Share

(8) Anika

Penulis: AppleTwisT
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-22 11:25:24

Virgi membuka matanya perlahan, terlihat remang remang cahaya lampu menembus bola matanya. Bayangan seorang pria yang samar samar ikut terekam dalam matanya.

''Kau sudah sadar?'' Louise mencium punggung tangan Virgi. Bola mata gelapnya memancarkan aura kekhawatiran yang dalam.

''Aku dimana?'' Virgi bertanya balik.

Louise sedikit mendekat ke wajahnya, dan berbisik tepat ditelinga Virgi.

''Kau dikamar ku. dan ini di atas ranjang ku,'' Bisik Louise sedikit menggoda.

Virgi hanya memutarkan kedua bola matanya, sambil memutar otaknya kilas balik pada kejadian tadi. Sungguh, nyawanya sedikit lagi melayang karna terperosok ke masalah yang seharusnya tidak ia ikut campur.

Ia bernafas lega saat ini.

''Kau memang gadis pembuat masalah.'' Goda Louise.

Ia merogoh saku Virgi dan menemukan secarik foto masa kecilnya. Wajah Louise merah padam, ia menyesal telah merogoh saku Virgi.

''Oh.. sh*t..''

Virgi menariknya kembali, sudah dipikirkan nya dari awal untuk menjadikan foto itu sebagai bahan ejekan, atau saja ancaman.

Louise kembali berdiri membelakangi Virgi, ia menahan tawa sekaligus malu. wajahnya ia pendam dari sebalik telapak tangannya. Di sela itu, ia teringat sebuah ''kompensasi''

''Aku harus merancang kembali style mawar besi. Itu cukup melelahkan, tapi untungnya itu adalah rancangan yang palsu. Mawar besi adalah warisan utama keluarga Hartley. Tidak mungkin jika aku menukarnya dengan gadis seperti mu,'' Jelas Louise dengan iris mata yang sengit.

Virgi mengangkat tubuhnya dari kasur. Ia terdiam sejenak mendengar perkataan Louise yang begitu serius.

''Kenapa kau membiarkan ku selamat? Aku memang tidak ada apa apanya. Aku gadis payah, lebih baik aku mati daripada diselamatkan oleh iblis seperti mu.'' Lirih Virgi.

Louise terbelalak mendengarnya, ia langsung membalikkan badannya. Rahang nya menjadi keras. Pria tegap berbaju elegan itu mendekat ke arah Virgi, dan menangkap kedua tangan mungilnya. Begitu erat.

Kedua pipi Virgi habis diremas olehnya, cengkeraman nya juga semakin kuat.

''Hmmpp!"

''Kau memang gadis nakal yang tidak tau cara mengucapkan terimakasih. Apakah aku harus memberi mu satu pelajaran?''

PLAAAKK

Virgi terdiam, pipinya begitu panas setelah tangan besar itu hinggap. pandangan matanya kosong, namun cairan kristal terlihat bergulir perlahan dari pipinya.

Louise menyeret paksa Virgi dari atas ranjang, ia menggiring nya kelantai bawah. tepatnya di gudang. kesabarannya kini habis penuh. Dia bukan seperti Louise yang asli.

''Tuan.. Tapi nona, baru saja...'' Kata Rayen sembari mencegat.

Virgi tak memberontak, ataupun bicara. Begitu juga dengan Louise, ia tak menjawab apapun. Pandangan matanya menjadi dingin.

BRAAAKK

''Terserah,'' Ucap Louise dengan tatapan pasrah.

Ia mencampakkan Virgi pada lantai gudang itu. Cairan kristal itu bertambah deras, ia menangis tanpa suara. Menanggung semua luka yang ada dihadapannya.

Louise membalikkan badannya setelah mengunci pintu gudang itu. Tak ada satupun celah kesempatan Virgi keluar dari sini. Hanya remang cahaya yang masuk dari ventilasi kecil. Sepertinya ini sudah malam.

''Aku gadis payah. Kapan aku bisa terbebas dari sini? Aku benci kehidupan ku... dimana Victor, hiks''

--

''Tuan, apa nona akan baik baik saja?'' Rayen yang cemas hanya bisa bertanya pada Louise berulang kali.

Louise hanya terdiam, ada rasa penyesalan dalam lubuk hatinya. Namun rasanya semuanya terbendung oleh kata ''pria iblis''

''Kapan Tuan besar Hartley datang?'' Louise bertanya balik pada Rayen.

''Sekitaran pukul 8 malam nanti, tuan.''

***

Pukul 20.00

''Kakak!'' Gadis berambut pendek terlihat menghampiri Louise.

Segera gadis itu memeluk erat Louise. Ia terlihat seperti jamur yang berjalan dengan rambut bob nya.

Kemudian seorang pria paruh baya datang kehadapan Louise dengan beberapa bodyguardnya. Suasana sedikit tegang. Mereka pergi ke ruang keluarga untuk membicarakan sesuatu.

--Di sela itu

''Anika. Kakak boleh minta tolong?''

Gadis berambut bob yang diketahui bernama Anika itu segera mengangguk pelan.

''Kamu pergi ke gudang, memberi makan anjing. Di meja makan ada sedikit buah, sekalian.'' Titah Louise dengan suara setengah berbisik.

Anika segera melaksanakan perintahnya, dan rapat keluarga akan segera di mulai.

''Aneh. Aku kira kakak tidak pernah memelihara anjing. Atau.. Tapi bahkan dia tidak menyukai anjing. Bagaimana bisa?'' Gumam Anika saat tiba di meja makan.

***

KLAAK

Pintu gudang tua itu terbuka. Hanya hening dan gelap disana. Tidak ada suara gonggongan anjing, maupun tanda tanda kehadiran anjing. Sepasang bola mata biru dingin itu menatap lesu wajah Anika. Gadis malang itu, Virgi. Ia meringkuk di sudut kamar sedikit senggugukan.

''Jadi ini yang dimaksud anjing.'' Batin Anika dalam hatinya.

''Selamatkan aku..'' Ucap Virgi lesu.

Anika iba di buat nya. Namun ia tak akan menyimpang dari perintah Louise. dia hanya akan memberi makan pada ''anjing'' kesayangan nya.

''Kakak ku menyuruh untuk mengantarkan ini pada mu. Makan lah,'' Anika menyerahkan nya.

Namun Virgi terlihat menolak, sama sekali tidak memperduli kan ucapan Anika. Dia tetap meringkuk di sudut sana. satu tangan nya menjuntai di lantai. Layaknya seorang yang berada dalam fase 'Ingin mati'. Rasanya, dia tak sanggup lagi untuk berada disini.

''Kamu simpanan Louise?'' Tanya Anika dengan nada yang tenang.

Virgi terdiam sejenak.

''Bukan.'' Jawabnya singkat

''Lalu?''

''Ntahlah. Mungkin boneka nya,'' Jawab Virgi kembali.

Anika tertegun, tak heran jika kakak nya berbuat seperti ini. Louise memang sosok yang dingin dan kejam. Di mata keluarganya, dia hanyalah seorang anak kecil menggemaskan.

Virgi menatap pintu tua yang terbuka lebar itu. Ada satu ide yang terbesit di pikiran nya. Namun butuh waktu yang tepat untuk kabur dari sini. Tanpa berfikir panjang, ia bangkit dari duduk nya. Anika mengira kalau dia akan memakan makanan nya. Tapi..

''Selamat tinggal,'' Lirih Virgi setelah mencapai pintu itu.

Ia bingung akan kemana, seisi rumah terlihat hening karna sudah larut malam. Kaki mungilnya menapaki anak tangga dengan cepat. Di salah satu ruangan yang yang berada pada satu lorong pintu, terdengar keributan. Seorang pria paruh baya yang mengamuk. Virgi mencoba mendekati pintu ruangan itu, untuk melihat apa yang terjadi.

PLAAAKK

Terdengar suara tamparan yang sangat keras. Itu cukup membuat Virgi gemetar, ia teringat akan masa kecil nya. Namun bukan saatnya untuk memikirkan hal itu. Dia tertegun saat melihat Pria tegap berambut coklat gelap dengan beberapa luka di pipi nya. Yang tak lain adalah Louise.

SPLAASSHH

Se gelas yang berisi Anggur Merah itu bersarang di wajah nya. Rambut coklat itu terlihat basah penuh. Jantung Virgi berdebar kencang, di situasi yang seperti ini ia jatuh syok.

BRAAKK

Saat Virgi ingin memundurkan langkahnya, ia kembali terjatuh. Langkah nya tak sanggup menahan lagi.

''Siapa itu? Beraninya menguping pembicaraan,'' Pria paruh baya itu mulai bersuara.

Louise memiringkan garis bibirnya, sepertinya dia tahu itu siapa.

BERSAMBUNG --

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Billionaire Husband    (30) Warm

    Louise menghembuskan nafas nya kasar, saat tahu Adik nya sendiri yang berkunjung ke sini. Ia bahkan tidak menginginkan keberadaan Anika disini.Sepersekian detik, para suster juga memasuki ruang inap VViP itu, untuk menangani beberapa masalah Virgi. Disaat itu juga Anika memanfaatkan kesempatan untuk mengajak Louise keluar dari sana.Tanpa sepatah kata, Anika menarik tangan Louise untuk beranjak dari sana. Namun Louise mengernyit melihat tingkah adik nya itu. “Aku tidak bisa meninggalkan Virgi disini,” Ucap Louise kukuh.“Sebentar saja, ganti kemeja mu yang di penuhi noda itu. Lagipula Virgi masih dalam penanganan,”Louise akhirnya yakin untuk mengikuti adik nya, mereka terlebih dahulu mengganti kemeja Louise.“Aku tidak tahu kau peduli dengan ku,” Seringai Louise seusai mengganti kemeja nya.Anika hanya tersenyum tipis sebelum menjawab perkataan Louise, “Tadi aku tidak sengaja bertemu dengan Rayen, ia menitipkan itu padaku. Jangan salah paham kak,” Jelas Anika. Louise juga tidak hera

  • Billionaire Husband    (29) Iba

    “Kau fikir, kau punya hak menanya kan hal itu?” Louise membalas tajam pertanyaan Victor. Iris mata nya masih terlihat tenang seakan tidak merasa bersalah atas kejadian ini.“You mf!” Victor mengumpat dengan kesal nya mendengar jawaban Louise. Ia melepas paksa kerah kemeja Louise.Victor mengatur nafas nya yang berburu sejenak, mencoba tidak membuat keributan di lantai lorong rumah sakit ini. Tangan nya tetap mengepal rapi di samping jas sneli putih rapi miliknya, pandangan nya tetap profesional.Sementara Louise dengan angkuh melipat kedua tangan nya di depan dada bidang miliknya, mengklaim bahwa ia adalah penguasa di kota ini. Siapapun tidak akan berani merampas apa yang dimiliki nya.“Bukan berarti karna anda penguasa di kota ini, anda seenaknya memperlakukan gadis malang seperti Virgi. Jika anda belum mengetahui masa lalu nya yang buruk, sebaiknya anda menjauhi gadis itu.” Jelas Victor dengan formal nya.Louise tertawa tipis setelah mendengar lontaran perkataan itu, apa yang dimaks

  • Billionaire Husband    (28) Please help me, Sir

    “Sakit..” Rilih Virgi pelan, nada bicara nya membuktikan bahwa dia sedang menahan rasa sakit. Tangan tangan mungil Virgi mulai mencengkram perut nya erat, perut dan punggung bawah nya terasa kram yang parah. aliran dar*h mengucur perlahan dari paha hingga betis nya. Virgi tetap menduduk, tidak ingin membuat suara kebisingan disini. Sementara di sisi kamar Louise, terlihat Louise sedang meringkuk di atas ranjang nya. Mencoba merenungi apa yang telah di lakukan nya. Wajah penyesalan nya mulai terlihat, kedua alis nya tampak mengkerut. Ia mulai menggigit bibir nya sendiri. “Apa aku terlalu kasar dengan nya?” Pertanyaan itu muncul dalam benak Louise. “Aghh, Aku menyesal? Heuh?” dengus Louise, seraya menarik garis bibir nya. “Gadis yang tidak bisa diatur patut menerima konsekuensi nya,” Ucap Louise dengan ego nya sendiri. Louise beranjak dari ranjang, telapak kaki nya tidak sengaja menginjak sesuatu. Benar saja, ia menginjak bungkus pil kontrasepsi yang masih terkemas rapi. Benda yan

  • Billionaire Husband    (27) Ingin Membantah?

    Tidak ada derap langkah atau tanda tanda Louise sebelum nya, kedua bodyguard yang di sediakan khusus untuk Orlando juga gelagapan saat melihat kehadiran Louise disini. Semua nya membisu hingga keheningan mulai tercipta.Orlando memiringkan garis bibir nya, tergurat senyum licik di bibir tipis nya itu. "Gadis mu juga tidak menolak ku,"Virgi tercengang mendengar jawaban Louise yang seolah melempar serangan balik pada Virgi sendiri.Apa - Apaan Pria ini, dia sengaja menjatuh kan ku dalam lubang hitam? Begitu?Louise menarik tangan Virgi paksa hingga keduanya keluar dari tempat itu. Louise sama sekali tidak peduli decitan yang keluar dari mulut Virgi karna Louise mencengkeram nya dengan kuku - kuku nya."Siapa yang mengizinkan mu keluar dari kamar ku? Dan berani melangkah keluar dari kediaman Louise Hartley?" Louise menatap sengit Virgi dengan nada bicara setiap kata nya terdengar sombong."Apa hak mu mengurung ku di kastil besar milik mu, layak nya penjara. Apa ini kutukan tuhan atas do

  • Billionaire Husband    (26) 4 Pria

    Pagi hari tiba, matahari sudah menerbit kan dirinya, barulah Virgi bangkit dari ranjang Louise. Sementara Louise sudah berada di kantor sejak pagi sekali."Gila, dia benar benar membuang semua pil konstrasepsi nya. Apa dia akan tanggung jawab dengan keadaan ku?" Celetuk Virgi kesal dengan bibir yang berkedut ketakutan. Virgi hampir tidak bisa bangkit karna seluruh punggung nya merasakan sakit yang luar biasa.Akhirnya di siang terik itu, Virgi pergi dengan setelan pakaian nya layaknya buronan yang kabur dari penjara, penjara cinta Louise maksudnya."Nona, anda ingin pergi kemana?" Tanya salah seorang pembantu mendapati Virgi yang tengah linglung mencari masker."Tuan Muda Louise memanggil ku," Virgi menjawab dengan nada gelagap. Jangan sampai mereka mengadukan Virgi.Virgi mengikat rambut nya yang terurai, ia sembunyikan dalam topi Hoodie hitam. Memberanikan dirinya melangkah sendiri tanpa Rayen yang biasanya berada di samping nya.Kaki kaki mungil nya berlari menuju halte kota, sudah

  • Billionaire Husband    (25) Satu Permintaan

    "Tapi aku masih belum menemukan apapun disini, hanya beberapa orang dengan sikap layaknya orang Purba.""Benar yang dikatakan Tuan Orlando, Tuan Orlando adalah pemimpin badan intelijen pemerintah," Jelas Rayen sekali lagi.Louise sama sekali tidak tertarik untuk ikut campur dengan urusan Orlando. Sedangkan Virgi hanya menghela nafas lega, karna Xafier yang di kenalnya bukan lah orang Jahat.***"Ingin minum teh dulu?" Ucap Orlando saat tiba di halaman luas kediaman keluarga Zeyn. Halaman belakang nya begitu luas, sampai sampai Helikopter bisa terparkir disana.Virgi terperangah melihat kediaman keluarga Zeyn. Layak nya kastil bangsawan yang terletak di sudut kota, tidak kalah jauh dengan luas nya kediaman Louise. Meskipun kasta keluarga Zeyn dibawah keluarga Hartley.Louise hanya menggelengkan kepala nya kuat, menolak undangan Orlando mentah mentah. Sementara Virgi menggaruk kepala nya yang tidak gatal, dia hanya mengikuti perintah Louise.Helikopter itu kembali meluncur ke udara. Sej

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status