Share

Bab 59

"Biarkan saja dia Mbak Narti. Nanti orangnya bakalan capek sendiri karena nggak dibukain pagar."

"Iya, Pak," kata Mbak Narti kemudian kembali ke dapur.

"Nak, tolong jangan menangis lagi, ya. Cup-cup ...."

Aku berusaha menenangkan Putra agar dia tidak menangis lagi. Rambut yang halus kulitnya yang putih serta mata dan bibirnya ini mirip sekali dengan Sari. Begitulah Putra mirip sekali dengan Sari. Seketika aku mengingat sosok Sari yang pernah mampir di hidupku.

Tak terasa mataku menjadi fokus ke dinding kamar tidurku ini. Di sini masih terpajang rapi foto keluargaku di mana masih ada Sari di sana. Bahkan ada foto kami bertiga bersama. Meski saat itu aku berpura-pura masih mencintainya. Dengan senyuman yang dipaksakan.

Jujur di dalam hatiku rasa untuk Sari masih ada tapi kadang rasa itu cepat pergi begitu saja. Karena dia sangat lugu dan terlalu baik bagiku. Aku sebenarnya juga bingung sendiri dengan hatiku di sisi lain Hana menggoda tapi dia sudah berkhianat kepadaku tapi Sari .... En
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status