Share

Bab 6

Author: Ipak Munthe
last update Huling Na-update: 2022-03-27 18:55:01

"Pergi dari sini Jalang, jangan pernah kembali. Memalukan!"

Suara pintu di banting dengan kencang membuat Kinanti tersentak.

Tidak ada kasih sayang sedikitpun untuk dirinya. Bahkan Ibu kandung terasa seperti Ibu tiri.

Bahkan pergi ke rumah Rahmat juga sama saja.

Ibu tirinya tidak menyukai Kinanti.

Tangan yang bergetar memungut beberapa helai pakaian yang berserakan di teras, dengan berderai air mata memasukan pakaiannya kedalam tas dan membawanya pergi.

Dunia seakan begitu kejam, tak berbelas kasih padanya walaupun hanya secuil saja.

Seorang pria berdiri di samping mobilnya sambil melihat seorang wanita yang di usir oleh wanita paruh baya. Bahkan Adam sendiri tidak tahu siapa wanita Tersebut.

Beberapa saat lalu Kinanti pergi dari kediaman Adam, dan saat itu juga Adam mengikuti dengan diam-diam.

Saat Kinanti masuk ke sebuah rumah sederhana sebenarnya Adam ingin pergi tetapi, entah kenapa ia merasa bersalah atas pertanyaan yang meragukan anak di dalam rahim Kinanti.

Hingga Adam lebih memilih terus berdiam diri di sisi jalanan sambil berdebat dengan perasaan.

Namun, saat akan pergi tiba-tiba netra nya melihat Kinanti yang di usir keluar.

Malang sekali nasib wanita itu, sudah di perkosa, lalu hamil, dan sekarang di usir oleh Ibu kandung nya sendiri.

Mata Adam melihat Kinanti berjalan di sisi jalan sambil memeluk tas besar berisi pakaian, dengan langkah kaki yang lebar Adam langsung mendekat.

"Ayo."

Lengan Kinanti di tarik tiba-tiba oleh Adam, tanpa banyak bicara memasukan tubuh lemah Kinanti kedalam mobil.

"Ada apa lagi?!" Geram Kinanti sambil terisak

penuh pilu begitu dalam.

Pertemuan dengan Adam adalah suatu musibah yang membuat hidupnya hancur tanpa sisa.

Adam diam sambil melajukan mobilnya. Membawa Kinanti kesebuah Apartemen miliknya.

"Kenapa kau membawa ku kemari?!"

Kinanti menggerakkan lengannya, karena Adam terus membawanya masuk ke dalam Apartemen.

Adam bahkan tidak perduli, langkah kaki begitu pasti membawa Kinanti menunju Apartemen yang sudah cukup lama tidak di tempati semenjak kembali berkumpul bersama keluarga.

"Apa mau mu? Apa belum cukup kau menghancurkan hidup ku!!!" teriak Kinanti penuh kemarahan.

Pintu tertutup rapat, Adam membiarkan Kinanti berteriak sepuasnya di depan wajahnya. Mengerti dengan perasaan Kinanti saat ini,

menjadi dokter Obgyn membuat Adam sangat tahu tentang wanita tengah berbadan dua.

Lelah dengan menangis dan berteriak, Kinanti terjatuh tidak sadarkan diri. Dengan cepat Adam menangkap tubuh lemah Kinanti, membaringkannya pada ranjang dengan ukuran cukup besar.

Setelah memeriksa keadaan janin Kinanti, Adam duduk di sofa dengan memijat dahi yang terasa ingin pecah. Melihat keadaan Kinanti begitu memprihatinkan, dengan keadaan janin yang begitu lemah.

Adam tidak mungkin membiarkan anaknya menderita karena dirinya.

"Kita akan menikah," ujar Adam yang tahu Kinanti sudah sadarkan diri.

Berbaring di atas ranjang, sambil menatap arah lainnya. Tangan meremas sprei dengan Isak tangis yang tertahan.

"Di mana Ayah mu, saya akan menemuinya dan meminta untuk menikahkan kita?"

Keputusan yang paling tepat saat ini adalah menikahi Kinanti, walaupun hanya menikah siri dan juga menutupi dari keluarga besarnya. T

Terutama dari Renata.

Namun masih lebih baik, mengingat untuk hari ini saja entah sudah berapa kali Kinanti terjatuh pingsan karena terlalu stres dan kelelahan.

Kinanti menggeleng, menggigit erat bibir bawah agar menahan Isak tangis yang akan pecah.

Adam terdiam, tidak ada yang bisa di katakan. Pikirannya juga sedang kacau, tapi Adam tidak ingin egois kepada janin tidak berdosa yang dikandung Kinanti.

"Kita akan bercerai setelah anak itu lahir, kalau kau tidak mau memberikannya pada saya. Kau boleh membawanya," jelas Adam.

Walaupun terdengar sulit dan egois. Tetapi Adam juga tidak bisa jika meninggalkan Renata demi Kinanti.

-----

Perjalanan menuju kediaman Rahmat sedikit jauh, walaupun begitu Adam tetap melanjutkan perjalanan.

Sulit bagi Kinanti untuk menikah dengan Adam, mengingat Adam sudah memiliki istri. Apa lagi Sarah pasti sangat kecewa jika tahu Kinanti menjadi orang ketiga bagi rumah tangga Adam.

Akan tetapi, Kinanti juga tidak ingin egois dengan janin yang kini di kandungnya. Setiap kali menolak pernikahan, Adam selalu meyakinkan nya kembali.

Rumah sederhana dengan penerangan lampu yang cukup redup terlihat jelas, Adam turun terlebih dahulu dan membukakan pintu untuk Kinanti.

Adam mengangguk dengan raut wajah memohon, setelah itu barulah Kinanti bersedia untuk ikut turun.

Pintu di buka oleh seorang wanita dengan daster kuning, juga masker wajah berwarna putih memenuhi wajahnya.

"Ada apa?"

Lastri terang-terangan menunjukan wajah sinis pada Kinanti.

Kemudian menatap pria tampan yang berdiri di belakang Kinanti. Lastri menatap penampilan Adam terlihat seperti bukan orang sembarang, kemudian matanya melihat mobil mewah berwarna hitam terparkir di halaman.

"Kinanti." Rahmat baru saja pulang dari masjid, bibirnya tersenyum saat melihat Kinanti mengunjunginya.

"Ayah," Kinanti tersenyum dan langsung memeluk Rahmat.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (26)
goodnovel comment avatar
Fernando Kanine
saya suka ceritanya
goodnovel comment avatar
Tutus Eca Agissta Amellya
makin menarik
goodnovel comment avatar
Olita Aspirani
sangat menarik cerita nya
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Ucapan Terima Kasih

    Hay semuanya.Semoga kita semua selalu ada dalam lindungan sang pencipta.Saya ucapkan terima kasih kepada semua para pembaca setia saya, dimana kalian sudah mengikuti cerita ini sampai selesai.Sedikit bercerita tentang buku ini.Saya tidak pernah menyangka bahwa novel ini bisa mendapatkan banyak pembaca.Menurut saya pribadi, pembaca sampai 3M itu tidak sedikit dan tidak semua orang bisa mendapatkannya.Di buku ini banyak kekurangannya, mulai dari tulisan dan juga mungkin isi yang kurang berkenan di hati pembaca setia saya ucapkan maaf kepada kalian semua.Namun, saya juga ingin mengatakan bahwa, saya bukan seorang penulis hebat.Saya pun tidak pernah hobi dalam menulis, begitu juga dengan membaca.Kedua hal ini sangat saya hindari sejak dulu.Tetapi, mendadak hati saya tertantang karena pernah membaca novel yang menurut saya tidak masuk akal.Hingga saya pun memutuskan untuk menuliskan sebuah buku.Dari sana saya mulai berpikir bahwa menulis tidak seburuk dan melelahkan seperti yan

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 669

    Kinanti berdiri di balkon kamarnya, malam terasa semakin dingin. Namun, matanya engan terpejam, bayang-bayang luka penuh dengan nestapa membuatnya kembali pada masa lalu yang sudah lama terkubur dalam.Kejadian itu yang menyeretnya masuk pada kehidupan Adam, keinginan ingin pergi jauh dan melupakan apa yang terlah terjadi justru semua tidak sesuai dengan harapan.Nyatanya, semakin mencoba untuk menjauh, semakin banyak pula rintangan yang dia lalui.Hingga, akhirnya benar-benar tak bisa lepas dari jerat Adam.Semuanya tak sampai dengan baik-baik saja, nyatanya luka berbalut air mata begitu menusuknya hingga seperti tidak tahu lagi harus berbuat apa.Karena, kenyataan terus saja memaksa, meskipun luka yang tertusuk sudah tak mampu lagi untuk di tahan."Sayang."Kehadiran Adam membuat Kinanti pun tersadar dari lamunanya.Lamunan yang membuatnya hanyut dalam masa lalu untuk sejenak saja.Sejenak namun cukup membuat dirinya merasa kembali pada masa lalu itu."Mas, udah pulang?""Udah, dari

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 668

    Bulir-bulir air mata pun jatuh dari pelupuk mata, Mentari begitu terharu saat dokter mengatakan dirinya tengah berbadan dua.Bahkan kehamilannya sudah memasuki 6 Minggu.Selama ini sering kali merasa tidak nyaman pada bagian perutnya, tapi Mentari memilih tidak perduli.Hingga akhirnya jatuh pingsan saat sedang memeriksa pasiennya.Bertapa dirinya begitu terkejut bercampur bahagia karena mendengarkan hasil pemeriksaan dokter.Di saat beneran bulan yang lalu program kehamilan yang telah di jalaninya gagal, membuat harapannya seakan berakhir pula dengan putus asa."Sayang, kamu baik-baik saja?"Fikri yang baru saja sampai di buat bingung karena melihat tingkah istrinya.Dirinya sengaja meninggalkan rapat karena mengetahui keadaan Mentari yang sempat tidak sadarkan diri."Abang, Tari hamil," Mentari langsung menghambur memeluk suaminya.Rasanya sungguh sangat luar biasa dan membuat bahagia tanpa bisa di tutupi sama sekali.Begitu pun juga dengan Fikri yang begitu terkejut mendengarnya."

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 667

    "Tidak usah terbebani dengan yang saya katakan, ya sudahlah. Karena, kalian pun sudah menikah dan Mami minta hadiah aja dari kalian. Cepat berikan Mami cucu ya," ujar Zahra.Membuat Sarah terkejut mendengarnya, sungguh tidak pernah terpikirkan sebelumnya tentang semua itu.Bahkan Zahra sendiri yang meminta padanya, Zahra menyadari keterkejutan yang dirasakan oleh Sarah.Tapi Zahra tidak perduli sama sekali, karena menantunya dan juga anaknya harus meminta maaf padanya."Kalian berdua harus berjuang keras untuk cucu, kalau tidak Mami pingsan lagi."Mata Sarah pun melebar mendengarnya, sungguh ini adalah sesuatu yang teramat sangat tidak pernah terlintas di benaknya."Tante, jangan pingsan lagi. Saya akan merasa bersalah nanti," kata Sarah dengan panik."Tante?"Zahra pun bertanya karena kesal Sarah memanggilnya dengan sebutan --Tante--Sarah yang terlalu panik, kini bercampur bingung hanya bisa diam karena tidak mengerti."Mami! Kamu panggil saya, Mami. Seperti suami mu!" Tegas Zahra.

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 666

    Sarah pun melihat Dava dengan wajah cemas, perasaannya masih saja tidak tenang karena memikirkan keadaan Zahra.Merasa bersalah karena membuat Zahra sampai jatuh pingsan, bahkan kedua tangannya saling meremas.Bertambah lagi keringat dingin yang terus saja membanjiri tubuhnya."Mami, mau ketemu sama kamu."Dava pun memegang tangan Sarah, berniat untuk pergi bersama dengan dirinya menunju kamar kedua orang tuanya.Dimana Zahra sudah menunggu di sana, sungguh Sarah sangat tidak nyaman dengan keadaan yang seperti ini.Rasa bersalah terlalu besar di hatinya, hingga dirinya menjadi demikian."Kenapa?" Dava pun mengurungkan langkah kakinya saat akan melangkah.Karena, Sarah yang hanya tampak diam. Sepertinya tidak ingin untuk ikut dengan dirinya."Pak Dava, aku pulang aja, ya," kata Sarah dengan ragu."Kenapa? Mami, mau bertemu dengan kamu.""Sarah, nggak berani, Pak. Sarah, takut."Dava pun memilih untuk menatap wajah Sarah dengan serius, dirinya mengerti dengan keadaan Sarah saat ini."Kam

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 665

    "Mami, abis mimpi. Mimpi aneh, dalam mimpinya kamu tiba-tiba pulang bawa istri," Zahra pun memijat kepalanya yang masih terasa pusing.Dirinya melihat Dava yang berdiri tak jauh dari ranjangnya.Seakan wanita itu benar-benar terbangun dari tidur dan juga mimpi buruknya yang cukup menyeramkan itu."Gimana bawa istri? Menikah juga belum, Mami pusing kenapa bisa bermimpi seperti itu? Mungkin, karena terlalu lelah. Mami, butuh istirahat, soalnya mimpinya seperti nyata," Zahra pun mengusap wajahnya hingga beberapa kali.Menenangkan diri setelah terbangun dari hal yang dia anggap adalah sebuah mimpi.Lantas bagaimana dengan Dava setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Zahra?Dava pun berjalan ke arah Zahra, kemudian duduk di sisi ranjang berdekatan dengan sang Mami.Dava ingin berbicara dengan serius, berharap pula tidak lagi pingsan. Bagaimana pun dirinya memang salah, menikah tanpa meminta izin kepada orang tuanya sama sekali. Sangat tidak dibenarkan.Maka dari itu Dava ingin dimaafkan

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 664

    Sarah mendadak menghentikan langkah kakinya saat berada di depan pintu utama rumah milik kedua orang tua Dava.Membuat Dava pun ikut berhenti melangkah dan melihat Sarah."Ayo masuk.""Pak Dava, Sarah tunggu di luar aja, kali ya."Dava pun bingung mendengar keinginan Sarah, lagi pula tidak mungkin juga dirinya berada di luar bukan?"Kenapa?""Nggak papa, sih, Pak. Cuman, Sarah segan aja.""Segan?" alasan yang konyol menurut Dava, "kita akan menemui Mami, ayo masuk!" tanpa menunggu jawaban dari Sarah, Dava langsung menarik lengan Sarah.Hingga akhirnya Sarah pun harus mengikuti langkah kaki Dava.Sarah terus saja melihat sekitarnya, dirinya memang tidak asing melihat rumah mewah.Karena, rumah Nada juga tidak kalah mewah dari rumah Dava Hanya saja kali ini lain cerita, sebab Dava adalah suaminya.Tentunya ada rasa minder juga tidak nyaman untuk berinteraksi dengan keluarga Dava."Kamu duduk dulu," Dava pun menuntun Sarah untuk duduk di sofa.Tepatnya kini mereka berada di ruang keluar

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 664

    Dava pun mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, mencari seseorang yang tak lain adalah istrinya.Pagi tadi wanita itu bersikap aneh, bahkan berangkat ke kampus dengan sangat terburu-buru.Bahkan alasannya karena ada kelas, takut tak diijinkan masuk jika dosennya sudah masuk duluan.Membuat Dava hanya terdiam mendengar penjelasan Sarah.Sehingga kini dirinya benar-benar mencari keberadaan wanita tersebut, sebab dirinya ingin memastikan apakah Sarah sudah sampai di kampus ataupun belum.Sarah kini sudah menjadi istrinya, sehingga tidak ada lagi kata tanya mengapa dan kenapa Dava mencari wanita tersebut.Jika pun tak ada alasan pastinya, tetap saja terbilang wajar.Mengingat status yang sudah memiliki sebuah ikatan yang sakral.Hingga akhirnya Dava pun melihat Sarah yang duduk berdekatan dengan seorang pria, sepertinya wanita itu belum sadar jika posisinya kini adalah istri dari dosennya sendiri."Kamu," Dava pun menunjuk Sarah yang sedang melihatnya juga."Saya, Pak?" tanya Sar

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 663

    "Lho, kamu nggak sama Dava?" Tanya Nada saat melihat Sarah turun dari sepeda motornya."Nggak, aku buru-buru, aku langsung pergi aja tadi. Soalnya aku ada kelas."Nada pun menatap Sarah dengan penuh tanya, dirinya mungkin memikirkan sesuatu sehingga melakukan itu."Kamu ngapain ngeliatin aku gitu banget?""Terus, kalau kamu pergi duluan. Dia kamu tinggal, kamu bisa langsung masuk kelas?""Iya, aku takut telat."Nada mencubit lengan Sarah cukup kuat, bahkan hingga meringis menahan sakit."Sakit!""Berarti kamu nggak lagi tidur!" kesal Nada."Iya, iyalah. Kita udah di kampus. Jadi, ini nggak mimpi," gerutu Sarah yang tak kalah kesal.Sambil menggosok tangannya yang cukup sakit karena cubitan Nada."Dasar tolol! Dosennya masih di rumah kamu, ngapain kamu buru-buru ke kampus?" akhirnya Nada pun menyadarkan Sarah.Benar saja, seketika itu juga Sarah tersadar dari keanehannya."Oh, iya. Dosennya, Pak Dava, kan?"Sarah pun melihat Nada dengan bingung, karena kini dirinya tahu penyebab Nada

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status