Share

Bab 89

"Sudah dapat!" jawab Mbak naura dengan mengusap kepala anak-anaknya.

Namun, aku tidak percaya begitu saja. Hal ini bukanla hal yang bisa dibawa main-main. Setidaknya, aku harus tahu bagaimana pembagiannya dan apakah memang benar-benar adil.

"InsyaaAllah, kamu tenang saja!" Mbak Naura menjawab dengan pasti semua yang kupertanyakan.

"Saat ini, kita harus memberitahu Mas Attar. Aku tidak ingin masalah harta ini akan membawa musibah dikemudian hari," Aku benar-benar ingin menyelesaikan urusan ini, agar tidak menjadi boomerang di kehidupanku ke depannya.

Belum ada yang menanggapi ucapanku, di depan sana terdengar suara ribut-ribut. Membuatku dan yang lainnya serempak melihat ke arah suara. Mulutku menganga, ketika mengetahui siapa yang membuat onar di hari ketujuh Almarhumah mantan ibu mertuaku meninggal dunia.

"Hei, Shanum! Jangan buat ribut di sini!" bentakku.

Rasanya, kemarahanku yang dulu, kini akan kukeluarkan melihat sikap Shanum yang mulai kurang ajar di hari berkabung keluarga suam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status