Nungki menghentikan mobilnya karena ada yang menghadangnya. Aku jadi deg-degan jangan-jangan kampung ini sudah tak aman lagi karena ada begal mobil di suasana masih ramai seperti ini.
"Jangan turun dulu siapa tahu hanya orang iseng atau modus kejahatan baru," ucap Nungki yang melarangku membuka pintu."Kita harus bagaimana?" tanyaku mulai panik.Nungki menyuruhku menelpon meminta bantuan. Kalau mobil masuk gang ada yang menghadang takutnya adalah tindak kriminal baru.Plok ... Plok ... sebanyak tiga kali kaca mobil digedor seseorang."Kamu kenal orang itu Dara?" ucap Nungki menunjuk orang yang di luar kaca."Aku tak mengenalnya itu siapa ya. Kok nggak terawat begitu, apa orang gila baru," jawabku sambil memperhatikan siapa orang itu.Karena dirasa tidak membahayakan Nungki menyalakan mesin mobilnya dan berjalan pelan. Wanita itu menghalang mobil kami lagi sehingga Nungki terpaksa mematikannya. Suamiku mulai menggerutu kesal kenapa ujian pulang ke negeraIbu menegaskan praktis teluh sampai saat ini walau jaman sudah berkembang dan modern masih ada yang menggunakan. Seperti orang yang berdangang di pasar, membuka usaha biar laris apalagi pendatang dari desa ke kota biasanya banyak yang menggunakan."Walau ibu tak percaya tapi biasanya masih ada. Seperti orang berjualan menggunakan penglaris. Orang yang merantau dari jauh pasti juga ada pegangan," jawab ibuku."Serem juga ya aku jadi merinding. Jadi kita harus menjaga lisan kita ya bu. Jangan sampai ketemu orang yang salah dan masih menggunakan ilmu teluh itu," ucap Nungki.Kami membahas apa saja mengenai teluh malam ini. Apalagi saat mengobrol itu saudara bu Endang datang lagi dan menggebarak-gebrak mobil Nungki. Aku jadi merinding sendiri kenapa bisa segila itu sih."Waduh dia datang lagi pak, gimana ini?" tanyaku."Biar aku saja hadapi orang itu. Coba saja siapa tahu bisa berkomunikasi apa yang diinginkan dia," ucap Nungki.Nungki keluar lalu melihat suasan
Saudara bu Endang ketakutan dengan apa yang dikatakan oleh Nungki. Tubuhnya mendadak gemetar tanpa sebab sepertinya memang ada sesuatu yang disembunyikan."Ini urusan keluargaku memangnya salah kalau aku mendisiplinkan anakku karena tak menurut padaku!" seru saudara bu Endang."Mendisiplinkan tapi memukul dan mengatai sampai anak trauma dan stres," ucap Nungki.Ibu-ibu itu menjelaskan kalau anaknya di teluh orang karena tidak mau menikah dengannya. Orang yang melamar putrinya seorang pria miskin yang tidak ia setujui. Beberapa orang yang melamar tak memenuhi syarat untuk menjadi menantunya semuanya pria miskin jadi ibu menolaknya. Bukan karena kdrt seperti yang digemborkan oleh Nungki."Jangan sok tahu putriku begitu karena diteluh orang bukan karena kdrt seperti yang kamu tuduhkan," ucap ibu itu."Kalau begitu silahkan saja tunggu pemeriksaan di rumah sakit nanti pak Nurdin juga menjelaskan karena beliau mendampingi. Jika putri ibu ternyata depresi karena orang
Bu Endang menegaskan kalau yang ia katakan barusan adalah orang pintar bukan dukun melainkan pak ustad yang bisa mengobati orang sakit maupun gila. Bukan dukun yang minta bayaran seperti paranormal yang mereka lihat di televisi."Jangan sembarangan berkata saya tidak bermain ilmu hitam tapi saya bermain ilmu putih saya datang ke pak ustad yang mengobati dengan ayat alquran," jawab bu Endang."Iya dukun yang berkedok ustad kan maksudnya." ucap bu Lastri.Terjadi perdebatan diantara keduanya mereka sibuk berdebat antara dukun dan ustad. Aku tak tahu lagi mereka ini membicarakan apa lagi yang penting sekarang semua sudah beres dan aku sudah membagikan oleh-oleh untuk ibu, bapak juga adik-adikku aku pamit pulang setelah makan malam bersama."Di luar masih ribut aja apa yang mereka debatkan sih," ucapku yang penasaran."Biasalah ibu-ibu di sini emang begitu keadaannya selalu seperti itu kalau ada berita baru pasti akan heboh siang sore malam," jaw
Bu Endang terus menggerutu dan menyindirku karena hanya memberikan gantungan kunci saja sehabis pulang bulan madu dari eropa. Berbeda dengan ibu-ibu yang lainnya mereka mengucapkan terima kasih sudah memberikan gantungan kunci berarti aku tidak lupa dengan tetangga. "Nggak usah dengerin bu Endang deh Dara. Walau cuman gantungan kunci kami sudah senang karena kamu masih mengingat kami sebagai tetanggamu," ucap bu Sri. "Iya Dara terima kasih ya sudah ingat sama kami. Semoga rejeki kamu dan suami semakin banyak dan berlimpah. Tidak seperti seseorang tidak pernah memberi tapi suka mengunjing tetangga yang memberi," imbuh ibu Lastri. Aku mengangguk pelan lalu aku berpamitan pulang. Mereka kembali berdebat dengan bu Endang masalah memberi kepada tetangga."Halah dasar penjilat bersikap sok manis biar kecipratan kalau ada apa-apa. Model orang orang seperti ini yang nanti kalau orang yang dijilat susah pada menjauh nggak mau nolong. Sudah ketebak!" seru bu Endang.
Irma meradang dan menghardikku tanpa henti di lihat banyak orang seperti seorang istri sah yang sedang melabrak pelakor di muka umum. Aku jadi malu sendiri lalu tak bisa berkata apa-apa lagi sampai Nungki menghampiriku masuk ke dalam minimarket. "Berani-beraninya kamu menghardik istriku di muka umum. Pelakor sepertimu yang menghancurkan rumah tangga pamanku tidak pantas memarahi istri sahku. Kami semua juga tidak mengakui kalau kamu adalah bagian dari keluarga," ucap Nungki tegas. "Ka-kamu membela orang rendahan ini di depanku?" tanya Irma dengan segudang dramanya. Banyak orang yang menatap kami dan saling berbisik satu sama lain mereka mengatakan kalau awalnya aku adalah pelakor yang sedang bertemu istri sah. Setelah Nungki masuk semua gunjingan itu mengarah pada Irma. "Oh ternyata dia iri sama kehidupan orang lain. Hanya seorang pelakor tapi berani melabrak istri sah keponakannya di depan umum apa dia sudah gila dan merasa jadi senior," gumam seorang yang
Aku hanya menyunggingkan senyuman, menggelengkan kepala melihat kebodohan yang ditampilkan irma. Kenapa ada manusia sebodoh Irma.Irma menatapku tajam lalu memakiku dengan jasar di depan banyak orang. Niat menunggu ojek datang sambil membeli camilan malah ketemu manusia seperti Irma."Kamu dengerin tuh, orang-orang mengatakan kamu bodoh karena ingin dianggap wah bisa masuk ke perusahaan besar seperti ini sampai memakai name tag dan sergam palsu!" gertak Irma sambil ketawa ketiwi."Dara kenapa masih di sini katanya mau memesan ojek. Oh iya apa saya antar saja kamu karena tujuan kita sama restauran hendarso grup," ucap atasanku seorang pria berparas tampan dan masih muda."Nanti suami saya bisa salah paham kalau saya bareng pria lain," jawabku.Irma jadi punya bahan gibah dia mencaciku lagi karena baru menikah sudah menggoda pria lain.Dia seperti seorang perempuan jalang di sebuah sinetron televisi swasta."Heh Dara kamu baru juga menikah dapat keluar
Pak Roni mengatakan kalau aku mempermalukan Irma di depan banyak orang di minimarket. Sehingga saat pak Roni menjemputnya untuk pulang ia mendengar banyak hinaan dari pengunjung minimarket."Jadi seperti itu kejadiannya kenapa dia begitu tega menyakiti hati Irma yang tak salah apa-apa?" tanya Pak Roni."Benar Nungki aku hanya menyapanya tapi istrimu memarahiku dan seolah tak mengenalku aku dibuat malu olehnya dan menjadi bahan cemoohan orang banyak!" seru Irma sambil pura-pura menangis.Aku pikir akan melakulan apa ternyata masih tipuan yang biasa digunakan perempuan jalang. Aku sampai kenyang melihat adegan seperti ini karena sering digunakan."Kenapa kamu diam saja Dara? Apa kamu takut mengakui kesalahanmu?" tanya pak Roni."Aku akan berkata apa kalian akan tetap menyangkalnya kan," jawabku sambil menikmati makananku.Mereka masih berkelit dan terus menyerangku. Beruntung ada teman Nungki yakni atasanku langsung yang kebetulan sedang janjian dengan Nungki.
Tentu saja banyak qanita cantik yang ada di sisi suamiku aku sangat tahu pasti. Tapi aku tak takit dengan mereka karena yang menjadi istri sah adalah aku bukan mereka."Dara kamu jangan bersikap kekanakan seperti itu. Nungki memiliki selir itu adalah hal yang wajar," ucap Irma."Apa kamu pikir aku seperti paman yang memiliki simpanan bodoh dan memalukan sepertimu!" seru Nungki.Nungki mengatakan padaku kalau tidak ada gadis lain dihatinya selain aku. Dia sudah bersumpah akan menjaga satu wanita saja di hatinya. Perceraian itu sungguh membuat luka. ia tak ingin mengulangi apa yang terjadi seperti pamannya.Anaknya terluka dan mantan istrinya sempat depresi. Nungki tak mau melakukan itu. Walaupun ujiannya banyak ia akan tetap mencoba setia pada satu wanita yakni aku istrinya."Dara kamu jangan khawatir aku sangat kasihan pada bibi Rania saat perpisahan dengan paman terjadi. Aku sangat mencintaimu dan tak akan ada wanita lain selain dirimu!" seru Nungki."D