Share

(4) Stay

Author: AppleTwisT
last update Last Updated: 2022-01-22 10:53:15

''Hentikan! Menjauh dari ku..'' Virgi membentak.

Louise mengangkat tubuhnya menjauh dari wanita itu. Ia masih sadar, kalau Virgi sedang sakit.

''Kata dokter, hari ini kamu sudah bisa pulang. Siang nanti kita akan pulang ke rumah.'' Ucap Louise datar.

''Ke rumah? Maksud mu rumah ku?'' Tanya Virgi penuh harapan. Ia sangat merindukan apartemennya, walaupun baru beberapa hari ditinggal.

''Jangan berharap.'' Jawab nya singkat. Virgi sangat mengerti maksud perkataan singkat nya itu. Tapi.. sampai kapan dia akan tinggal dengan pria bejat ini?

***

Seperti yang dikatannya tadi, Tak lama kemudian mereka pulang menuju rumah. Rayen masih setia mendampingi mereka berdua.

Setibanya dalam rumah mewah itu, Virgi hanya menaruh tatapannya kebawah. Hanya menatap ubin marmer itu. Ia mengikuti langkah kaki Louise perlahan, semua pembantu di dalamnya hanya mencuri-curi pandang antar mereka.

''Kau harus beristirahat.'' Kata Louise lirih, saat tiba di depan pintu kamar mewah itu.

''Em, iya... tapi anu. Dimana kamar untukku?'' Tanya Virgi gugup. Bibirnya berkedut. Pria itu sama sekali tak menjawab, itu yang membuatnya semakin canggung. Untung saja, Louise berdiri membelakangi dirinya.

''Disini. Kita akan berbagi kamar.'' Louise menarik tangan Virgi sambil memutar knop pintu. Dan menutupnya balik.

Tangan mungil gadis itu tertarik hingga terjatuh keatas kasur luas Louise. Virgi yang terkejut hanya bisa membuang pandangannya dari Louise.

''Tidur, pejamkan mata mu.'' Titah Pria itu dengan suara tinggi.

''Dia gila. Aku sama sekali tak mengantuk, bagaimana aku akan tidur?'' Celetuk Virgi dalam hatinya.

Virgi mencoba memejamkan matanya, seperti yang dititahkan oleh Louise. Sementara Louise, masih setia menunggu dirinya di atas ranjang. Gelisah hati Virgi sekarang.

''Mengapa pria iblis ini terus menunggu ku? Apakah dia tidak lelah menunggu ku semalaman di rumah sakit?'' Gumam Virgi.

''Buka lah mata mu. Itu hanya akan menyiksa mu sendiri.'' Ucap Pria bermata coklat gelap itu.

Mendengar perkataan Louise, Virgi dengan cepat membuka matanya. Pandangannya samar-samar menatap Pria berambut hitam pekat itu.

''Kapan aku akan bebas dari sini...'' Gumamnya pelan, hatinya sangat tak nyaman melihat Pria itu ada disisinya. Dan rumah yang tak terasa akrab ini juga menambah kegelisahan dalam hatinya. Bisa saja, sewaktu-waktu Louise menyakitinya.

''Tidak bisa kah kamu mengucapkan terima kasih padaku?!'' Suara nya begitu menggelegar bak petir di siang bolong. Suara itu memenuhi satu ruangan. Tapi sepertinya, tak ada yang akan mendengar suara itu dari luar. karna ruangan ini sengaja dibuat kedap suara.

KRAAAK

Baju rumahan yang dikenakan Virgi robek total, karna ulah Louise yang sudah kehabisan rasa sabar. Kini, bagian depan tubuh Virgi terbuka. Wajahnya merah padam. Sementara, kain baju itu masih erat di tangan Louise.

Tubuh Virgi terasa sesak, karna tubuh Louise menindihnya diatas. Rasanya seperti dililit ular piton yang berbobot besar. Louise mencengkeram erat bahu Virgi hingga memerah.

''Ahggggg...'' Virgi mendecit, cengkeraman tangan itu semakin erat lagi.

''Apakah ini menyakitimu?''

Virgi mengangguk.

Tangan Louise merambat ke paha mulus milik gadis kecil itu. Ia hanya mengelus nya lembut. Bibir seksinya mulai menyentuh bibir tipis milik Virgi.

Setelah tautan itu terpisah, ia berkata pelan. ''Milikku!''

Wajahnya ia sandarkan pada perut Virgi yang telanjang tanpa sehelai kain. Ntah mengapa, kulitnya terasa hangat saat wajah Louise berada diatasnya. Cairan kristal hangat ikut mengalir diatasnya.

''Hiks.'' Louise terdengar senggugukan.

Virgi hanya membatu sejenak, tak jelas apa yang membuat Louise merintikkan air mata seperti itu. Sifat Pria ini memang susah ditebak. Jari-jari nya mulai menyelip di rambut halus berwarna hitam pekat milik Louise.

''Tenang lah...'' Suara Virgi terdengar lembut, membuat Louise terasa hangat. Tangan-tangan kini lekat di punggung Virgi.

Virgi sengaja membiarkannya seperti ini, karna memang ini disebutnya dengan tindakan kasih sayang, secara tak langsung Virgi mengucapkan terima kasihnya dengan tindakannya.

''Ini belum berakhir, tetap lah disini bersama ku.'' Pintanya.

''Tapi sebelumnya... Cium aku.''

Mendengar permintaan itu, Virgi langsung mengangkat tangannya menggapai pipi Louise lembut. Perlahan menyentuh bibir seksi milik Pria bermata coklat gelap itu.

Louise tersenyum tipis, Ia melembutkan pandangannya. Terpancar tatapan kesepian dalam dirinya. Louise memindahkan posisinya tepat di samping Virgi.

''Berjanjilah. Tetap disini.'' Pintanya kembali. Tangannya menyelip di bawah kepala Virgi. Sentuhan samar-samar itu membuat Virgi bergidik.

*

Louise tertidur dengan posisi tengkurap. Tangannya masih dalam keadaan mengelus pipi Virgi lembut. Kini, tubuh mungil Virgi berada satu selimut dengan Louise. Selimut Virgi menutupi badannya hingga ke leher. Sementara di sisi Louise, hanya menutup hingga pinggangnya saja. Perut kekarnya terlihat bernafas lega menyentuh udara.

Virgi membuka matanya perlahan, menatap pria itu lembut. Ia terlihat sudah tertidur pulas. Perlahan, ia mengangkat tangan Louise dari pipinya agar Louise tak terbangun. Dan menaruhnya kembali di atas selimut.

Wajah tertidur Louise terlihat berbeda, ia kelihatan tenang. Sepertinya ini sosok asli dari Louise. Lembut dan tenang, alis tebal itu menambah aura kesejukan dalam dirinya. Berbeda saat Louise menaruh tatapan menikam padanya. Lalu, apa yang membuat dirinya menjadi Pria kasar dan kejam pada setiap lawannya?

Virgi menarik nafas panjang sejenak. Ia mengendap turun dari ranjang. Langkahnya begitu perlahan. Ia mengambil baju Louise yang terlepas di lantai saat Louise sendiri yang melepaskannya dalam keadaan bernafsu.

Virgi dengan perlahan, sangat perlahan. Memasukkan lengan baju itu ke tangannya. Menutup tubuhnya dengan baju yang kebesaran itu ke badan kurus miliknya. Karna memang, baju yang dikenakannya tadi sudah robek.

''Semoga pria bejat ini tak terbangun.'' Virgi membatin sejenak.

Sangking keburu-burunya, Virgi tak sempat mengancing baju itu. Ia hanya saling melewatkan satu sisinya. Dan kembali melanjutkan langkah kecil nya. Ia membuka knop pintu mewah itu dengan perlahan, berusaha tidak menciptakan bunyi.

Akhirnya ia berhasil keluar.

''Hkkk!'' Virgi terkesiap di sebalik pintu. Mulutnya tertahan. Tak ada satupun orang yang melihatnya.

''Nona Virgi?'' Rayen mengernyit saat mendapati Virgi yang terlihat ketakutan.

''Ssstt...'' Virgi berbisik, menaruh telunjuk dimulutnya sebagai gestur untuk tidak berisik.

Rayen yang mengerti maksud gadis kecil itu, langsung mengecilkan suaranya.

''Ehemm... emm'' Rayen bergumam, mengalihkan pandangan matanya dari Virgi yang hanya mengenakan baju tipis. Itu terlihat menggairahkan, apalagi dengan tubuh Virgi yang begitu menggoda.

''Ah maaf, apakah kalian masih punya kamar kosong?'' Tanya Virgi gugup, ia menyadari maksud Deheman dari Rayen.

''Ikut aku.'' Ucap Rayen singkat, ia menuntun langkah Virgi hingga tiba di kamar kosong yang agak berdebu.

''Nona bisa istirahat disini.''

Rayen meninggalkan Virgi sendiri disana. Sementara Virgi langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur empuk berwarna pink muda itu. Warna itu sangat menggemaskan baginya.

Ia terlelap kembali.

***

Remang-remang mentari pagi menusuk mata Virgi yang masih nyaman terlelap. Dengan sangat terpaksa, ia membuka matanya perlahan untuk memulai aktifitas paginya.

''Pagi...'' Suara pria lembut terdengar berada di sampingnya. Ia membatu saat mendapati Louise sudah berada disisinya. Sudah rapi dengan pakaian kantor, dengan jas biru dongker.

''Kau..'' Virgi terpaku.

''Sudah ku bilang berapa kali? Untuk tetap tinggal. Tapi kau malah kabur, kau sangat nakal.''

''Hentikan, itu membuat ku muak.'' Celetuk Virgi kesal.

''Tapi... Lihat lah gadis seksi mengenakan kemeja tipis ini.''

Perlahan, tubuh Virgi terangkat dari kasur. Wajahnya masih terlihat berantakan.

''Kau mau apa!! Turunkan aku!''

''Jangan berpikir yang aneh-aneh. Aku sudah bersiap seperti ini. Tak mungkin melakukan itu lagi. Em, lagipula aku tak ingin membuat mu jatuh sakit lagi. Dasar gadis lemah.'' Louise terkekeh, langkahnya terus menuju kamar mandi yang ada di kamar luas itu.

''Terus, kamu mau apa?''

''Aku hanya ingin membersihkan tubuh mungil ini.''

*

Bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Billionaire Husband    (30) Warm

    Louise menghembuskan nafas nya kasar, saat tahu Adik nya sendiri yang berkunjung ke sini. Ia bahkan tidak menginginkan keberadaan Anika disini.Sepersekian detik, para suster juga memasuki ruang inap VViP itu, untuk menangani beberapa masalah Virgi. Disaat itu juga Anika memanfaatkan kesempatan untuk mengajak Louise keluar dari sana.Tanpa sepatah kata, Anika menarik tangan Louise untuk beranjak dari sana. Namun Louise mengernyit melihat tingkah adik nya itu. “Aku tidak bisa meninggalkan Virgi disini,” Ucap Louise kukuh.“Sebentar saja, ganti kemeja mu yang di penuhi noda itu. Lagipula Virgi masih dalam penanganan,”Louise akhirnya yakin untuk mengikuti adik nya, mereka terlebih dahulu mengganti kemeja Louise.“Aku tidak tahu kau peduli dengan ku,” Seringai Louise seusai mengganti kemeja nya.Anika hanya tersenyum tipis sebelum menjawab perkataan Louise, “Tadi aku tidak sengaja bertemu dengan Rayen, ia menitipkan itu padaku. Jangan salah paham kak,” Jelas Anika. Louise juga tidak hera

  • Billionaire Husband    (29) Iba

    “Kau fikir, kau punya hak menanya kan hal itu?” Louise membalas tajam pertanyaan Victor. Iris mata nya masih terlihat tenang seakan tidak merasa bersalah atas kejadian ini.“You mf!” Victor mengumpat dengan kesal nya mendengar jawaban Louise. Ia melepas paksa kerah kemeja Louise.Victor mengatur nafas nya yang berburu sejenak, mencoba tidak membuat keributan di lantai lorong rumah sakit ini. Tangan nya tetap mengepal rapi di samping jas sneli putih rapi miliknya, pandangan nya tetap profesional.Sementara Louise dengan angkuh melipat kedua tangan nya di depan dada bidang miliknya, mengklaim bahwa ia adalah penguasa di kota ini. Siapapun tidak akan berani merampas apa yang dimiliki nya.“Bukan berarti karna anda penguasa di kota ini, anda seenaknya memperlakukan gadis malang seperti Virgi. Jika anda belum mengetahui masa lalu nya yang buruk, sebaiknya anda menjauhi gadis itu.” Jelas Victor dengan formal nya.Louise tertawa tipis setelah mendengar lontaran perkataan itu, apa yang dimaks

  • Billionaire Husband    (28) Please help me, Sir

    “Sakit..” Rilih Virgi pelan, nada bicara nya membuktikan bahwa dia sedang menahan rasa sakit. Tangan tangan mungil Virgi mulai mencengkram perut nya erat, perut dan punggung bawah nya terasa kram yang parah. aliran dar*h mengucur perlahan dari paha hingga betis nya. Virgi tetap menduduk, tidak ingin membuat suara kebisingan disini. Sementara di sisi kamar Louise, terlihat Louise sedang meringkuk di atas ranjang nya. Mencoba merenungi apa yang telah di lakukan nya. Wajah penyesalan nya mulai terlihat, kedua alis nya tampak mengkerut. Ia mulai menggigit bibir nya sendiri. “Apa aku terlalu kasar dengan nya?” Pertanyaan itu muncul dalam benak Louise. “Aghh, Aku menyesal? Heuh?” dengus Louise, seraya menarik garis bibir nya. “Gadis yang tidak bisa diatur patut menerima konsekuensi nya,” Ucap Louise dengan ego nya sendiri. Louise beranjak dari ranjang, telapak kaki nya tidak sengaja menginjak sesuatu. Benar saja, ia menginjak bungkus pil kontrasepsi yang masih terkemas rapi. Benda yan

  • Billionaire Husband    (27) Ingin Membantah?

    Tidak ada derap langkah atau tanda tanda Louise sebelum nya, kedua bodyguard yang di sediakan khusus untuk Orlando juga gelagapan saat melihat kehadiran Louise disini. Semua nya membisu hingga keheningan mulai tercipta.Orlando memiringkan garis bibir nya, tergurat senyum licik di bibir tipis nya itu. "Gadis mu juga tidak menolak ku,"Virgi tercengang mendengar jawaban Louise yang seolah melempar serangan balik pada Virgi sendiri.Apa - Apaan Pria ini, dia sengaja menjatuh kan ku dalam lubang hitam? Begitu?Louise menarik tangan Virgi paksa hingga keduanya keluar dari tempat itu. Louise sama sekali tidak peduli decitan yang keluar dari mulut Virgi karna Louise mencengkeram nya dengan kuku - kuku nya."Siapa yang mengizinkan mu keluar dari kamar ku? Dan berani melangkah keluar dari kediaman Louise Hartley?" Louise menatap sengit Virgi dengan nada bicara setiap kata nya terdengar sombong."Apa hak mu mengurung ku di kastil besar milik mu, layak nya penjara. Apa ini kutukan tuhan atas do

  • Billionaire Husband    (26) 4 Pria

    Pagi hari tiba, matahari sudah menerbit kan dirinya, barulah Virgi bangkit dari ranjang Louise. Sementara Louise sudah berada di kantor sejak pagi sekali."Gila, dia benar benar membuang semua pil konstrasepsi nya. Apa dia akan tanggung jawab dengan keadaan ku?" Celetuk Virgi kesal dengan bibir yang berkedut ketakutan. Virgi hampir tidak bisa bangkit karna seluruh punggung nya merasakan sakit yang luar biasa.Akhirnya di siang terik itu, Virgi pergi dengan setelan pakaian nya layaknya buronan yang kabur dari penjara, penjara cinta Louise maksudnya."Nona, anda ingin pergi kemana?" Tanya salah seorang pembantu mendapati Virgi yang tengah linglung mencari masker."Tuan Muda Louise memanggil ku," Virgi menjawab dengan nada gelagap. Jangan sampai mereka mengadukan Virgi.Virgi mengikat rambut nya yang terurai, ia sembunyikan dalam topi Hoodie hitam. Memberanikan dirinya melangkah sendiri tanpa Rayen yang biasanya berada di samping nya.Kaki kaki mungil nya berlari menuju halte kota, sudah

  • Billionaire Husband    (25) Satu Permintaan

    "Tapi aku masih belum menemukan apapun disini, hanya beberapa orang dengan sikap layaknya orang Purba.""Benar yang dikatakan Tuan Orlando, Tuan Orlando adalah pemimpin badan intelijen pemerintah," Jelas Rayen sekali lagi.Louise sama sekali tidak tertarik untuk ikut campur dengan urusan Orlando. Sedangkan Virgi hanya menghela nafas lega, karna Xafier yang di kenalnya bukan lah orang Jahat.***"Ingin minum teh dulu?" Ucap Orlando saat tiba di halaman luas kediaman keluarga Zeyn. Halaman belakang nya begitu luas, sampai sampai Helikopter bisa terparkir disana.Virgi terperangah melihat kediaman keluarga Zeyn. Layak nya kastil bangsawan yang terletak di sudut kota, tidak kalah jauh dengan luas nya kediaman Louise. Meskipun kasta keluarga Zeyn dibawah keluarga Hartley.Louise hanya menggelengkan kepala nya kuat, menolak undangan Orlando mentah mentah. Sementara Virgi menggaruk kepala nya yang tidak gatal, dia hanya mengikuti perintah Louise.Helikopter itu kembali meluncur ke udara. Sej

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status