”Hunter Dinan, aku akan berusaha menembus dimensi tebal yang dikeluarkan Giganos. Dia telah mengaktifkan semua kekuatan penghancur dari Artefak Penghancur Semesta,” kata Stanley sambil melihat di mana posisi Giganos karena dia sedang menarik Nibiru dengan kuat.Nibiru bergerak luar biasa, Giganos ingin mengarahkan Nibiru memasuki portal dimensi yang dia buat. Bumi terlihat dalam lingkaran besar itu. Tujuan dari Giganos sudah jelas. Dia ingin menghancurkan bumi dan menabrakkan Nibiru padanya.”Apa yang akan anda lakukan, Tuan Stanley? Kita harus menggabungkan kekuatan kita bersama untuk menghancurkan Niburu. Sebelum Nibiru memasuki dimensi!” kata Dinan.”Itu sulit, Guardian of Earth. Itu akan terlambat sebelum Nibiru memasuki Dimensi dan menabrak bumi.””Jadi, apa yang harus kita lakukan!” teriak Dinan di sela gemuruh Nibiru yang bergerak semakin dekat.”Lakukan apa yang aku minta, ketika aku memberi aba-aba! Hanya aku yang bisa melakukan ini, Hunter Dinan!””Apa itu, Tuan Stanley!”Wo
Nibiru sudah semakin dekat, Dinan harus menghancurkan pecahan Nibiru tersebut sebelum mendekati bumi.[Tiga Artefak Semesta memberi anda pilihan, satu permintaan dan permintaan itu akan dikabulkan!]Kekuatan dari tiga artefak semesta yang ingin didapatkan Giganos. Ternyata, dalam gabungan artefak ini, ada pilihan pemintaan yang bisa dilakukan oleh orang yang mendapatkan tiga artefak semesta tersebut.Dinan sekarang lebih berpikir untuk menghancurkan serpihan Nibiru.Artefak semesta dengan energi kuatnya ingin memberi Dinan pilihan, di saat Dinan sedang memikirkan untuk menyelamatkan bumi. Dinan bisa melakukan pilihan untuk menghancurkan Nibiru dan menyelamatkan bumi. Namun, jika bumi selamat, tapi Portal Dimensi masih terbuka. Maka, monster masih akan datang dan menyerbu bumi.Dinan teringat pesan dari Profesor Smith. Satu cara untuk membuat segalanya berubah, Portal Dimens muncul karena ada metafisika, fisik dan anti fisik. Jika kita berpindah dengan portal, maka sebenarnya kita memp
”Brother Dion! Bangun sekarang juga!” sebuah teriakan cukup keras di telingan Dinan.Dinan membuka matanya, seperti itu adalah suara adik lelakinya, Dion?Saat membuka matanya, Dinan melihat Dion adiknya yang membangunkannya. Apa yang terjadi? Dia sudah kembali ke rumah?”Siang-siang jangan tidur brother Dinan! Ayo main bola sebentar.”Dion tak peduli bahwa Dinan masih baru bangun dari tidur, dia tetap menarik tangan Dinan. Dinan pun mengikuti tarikan dari tangan Dion tersebut. Dinan masih belum percaya bahwa dia kembali ke rumah. Semuanya masih seperti baru saja terjadi, kehancuran Bumi dan peperangannya dengan Bangsa Cyprus. Terakhir, dia bertemu dengan Abras.Dinan tergopoh-gopoh mengikuti Dion, dirinya masih sedikit mengantuk dan mengucek matanya karena baru saja bangun. Saat melewati ruang tamu, Dinan menghentikan langkahnya. Namun, tangannya masih terus menerus ditarik oleh Dion.”Ayo Kak, temani sebentar untuk main Bola!” Dion kesulitan menarik tangan Kakak lelakinya itu. Dan,
Tahun 2030, Paris Jalanan nampak sepi, Dinan berjalan pulang dari tempat kerjanya. Dia bekerja pada paman Agra yang seorang diri menjaga Toko Minimarket kecil di pinggir Sungai Seine. Minimarket tempat kerja Dinan adalah di dekat Rumah Makan Les Deux Colombes. Dia pulang untuk membawakan Roti yang diberikan oleh paman Agra untuk adiknya, Dion. Adiknya masih kecil, masih sekolah menengah pertama. Dinan meninggalkannya untuk bekerja di minimarket milik paman Agra. Pasti saat ini, Dionn baru saja pulang sekolah. Dinan membawa sebungkus roti dan minuman, dia akan pulang sejenak untuk istirahat dan bersiap kembali ke Minimarket membantu paman Agra. Dia terus berjalan menyusuri jalanan di pinggir bangunan-bangunan besar. Dia masuk ke sebuah lorong kecil, masuk ke gang dan mendapati rumah kecil yang sudah hancur disana-sini. Dia masuk ke dalam rumah kontrakan yang dihuni banyak orang miskin. Rumah kontrakan sudah terlihat, Dinan mengetuk pintu dan Adiknya Dion membukanya. Dion memeluk kak
Tombol di meja kasir, Dinan memencetnya. Sebuah pintu terbuka dari balik tembok berlapis baja. Ternyata itu ruangan yang sempit, mungkin hanya cukup untuk dua orang. Dinan memasukkan Dion ke dalamnya.Di ruangan kecil itu ada makanan yang dibungkus, cukup untuk beberapa waktu lamanya. Dinan merasa menjadi orang yang menyusahkan. Dia merasa lemah sekarang, dia teringat kedua orangtunya meninggal karena melindunginya dia dan adiknya.Hal ini tak boleh terulang lagi.Paman Agra selama ini selalu menolongnya, meskipun hidupnya sendirian dia sering berkunjung ke rumah Dinan, dan kadang membantu memberi uang untuk menambah biaya sekolah adiknya.Tidak lagi! Dinan tak boleh terus menyusahkan orang lain. Dinan kini harus memutuskan, dia tak mau menjadi beban lagi.Dinan melihat adiknya yang ketakutan, ”Tunggu disini, Kakak akan menjemput paman Agra. Kamu tak boleh keluar sama sekali. Apapun yang terjadi jangan keluar dan makan roti dan minum disini. ”Dion ketakutan, namun Dinan memberikan do
Dinan menyaksikan kekuatan tempur dari paman Agra, Dinan tak menyangka jika paman Agra memiliki kekuatan yang hebat seperti itu. Paman Agra menggunakan shield magic besar berwarna kuning portable, yang menahan serangan bos monster kepiting itu.Namun, Shield itu pecah karena serangan kuat dari Bos Monster. Paman Agra terpental bersamaan dengan Dinan yang ikut terpental, mereka menatap tembok.Paman Agra terluka, Dinan juga terluka karena serangan dari Bos Monster itu.Dinan bangun dan melihat paman Agra kesusahan untuk bangun. Di sisi lain, para tentara bersembunyi di balik mobil di pinggir jalan atau tiang, mereka terus menembaki bos monster kepiting besar itu. Paman Agra lebih terluka karena membuat tameng untuk dirinya dan Dinan.Punggung Dinan terasa sakit, sepertinya lebam. Dinan berusaha bangkit, dia menuju kearah Paman Agra yang terluka dalam cukup parah. Dinan membantu paman Agra bangun.”Kau tidak apa-apa Paman?” Dinan memegang bawah pundak tangan kanan Paman Agra. Membantu P
Ujian menara di mulai, Dinan dan Raymond bersama memulai tes mereka di dalam ujian lantai pertama.Prang! Brakk!Suara senjata beradu. Dinan demikian kuat menghantamkan pedangnya dan bertabrakan dengan kayu milik manusia hijau pendek itu. Pedang kayu milik makhluk hijau itu pecah, senjata Dinan pun menembus bahu makhluk itu. Satu Goblin itu terbunuh.Saking kuatnya, pedang Dinan menancap dalam tubuh makhluk itu dan susah diangkat. Raymond gemetaran dan bahkan tak bisa bergerak. Raymond ketakutan hingga dia terjatuh.Salah satu makhluk hijau memukul Dinan. Dinan terjatuh dan pukulan kuat menghantam kepalanya.Beepppp!Instal ulang fisik dimulai....3... 2... 1...Ready!Mata Dinan terbuka lagi. Silau.Cahaya mulai redup, ada pintu melengkung dan lelaki bercahaya dengan lilitan kain di kepalanya menyapanya kembali.”Selamat datang, Hunter Dinan!” Lelaki bercahaya itu menatap Dinan.Dinan mulai paham, dirinya dihidupkan kembali.”Anda akan siap memulai pembangkitan kembali, silakan lewa
Lantai 51[Anda berada di Middle Earth, tempat terpisah dari dimensi dunia dan menara]Lelaki pemandu duduk di depan maja, Dinan pun diminta ikut duduk. Setelah melalui 50 lantai dan bertarung dengan bos monster dari tiap lantai. Dinan sudah mendapatkan skil-skill kuat.Administrator tertarik dengan Dinan, dia membawanya ke Middle Earth. Administrator itu sudah memperhatikan Dinan sejak sendirian di lantai 11 dan berjuang sendirian melawan monster. Dia melebihi ekspektasi dari Administrator. Kematian yang tak terhitung jumlahnya karena melawan monster kuat. Dinan tak menyerah dan tak peduli dengan rasa sakit.”Namaku, Kasa. Aku menghargai tekad kuatmu, Dinan. Aku akan memberimu dua informasi penting yang akan membuatmu memilih untuk terus bertahan hingga lantai 100 atau berhenti.”Benar! Sejauh ini, Dinan merasakan sudah mengalami rasa sakit akan kematian dan diinstal ulang kembali. Apakah ada rahasia yang disembunyikan oleh menara ujian ini?”Baiklah, Ka .., Kasa. Saya akan mendengar