Share

(1) Your Price

Penulis: AppleTwisT
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-22 10:52:06

Di sebuah sudut kota, berdiri sebuah Cafe yang tak terlalu besar. Bangunannya sudah termakan umur. Cafe itu didirikan sejak 16 Tahun yang lalu. Tempat dimana sehari-harinya Gadis yang hidup sebatang kara itu, mencari nafkah. Walaupun usianya baru menginjak 18 Tahun ia harus bekerja setiap harinya disana. Mau bagaimana lagi? Kedua orang tua yang seharusnya menafkahinya telah meninggal pada 6 Tahun yang lalu. Itu menjadi luka yang tak bisa pudar dalam diri gadis itu.

Meskipun begitu, Gadis yang akrab disapa Virgi ini memiliki hobi yang unik. Ia suka mempelajari budaya negri sakura.

''Mengapa dunia se absurd ini? rasanya, aku ingin pindah planet. Tempat yang jauh dari sini. Ya, aku memang Alien 'kan?'' Gadis itu terkekeh dengan isi pikirannya sendiri.

Mata sayu nya memandang kosong kedepan. Punggung tangannya menopang dagunya sendiri. Tempat itu terasa hampa. Tak ada satupun pelanggan hari ini. Biasanya, cafe itu selalu ramai pengunjung. Kemana semua orang?

''Anak dari bangsawan Hartley telah kembali. Ia kembali mendirikan perusahaan Keluarga Hartley.'' Matanya langsung tertuju pada televisi kecil yang diletakkan di sudut dinding Cafe itu. Kelihatannya, berita ini sangat menggegerkan.

''Dia kembali? 4 Tahun semenjak kematian Ayahnya dia baru kembali. Darimana saja?'' Tanya nya penasaran.

''Aku tak peduli soal begituan. Aku juga ga pernah tau sosok Tuan Louise. Lebih baik mikirin hidup yang amat Absurd ini,'' Gumam nya dalam hati.

Lonceng terdengar berbunyi, tandanya seseorang membuka pintu Cafe. Ini pelanggan pertama di pagi hari itu. Lamunan Virgi langsung pudar, Sekejap ia melatih bibirnya untuk tersenyum kepada pelanggan.

Seorang pria misterius berjalan ke arah kasir. Ia terlihat mengenakan mantel hangat berwarna Navy terang, lengkap dengan kain wol di kerahnya. Mengenakan topi hitam, layaknya seorang detektif.

Tap tap tap

Langkah kakinya bergema di lantai. Sepatu bot yang dikenakannya mengetuk lantai. Ditambah lagi, Pria itu tinggi besar. Sudah cukup untuk menakuti Virgi. Ia lebih mirip seorang penjahat.

''Tolong, Moccha nya satu,'' Langkahnya terhenti di hadapan Virgi. Suara nya terdengar lembut, membuat Virgi menghela nafas lega.

''Ah, baik.''

Sepersekian detik, Virgi kembali membawa secangkir Moccha di gelas kertas. Ia menyerahkannya perlahan. Pria itu pun menerimanya dengan lembut, tapi dia enggan menatap Virgi.

''Terima kasih. Ini...'' Setelah menerima Moccha dari tangan Virgi, ia menyerahkan sebuah kartu hitam. Yang tak lain, adalah Black Card.

Virgi yang melihatnya sangat-sangat terkejut. Ia melongo dihadapannya. Siapa pria ini sebenarnya?

''Berapa? Bisa pakai ini kan?''

Virgi tak menjawab satu kata pun. Mulutnya seakan tertahan.

''Ambil saja, harga satu gelasnya hanya 1 Dollar. Ambil saja...'' Virgi menunduk hormat kepada pria itu.

Pria itu kelihatan linglung keheranan. Namun ia mengiyakan permintaan Virgi. Dia berbalik dari Virgi yang masih menunduk dan segera berlalu berlalu pergi.

''Aneh..'' Gumam Virgi

***

Malam itu, Virgi kembali ke apartemen kecil miliknya. Hidup sebatang kara pastinya akan sangat kesepian. Oleh karna itu, ia sengaja menyewa apartemen tepat di samping temannya. Namun, ternyata temannya tak pernah meluangkan waktu untuknya.

Victor, adalah satu-satunya teman lelaki yang dimiliki Virgi. Usia mereka terpaut 6 Tahun. Sehari-harinya Victor bekerja di Rumah Sakit utama kota S. Ia ahli dalam bidang perbedahan. Walaupun gajinya cukup tinggi, ia lebih memilih tinggal di apartemen kecil. Asalkan tidak jauh dari Virgi. sejak kecil, mereka selalu bersama.

Bahkan, Virgi sendiri menaruh hati padanya. Namun laki-laki berdarah dingin itu selalu mengabaikannya. Walaupun begitu, Victor orangnya tergolong lembut dan baik hati.

''Sepertinya Victor tidak lembur hari ini,'' Virgi membatin, sambil melepaskan sepatunya. Disusunnya kembali sepatu itu. Yang membuatnya yakin akan kehadiran Victor adalah suara pecahan gelas dari dinding sebelah.

''Sayang...'' Suara wanita penggoda terdengar jelas di telinga Virgi. Virgi tetap mengabaikannya, mungkin itu adalah pacar Victor. Pikirnya

Walaupun rasanya hati Virgi gelisah mendengar nya, Ia tak akan ikut campur dengan urusan pribadi Victor.

''Dia berhak memilih cintanya sendiri. Lalu... untuk apa aku seperti ini?'' Ucap Virgi lirih.

Kucuran air deras terpancar dari shower kamar mandinya. Layaknya di drama, ia menangis di bawah kucuran airnya. Ntah mengapa, suara itu membuat hatinya tertancap oleh paku.

''Aku egois.'' Ucap nya singkat.

''Konyol.'' Satu kata yang melambangkan dirinya

****

Keesokan harinya...

Hari-hari terasa sama. Namun pagi ini dia berbeda, semangat kerjanya mendadak meluap. Pagi itu, Virgi segera berangkat menuju tempat bekerjanya.

''Selamat pagi, Ante.'' Virgi menunduk hormat pada pemilik Cafe tempat ia bekerja.

Ante adalah seorang wanita setengah baya. 2 Tahun yang lalu, ia menemukan Virgi terpuruk dijalanan. Karna kasihan, akhirnya Ante memperbolehkan Virgi bekerja disini. Walaupun gajinya tak seberapa.

''Kamu kelihatan semangat sekali pagi ini,'' Kata Ante ikut gembira.

Virgi hanya melemparkan senyum manisnya berulang kali. Segera ia mengambil apron, dan mulai membersihkan tempat itu.

.

.

.

Malam hari pun tiba. Kali ini hujan mengguyur deras jalanan. Virgi yang tidak membawa payung, terpaksa menunggu di depan Cafe itu sendiri. Tanpa ia sadari, seorang layaknya mata-mata sedang memperhatikan nya dari jauh.

''Tuan? Kita beri tumpangan?'' Tanya pak sopir yang membawa Mobil Pria itu.

''Tidak usah.'' Ucap pria itu pelan. Ia tetap memperhatikan Virgi dari sebalik kaca mobilnya.

Virgi tetap menunggu. Di sela itu, Ia melihat seorang Pria dan wanitanya tengah bercekcok dari seberang jalan. Rasanya ia kenal suara ini. Suara yang agak berat dan nadanya yang tinggi.

''Berantem kok dijalan? Ga malu apa?'' Celetuk Virgi kesal

Lelaki itu menoleh ke arah Virgi. Segera Virgi membuang mukanya. Tak disangka, Lelaki itu adalah Victor.

''Victor?'' Gumam Virgi terkejut. Siapa wanita itu?

Victor membawa wanita itu pergi dari seberang jalan. kebetulan, disana tidak ada satupun orang yang berlalu lalang. Deras nya hujan juga menambah sedu malam itu. Bak di drama Korea, Victor mencium wanita itu dibawah rintikan hujan. Remang cahaya lampu jalanan menambah nikmatnya moment.

Kali ini, Virgi benar-benar tertusuk. Melihat Pria yang ia cintai, mencium seorang wanita. sebelumnya, ia juga pernah mendengar wanita itu memanggil namanya dengan sebutan ''Sayang''

''Jadi itu kekasihnya. Pantas saja, belakangan ini dia sering mengabaikan ku. Bahkan wanita itu terlihat lebih dewasa daripada diriku. Konyol,'' Katanya lirih.

Ia memutuskan berlari menerobos derasnya hujan, daripada melihat pemandangan yang begitu menyakitkan dihadapannya.

Cipratan air jalanan pun tak ia hiraukan. Rintikan cairan kristal tak sanggup ia bendung lagi. Ia sama sekali tidak berhak melarang. Mau bagaimana pun, hubungan mereka sebatas sahabat.

Langkahnya terhenti saat kakinya tergelincir, ia terjatuh menahan sakit. Tak ada satupun orang yang tahu.

''Bawa aku keluar mobil.'' Pria yang sebelumnya memperhatikan Virgi dari dalam mobil, akhirnya memberanikan diri untuk keluar. Hatinya gelisah melihat Virgi yang begitu menyedihkan. walaupun dia tak tahu alasan Virgi menangis.

Cipratan air membasahi celana panjang miliknya. Dibawah teduh payung, ia berjalan menghampiri Virgi.

''Hei, wanita. Berapa harga mu?''

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Billionaire Husband    (30) Warm

    Louise menghembuskan nafas nya kasar, saat tahu Adik nya sendiri yang berkunjung ke sini. Ia bahkan tidak menginginkan keberadaan Anika disini.Sepersekian detik, para suster juga memasuki ruang inap VViP itu, untuk menangani beberapa masalah Virgi. Disaat itu juga Anika memanfaatkan kesempatan untuk mengajak Louise keluar dari sana.Tanpa sepatah kata, Anika menarik tangan Louise untuk beranjak dari sana. Namun Louise mengernyit melihat tingkah adik nya itu. “Aku tidak bisa meninggalkan Virgi disini,” Ucap Louise kukuh.“Sebentar saja, ganti kemeja mu yang di penuhi noda itu. Lagipula Virgi masih dalam penanganan,”Louise akhirnya yakin untuk mengikuti adik nya, mereka terlebih dahulu mengganti kemeja Louise.“Aku tidak tahu kau peduli dengan ku,” Seringai Louise seusai mengganti kemeja nya.Anika hanya tersenyum tipis sebelum menjawab perkataan Louise, “Tadi aku tidak sengaja bertemu dengan Rayen, ia menitipkan itu padaku. Jangan salah paham kak,” Jelas Anika. Louise juga tidak hera

  • Billionaire Husband    (29) Iba

    “Kau fikir, kau punya hak menanya kan hal itu?” Louise membalas tajam pertanyaan Victor. Iris mata nya masih terlihat tenang seakan tidak merasa bersalah atas kejadian ini.“You mf!” Victor mengumpat dengan kesal nya mendengar jawaban Louise. Ia melepas paksa kerah kemeja Louise.Victor mengatur nafas nya yang berburu sejenak, mencoba tidak membuat keributan di lantai lorong rumah sakit ini. Tangan nya tetap mengepal rapi di samping jas sneli putih rapi miliknya, pandangan nya tetap profesional.Sementara Louise dengan angkuh melipat kedua tangan nya di depan dada bidang miliknya, mengklaim bahwa ia adalah penguasa di kota ini. Siapapun tidak akan berani merampas apa yang dimiliki nya.“Bukan berarti karna anda penguasa di kota ini, anda seenaknya memperlakukan gadis malang seperti Virgi. Jika anda belum mengetahui masa lalu nya yang buruk, sebaiknya anda menjauhi gadis itu.” Jelas Victor dengan formal nya.Louise tertawa tipis setelah mendengar lontaran perkataan itu, apa yang dimaks

  • Billionaire Husband    (28) Please help me, Sir

    “Sakit..” Rilih Virgi pelan, nada bicara nya membuktikan bahwa dia sedang menahan rasa sakit. Tangan tangan mungil Virgi mulai mencengkram perut nya erat, perut dan punggung bawah nya terasa kram yang parah. aliran dar*h mengucur perlahan dari paha hingga betis nya. Virgi tetap menduduk, tidak ingin membuat suara kebisingan disini. Sementara di sisi kamar Louise, terlihat Louise sedang meringkuk di atas ranjang nya. Mencoba merenungi apa yang telah di lakukan nya. Wajah penyesalan nya mulai terlihat, kedua alis nya tampak mengkerut. Ia mulai menggigit bibir nya sendiri. “Apa aku terlalu kasar dengan nya?” Pertanyaan itu muncul dalam benak Louise. “Aghh, Aku menyesal? Heuh?” dengus Louise, seraya menarik garis bibir nya. “Gadis yang tidak bisa diatur patut menerima konsekuensi nya,” Ucap Louise dengan ego nya sendiri. Louise beranjak dari ranjang, telapak kaki nya tidak sengaja menginjak sesuatu. Benar saja, ia menginjak bungkus pil kontrasepsi yang masih terkemas rapi. Benda yan

  • Billionaire Husband    (27) Ingin Membantah?

    Tidak ada derap langkah atau tanda tanda Louise sebelum nya, kedua bodyguard yang di sediakan khusus untuk Orlando juga gelagapan saat melihat kehadiran Louise disini. Semua nya membisu hingga keheningan mulai tercipta.Orlando memiringkan garis bibir nya, tergurat senyum licik di bibir tipis nya itu. "Gadis mu juga tidak menolak ku,"Virgi tercengang mendengar jawaban Louise yang seolah melempar serangan balik pada Virgi sendiri.Apa - Apaan Pria ini, dia sengaja menjatuh kan ku dalam lubang hitam? Begitu?Louise menarik tangan Virgi paksa hingga keduanya keluar dari tempat itu. Louise sama sekali tidak peduli decitan yang keluar dari mulut Virgi karna Louise mencengkeram nya dengan kuku - kuku nya."Siapa yang mengizinkan mu keluar dari kamar ku? Dan berani melangkah keluar dari kediaman Louise Hartley?" Louise menatap sengit Virgi dengan nada bicara setiap kata nya terdengar sombong."Apa hak mu mengurung ku di kastil besar milik mu, layak nya penjara. Apa ini kutukan tuhan atas do

  • Billionaire Husband    (26) 4 Pria

    Pagi hari tiba, matahari sudah menerbit kan dirinya, barulah Virgi bangkit dari ranjang Louise. Sementara Louise sudah berada di kantor sejak pagi sekali."Gila, dia benar benar membuang semua pil konstrasepsi nya. Apa dia akan tanggung jawab dengan keadaan ku?" Celetuk Virgi kesal dengan bibir yang berkedut ketakutan. Virgi hampir tidak bisa bangkit karna seluruh punggung nya merasakan sakit yang luar biasa.Akhirnya di siang terik itu, Virgi pergi dengan setelan pakaian nya layaknya buronan yang kabur dari penjara, penjara cinta Louise maksudnya."Nona, anda ingin pergi kemana?" Tanya salah seorang pembantu mendapati Virgi yang tengah linglung mencari masker."Tuan Muda Louise memanggil ku," Virgi menjawab dengan nada gelagap. Jangan sampai mereka mengadukan Virgi.Virgi mengikat rambut nya yang terurai, ia sembunyikan dalam topi Hoodie hitam. Memberanikan dirinya melangkah sendiri tanpa Rayen yang biasanya berada di samping nya.Kaki kaki mungil nya berlari menuju halte kota, sudah

  • Billionaire Husband    (25) Satu Permintaan

    "Tapi aku masih belum menemukan apapun disini, hanya beberapa orang dengan sikap layaknya orang Purba.""Benar yang dikatakan Tuan Orlando, Tuan Orlando adalah pemimpin badan intelijen pemerintah," Jelas Rayen sekali lagi.Louise sama sekali tidak tertarik untuk ikut campur dengan urusan Orlando. Sedangkan Virgi hanya menghela nafas lega, karna Xafier yang di kenalnya bukan lah orang Jahat.***"Ingin minum teh dulu?" Ucap Orlando saat tiba di halaman luas kediaman keluarga Zeyn. Halaman belakang nya begitu luas, sampai sampai Helikopter bisa terparkir disana.Virgi terperangah melihat kediaman keluarga Zeyn. Layak nya kastil bangsawan yang terletak di sudut kota, tidak kalah jauh dengan luas nya kediaman Louise. Meskipun kasta keluarga Zeyn dibawah keluarga Hartley.Louise hanya menggelengkan kepala nya kuat, menolak undangan Orlando mentah mentah. Sementara Virgi menggaruk kepala nya yang tidak gatal, dia hanya mengikuti perintah Louise.Helikopter itu kembali meluncur ke udara. Sej

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status