

Ia terus menatap wajah manis Virgi dengan cap kepemilikan.

Virgi yang lemas hanya bisa melirik Louise tajam. Louise langsung mengerjapkan matanya saat ia menyadari sesuatu. Tampang wajahnya bak serigala yang puas memakan mangsanya.

Sepersekian detik Luise segera mempersiapkan dirinya untuk pergi ke kantor. Ia berpesan kepada seluruh penjaga rumah untuk mengawasi Virgi. Gadis yang sudah di cap miliknya.

''Nona... bangun.'' Ucap salah seorang wanita dengan lembut, ia menggoyangkan tubuh Virgi.

''Sebentar...'' Virgi menggeliat malas. Seluruh tubuhnya terasa patah.

***

Segala sesuatu sudah dipersiapkan untuk Virgi, khusus untuk Virgi. Gaun berwarna peach lembut menyatu dengan tubuhnya. Para pembantu dalam rumah mewah itu menggeleng kan kepalanya berulang kali, memperhatikan manisnya Virgi.

''Lihat lah diriku yang malang ini.'' Celetuk Virgi dihadapan cermin.

''Aku ingin pulang..'' Gumam nya

''Nona, kami sudah berjanji pada Tuan. Anda akan tetap disini.'' Ucap salah seorang pembantu yang mendengar perkataan Virgi barusan.

''Seenaknya saja. Aku juga harus bekerja,'' Gerutu Virgi

''Pokoknya, aku harus keluar dari rumah ini!''

''Nona, ini surat dari Tuan Louise.'' Wanita muda bermata sipit menyodorkan sebuah amplop, yang tak tahu apa isinya.

Virgi menerimanya dengan tangan kosong. Ia mengintip isi amplop tersebut. Betapa terkejutnya dia, melihat sebuah secarik kertas cek senilai 1 Milyar.

''Yang benar saja? Dia membayar ku 1 Milyar? Siapa pria ini sebenarnya?'' Batin Virgi terkejut, namun perasaannya sangat berbunga-bunga.

.

.

.

Seribu satu cara dilakukannya untuk keluar dari rumah mewah itu. Lebih tepatnya seperti kastil bangsawan. Tempat itu lumayan jauh dari kota. Butuh berjalan 1KM untuk menuju terminal bis kota. Terpaksa, kaki-kaki mungilnya berjalan menempuh jarak jauh. Tak peduli gaun bagian bawah nya yang robek.

''Akhirnya aku tiba di rumah.'' Virgi menghela nafas panjang sebelum menarik knop pintunya.

KLAAK

Pintu terbuka.

Betapa terkejutnya Virgi melihat seorang Pria yang tengah duduk di sofa ruang utama. Ia kelihatan tenang dengan kaki yang diletakkan di meja. Virgi kesal, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa setelah mengetahui pria itu ternyata adalah Louise.

Matanya di pejamkan paksa, keningnya berkerut. Rahangnya mulai mengeras. Rasa sabar dalam dirinya sudah habis. Pria mengenakan baju elegan itu melangkah kehadapan Virgi.

''Sudah kubilang 'kan?'' Tangannya mencengkeram dagu Virgi. Kuku-kuku yang tak terlalu panjang itu juga ikut menusuk. Ia meremas nya erat.

''Lepaskan!'' Teriak Virgi

''Kecilkan suara mu. Kau tidak takut, kalau teman mu Victor mengetahui ini? Bahkan, perawan mu kau serahkan pada ku.'' Ia berbisik tepat ditelinga Virgi. Suaranya berat, tatapan matanya menjadi dingin.

PLAAAK

Satu tamparan bersarang di pipi Louise. Virgi dibuat nya naik pitam atas perkataan Louise barusan. Menurutnya, kemarin malam hanya kesalahan semata.

''Berani sekali kamu menampar ku. Kamu tidak tahu aku siapa?''

Virgi menunduk, gigi nya menahan bibirnya sendiri. Tangannya di kepal, mencoba menahan emosi yang ingin meluap.

''Bawa dia!'' Perintah Louise dengan suara lantang. 4 Pria bertubuh bodyguard datang secepat mungkin.

BRUUUK

Tubuh Virgi terhempas di bangku belakang mobil. Disusul oleh Louise yang masuk kedalam mobil.

''Lepaskan aku!'' Virgi berteriak kencang. Namun sepertinya, tidak ada orang yang mendengar teriakannya.

''Berhenti berteriak. Itu hanya akan merusak pita suara mu.'' Ucap Louise dengan aura dingin menusuk.

Ia melonggarkan dasi yang terikat dikerahnya. Jas abu-abu yang dikenakannya pun terbuka. Kedua tangannya menahan bahu Virgi.

''Apa yang kamu inginkan!''

''Jadilah wanita ku.''

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status