Apa Review Terbaru Buku 'Kepleset!: Gerundelan Tentang Gaya Hidup'?

2025-11-24 07:56:50 76

4 Answers

Wyatt
Wyatt
2025-11-25 13:51:11
Dari sudut pandang penggemar buku humor, 'Kepleset!' punya ritme yang konsisten. Awalnya aku kira bakal cuma kumpulan meme verbal, tapi ternyata ada kedalaman tertentu. Penulis pinter banget mengubah keluhan sehari-hari jadi bahan refleksi. Contohnya, bagian tentang FOMO (fear of missing out) dikaitkan sama tekanan sosial media—nggak cuma lucu tapi juga bikin mikir.

Beberapa bab agak repetitif soal tema 'kesel sama hidup', tapi dikemas dengan metafora kreatif. Yang kurang mungkin packaging visualnya; alangkah serunya kalau ada ilustrasi pendukung seperti di 'Sebuah Usaha Melupakan'.
Quinn
Quinn
2025-11-26 21:26:53
Sebagai kolektor buku indie, aku apresiasi banget keberanian 'Kepleset!' membahas isu sepele tapi universal. Gaya narasinya campuran antara diary dan stand-up comedy. Ada satu bab tentang perjuangan diet yang bener-bener bikin ketawa guling-guling—terutama bagian 'perang melawan bakso tengah malam'.

Yang nggak terlalu kusuka adalah beberapa slang yang terkesan dipaksakan biar kekinian. Tapi overall, buku ini fresh dan cocok buat bacaan ringan setelah kerja. Mirip vibe 'KambingJantan' versi lebih dewasa, dengan sentuhan absurditas ala 'The Bro Code'.
George
George
2025-11-27 02:23:55
Membaca 'Kepleset!' itu seperti ngobrol bareng teman lama yang jago curhat. Buku ini bener-bener nyentuh gaya hidup urban dengan humor yang nggak dipaksakan. Adegan-adegan keseharian yang biasa aja jadi lucu banget karena cara penulis nangkep detail kecil. Misalnya, bagian pas dia ngomongin betapa ribetnya cari parkir di mal atau drama nge-reply chat kantor.

Yang bikin lebih asyik, tone-nya santai tapi kadang menusuk. Gaya bahasanya enak dibaca sambil ngopi, kayak lagi dengerin podcast. Aku suka banget sama chapter tentang 'mager culture'—bener-bener relate sama generasi sekarang. Kalau lo suka buku semacam 'Sok Sabar' atau 'Geez & Ann', vibe-nya mirip tapi lebih lokal.
Ella
Ella
2025-11-29 05:43:49
Aku nemuin 'Kepleset!' pas lagi butuh bacaan nggak berat. Yang bikin menarik, buku ini nggak cuma kritik gaya hidup tapi juga ngasih sudut pandang self-awareness. Contoh lucunya pas bahas fenomena 'flexing kosongan' di Instagram. Penulis pinter banget ngejembatin humor sama observasi sosial.

Kekurangannya mungkin di pacing; beberapa joke butuh waktu buat landung. Tapi justru itu yang bikin seru—kayak inside joke sama temen dekat. Kalo lo suka karya Raditya Dika atau Ippho Santosa, rasanya bakal nyaman dengan gaya penulisannya.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

Terjerat Gaya Hidup
Terjerat Gaya Hidup
Namaku Melia Maharani, usiaku 32 tahun, jadi bisa di bilang sudah tidak muda lagi. Aku adalah seorang Ibu dengan 2 orang anak. Ketika menikah, Aku baru berusia 19tahun dan Anak pertamaku berusia 12 tahun dan Anak keduaku berusia 8 tahun. Suamiku hanya seorang karyawan biasa yang gajinya standar. Aku menerima nafkah pemberian suami ku dengan lapang dada, Rumah tangga Kami pun harmonis saja. Hingga Aku bertemu lagi dengan seorang mantan teman SMP ku yaitu Kartika. Sekarang penampilannya sungguh berbeda, wajahnya putih glowing terawat, barang yang di pakai dan di bawa Tika semua branded. Aku jadi penasaran, bagaimana bisa hidupnya berubah singkat, karena 1 tahun yang lalu dia masih mencari hutangan via pesan whatsup grup SMP. Aku Iri sekali melihat Tika yang sekarang, Aku pun menanyakan Hal yang membuat dia bisa berubah seperti sekarang, padahal yang Aku tahu suaminya hanya pelatih karate di kotaku, dan yang ku tahu hanya di ber gaji pas-pasan juga. Bagaimanakah kisah ku selanjutnya?Apakah Tika memberi tahuku cara yang dia lakukan hingga seperti sekarang? Dan apakah Aku bisa hidup seperti Kartika? Ikuti kisahku selanjutnya ....
Not enough ratings
5 Chapters
MANTAN SUAMI MATI GAYA
MANTAN SUAMI MATI GAYA
Setelah beberapa tahun menikah tanpa dikaruniai keturunan, Tama tiba-tiba memutuskan untuk menceraikan istrinya. Keputusan itu disampaikannya dengan dingin, membuat sang istri terkejut dan tak percaya. Awalnya, Tama pernah berjanji bahwa ia tidak akan mempermasalahkan soal anak, namun kini ia berdalih bahwa keluarganya menginginkan keturunan dan ia berniat menikah lagi. Sang istri, yang sedih namun tetap berusaha tegar, menuntut penjelasan yang masuk akal. Namun Tama tetap kukuh pada keputusannya dan bahkan melarang istrinya menuntut harta gono-gini. Dengan tenang, sang istri menyerahkan sebuah amplop yang selama ini ia simpan—hasil pemeriksaan rumah sakit yang membuktikan bahwa sebenarnya bukan dirinya yang bermasalah dalam hal keturunan. Di luar dugaan, percakapan mereka ternyata disaksikan oleh ibu mertua dan keluarga Tama yang sengaja menguping. Fakta mengejutkan yang dibawa oleh sang istri mengguncang Tama, membuatnya sadar bahwa ia telah salah menilai dan membuat keputusan yang gegabah. Namun semua sudah terlambat, karena sang istri sudah siap melepaskannya tanpa penyesalan.
10
69 Chapters
BUKU TERLARANG
BUKU TERLARANG
nama: riven usia: 22-25 tahun (atau mau lebih muda/tua?) kepribadian: polos, agak pendiam, lebih suka menyendiri, tapi punya rasa ingin tahu yang besar latar belakang: mungkin dia tumbuh di panti asuhan, atau dia hidup sederhana di tempat terpencil sebelum semuanya berubah ciri fisik: rambut agak berantakan, mata yang selalu terlihat tenang tapi menyimpan sesuatu di dalamnya, tinggi rata-rata atau lebih tinggi dari kebanyakan orang? kelebihan: bisa membaca kode atau pola yang orang lain nggak bisa lihat, cepat belajar, dan punya daya ingat yang kuat kelemahan: terlalu mudah percaya sama orang, nggak terbiasa dengan dunia luar, sering merasa bingung dengan apa yang terjadi di sekitarnya
Not enough ratings
24 Chapters
Tentang Kita
Tentang Kita
"Lo suka sama dia?" *** "Kenapa lo ngejer satu orang yang jelas-jelas cintanya gak lo dapetin?" Pertanyaan yang keluar dari mulut sahabatnya itu tak di pedulikan oleh Alifia Nadira. Seorang gadis berumur lima belas tahun yang baru saja memasuki masa SMA. Gadis itu jatuh cinta pada seorang pria hingga membuatnya berjuang untuk mendapatkan hati pria tersebut. Pia sendiri tak tahu apakah yang ia lakukan benar atau tidak. Tapi semua ini untuk cintanya. Apa yang akan terjadi pada Pia? Apakah cintanya terbalas? Atau ia memiliki perasaan yang lain? Lalu apa itu cinta? Mari singgah sebentar untuk sekedar menuangkan waktu, jika tertarik silahkan baca dan berikan komen serta kritik dan saran. Follow instagram saya: @da.w_5
10
12 Chapters
Tentang Mao
Tentang Mao
Di situasi seperti saat ini. Mungkin tidak hanya Mao yang dihampiri kepiluan secara mendadak. Kesedihan tak berujung itu mengiris sesak bersamaan dengan hilangnya pekerjaan yang selama ini menopang. Tapi mungkin Mao juga bisa dibilang beruntung. Saat ada penyanggah kesedihan dan kehampaannya serta rasa pesimisnya terhadap dunia. Ia tidak pernah meminta, tapi mungkin ini cara Tuhan memberi penawar untuk mengganti semua rasa sakitnya. Mau menyelam bersama Mao?
10
27 Chapters
Tentang Harapan
Tentang Harapan
Perjodohan yang di lakukan berulangkali hingga tak ada yang berhasil menjadikanku seperti seseorang yang tak memiliki harga diri. Di tuntut untuk menjadi yang sempurna di antara yang lain membuat tubuhku terasa di tusuk dengan berbagai macam mata pisau. Setiap pasang mata itu menatap sinis padaku, seakan tak ada celah untuk mengorek informasi diriku. Ini hanya tentang rasa yang aku alami selama aku menjalani hidup. Jadi, kumohon berikan aku sebuah topangan berupa dukungan. - Jihan Adiztya Disinilah, kisah Jihan Adiztya yang menerima tekanan dari kedua orang tuanya, dituntut harus menjadi paling sempurna di antara yang lain dan yang terpenting para lelaki harus tunduk di hadapannya. Jihan berasal dari keluarga yang cukup. Namun, karena tuntutan segala hal membuatnya dijodohkan dengan siapa pun yang selalu saja gagal membuat sang Papa murka. Sampai suatu hari Jihan bertemu seorang lelaki yang menariknya jauh dari dunia gelap dalam hidupnya.
Not enough ratings
35 Chapters

Related Questions

Bagaimana Gaya Penulisan Raka Mukherjee Memengaruhi Pembaca?

3 Answers2025-11-09 22:38:34
Gaya penulisan Raka Mukherjee langsung menarik aku karena ritmenya yang nggak pernah membosankan; ada naik turun napas dalam tiap paragraf yang bikin aku sulit menutup buku. Aku ingat pertama kali membaca 'novelnya' sambil duduk di pojok kantin—kalimatnya suka tiba-tiba memotong, lalu menari lagi dengan deskripsi yang begitu peka terhadap indera. Itu bikin pengalaman membaca terasa seperti percakapan intim, bukan kuliah sastra yang kaku. Di ruang diskusi kampus, aku sering menunjukkan kutipan-kutipan pendeknya ke teman-teman karena gampang jadi bahan obrolan: lucu, pedas, atau mendalam hanya dalam beberapa baris. Gaya dialognya terasa alami; ia paham bagaimana menyisipkan humor lokal tanpa mengorbankan keseriusan tema. Struktur naratif yang fleksibel—sering bergeser perspektif atau mempermainkan waktu—mendorong pembaca aktif menebak motif karakter dan menyusun kepingan cerita secara sendiri. Efeknya terhadap pembaca menurutku dua hal sekaligus: emosional dan intelektual. Secara emosional, ia membuat kita peduli sama karakter sampai ingin menengok kehidupan mereka setelah halaman terakhir. Secara intelektual, ia menantang cara kita menafsirkan tindakan dan memicu diskusi panjang. Untukku, gaya Raka itu semacam pancingan—sempurna buat yang suka cerita yang ramah tapi tetap berlapis-lapis, dan selalu bikin aku pengin baca ulang bagian tertentu sambil garuk-garuk kepala.

Penulis Memakai Gaya Bahasa Apa Pada Puisi Percintaan Remaja?

5 Answers2025-11-04 22:52:53
Pikiranku langsung tertarik pada ritme yang lembut dan jujur dalam puisi percintaan remaja. Aku sering menemukan bahwa penulis berusaha meniru detak jantung—baris pendek, jeda tak terduga, dan enjambment yang membuat pembaca 'merasakan' napas tokoh. Bahasa yang dipakai cenderung sederhana tapi padat: kata-kata sehari-hari dipadukan dengan metafora yang gampang dicerna, misalnya membandingkan rindu dengan hujan atau senyum dengan lampu jalan. Gaya ini bukan soal kompleksitas leksikal, melainkan kejelasan emosi. Di samping itu, ada juga nuansa konfesi; penulis seakan berbicara langsung ke teman dekat lewat baris. Nada itu membuat pembaca remaja mudah terhubung karena terasa personal, raw, dan kadang malu-malu tapi berani. Aku suka bagaimana perangkat puitik sederhana—repetisi, aliterasi, citra indera—dipakai untuk mengekspresikan sesuatu yang besar tanpa berbelit-belit. Itu membuat puisi-puisi itu terasa hangat dan nyata, seperti surat cinta yang ditemukan di saku jaket lama.

Apa Kata-Kata Buat Orang Yang Suka Ngurusin Hidup Orang Lain?

4 Answers2025-10-22 05:34:26
Gini deh, aku paling risih tiap kali lihat orang yang doyan ngurusin hidup orang lain tanpa diminta. Waktu masih ikut forum lama tentang 'One Piece' aku sering ketemu tipe yang selalu menghakimi pilihan orang lain—mulai dari pasangan, kerjaan, sampai gaya nonton. Suka kutegur lembut dengan nada nge-jokes dulu biar nggak konflik: 'Bro, plot twist hidup tiap orang beda, santai aja.' Kadang mereka bales ngegas, kadang malah mikir, dan beberapa malah minta maaf setelah sadar. Kalau beneran mau ngomong serius, aku pake dua langkah: jelasin batasanku dan kasih opsi positif. Misal, 'Makasih udah peduli, tapi aku lagi ngeresolve ini sendiri. Kalau mau bantu, tanya dulu boleh nggak.' Pernah berhasil bikin satu teman mundur dan akhirnya lebih suportif dari sebelumnya. Intinya, sabar, tegas, dan sedikit humor sering lebih manjur daripada teriak-teriak. Akhirnya, aku ngerasa lebih damai waktu bisa ngejaga diriku sendiri tanpa drama orang lain.

Bagaimana Kata-Kata Buat Orang Yang Suka Ngurusin Hidup Orang Lain?

4 Answers2025-10-22 14:23:26
Lihat, orang yang doyan ngurusin hidup orang lain itu sering keliatan sangat yakin padahal belum tentu paham gambarnya secara penuh. Aku biasanya mulai dengan memvalidasi perasaan mereka tanpa ngasih akses ke detail pribadiku: bilang sesuatu seperti 'makasih perhatianmu, aku lagi atur sendiri ya' dan biarkan itu cukup. Kalau mereka ngegas terus, aku pakai batasan yang lebih tegas: kurangi sharing, ubah topik, atau bilang langsung bahwa komentar mereka nggak membantu. Di dunia nyata aku juga pernah menghadapi keluarga yang suka ngatur—menangani dengan humor itu kadang efektif, tapi untuk hal serius aku pilih kejelasan. Kalau kamu pengin ngelatih batasan, latih kalimat singkat yang nyaman di mulutmu. Ingat juga untuk mengecek niat si pengurus: sering kali mereka sebenarnya cemas atau pengin merasa berharga. Kasih ruang untuk empati tanpa mengorbankan privasimu. Aku lebih tenang sekarang karena belajar menempatkan kata-kata yang sopan tapi tegas; kamu juga bisa pelan-pelan membiasakan itu, percaya deh, rasanya lega kala privasi dihormati.

Bisa Kasih Kata-Kata Buat Orang Yang Suka Ngurusin Hidup Orang Lain?

4 Answers2025-10-22 10:54:39
Nih, aku kumpulin beberapa kalimat yang bisa dipakai buat menahan orang yang hobi campur urusan orang lain tanpa harus jadi kasar. Kadang aku pakai pendekatan halus dulu: 'Makasih ya udah perhatian, tapi aku pengin coba urusin sendiri dulu.' Kalimat ini ngejaga muka si pemberi komentar dan jelas nunjukin batas. Kalau mereka maksa lagi, aku tambahin: 'Kalau butuh masuk, tolong tanyain dulu ya. Aku lagi belajar nanganin ini sendiri.' Itu efektif karena nge-redirect kontrol—kamu yang atur siapa boleh bantu. Kalau situasinya udah melebar dan berulang, aku lebih tegas: 'Saya minta tolong jangan ikut campur. Kalau ada hal penting, hubungi saya langsung.' Kadang aku selipin humor supaya nggak bikin suasana tegang, misal: 'Plot hidupku belum siap untuk spoiler, makanya tolong tahan diri dulu.' Intinya, mulai dari sopan, tingkatkan tegas kalau perlu, dan gunakan bahasa yang buat kamu nyaman—bukan cuma buat melindungi privasi, tapi juga menjaga hubungan supaya nggak berakhir ruwet.

Mengapa Penyair Memilih Gaya Bebas Dalam Puisi Untukmu Hari Ini?

2 Answers2025-10-22 17:49:36
Ada momen di sore tadi ketika aku merasa kata-kata butuh ruang gerak — mungkin itu alasannya penyair memilih gaya bebas untukku hari ini. Aku membayangkan penyair duduk dengan secangkir kopi yang dingin, menatap jendela dan menimbang mana yang paling jujur: susunan rima yang rapih atau napas yang tidak patuh pada pola. Gaya bebas memberi kebebasan itu — bukan sekadar membuang aturan, melainkan memilih ritme yang meniru cara kita bicara saat hati bergejolak. Untukku, puisi gaya bebas terasa seperti percakapan yang tiba-tiba memutus formalitas; ada fragmen memori, gabungan metafora yang datang tak berencana, jeda yang dibiarkan begitu saja supaya pembaca bisa menafsirkan. Itu efektif ketika isi puisi ingin mengekspresikan hal-hal yang kacau, ambigu, atau lembut tanpa harus dipaksa masuk ke kerangka tertentu. Di sisi lain, aku juga merasa penyair sengaja memakai gaya bebas sebagai alat empati. Ketika tema puisi menyentuh pengalaman modern — kehilangan yang tak terdefinisi, identitas yang berubah-ubah, kecemasan yang tak beraturan — bentuk bebas meniru dunia yang serba retak itu. Baris yang sengaja pendek, atau sebaliknya melengkung panjang, memberi ruang bernapas bukan cuma untuk kata-kata tapi juga untuk pembaca. Kadang aku membacanya pelan, menghitung napas sendiri, lalu menemukan makna di sela-sela yang tak terucap. Gaya bebas juga memungkinkan permainan visual: jarak antarbaris, jeda kosong di halaman, semua jadi bagian dari narasi. Itu membuat puisi lebih performatif ketika dibacakan di panggung kecil atau dibagikan di timeline yang cepat. Jadi, bagi aku, penyair memilih gaya bebas karena ia mau dekat — bukan dekat dalam arti manis, tapi dekat dalam arti raw dan manusiawi. Bebas bukan berarti sembarangan; ia adalah pilihan sadar untuk memberi ruang pada kebingungan, pada irama napas, pada suara kecil yang tak mau diatur. Hari ini, itu yang aku butuhkan: puisi yang bicara seperti orang yang belum rapi pikirannya, dan aku suka kalau kata-kata itu tetap utuh tanpa dipaksa rima akhir.

Bagaimana Gaya Bahasa Yang Digunakan Dalam Karya Taufik Ismail?

5 Answers2025-10-22 18:08:44
Gaya bahasanya terasa seperti percakapan yang menyelinap di antara baris-baris puisi dan prosa—langsung, tegas, dan mengena. Aku merasakan bagaimana Taufik Ismail memilih kata-kata yang sederhana namun penuh muatan: tidak manja dengan metafora yang dibuat-buat, tapi juga tidak kering sampai tak berjiwa. Pilihannya pada diksi sehari-hari membuat pembaca biasa bisa masuk, sementara permainan irama dan pengulangan membangun resonansi emosional yang kuat. Ada jiwa rakyat di sana—nada yang mudah didekati tetapi memiliki kecerdikan bahasa yang tajam. Di beberapa sisi, gaya itu juga cenderung mengkritik—bukan hanya menyindir, tetapi sering mengajak refleksi moral. Sebuah sajak bisa terasa seperti protes yang lembut, dan di lain waktu seperti bisikan kesepian yang merangkum pengalaman kolektif. Bagiku, itu kombinasi yang membuat karyanya tahan lama dan selalu terasa relevan.

Apa Makna Judul Hidupku Tanpamu Menurut Penulisnya?

1 Answers2025-10-23 11:22:57
Langsung dari judulnya, 'Hidupku Tanpamu' sudah bikin dada serasa mampet karena padatnya makna: itu bukan sekadar pernyataan, tapi undangan untuk meraba-raba seluruh sisinya — kehilangan, kebebasan, penyesalan, dan harapan yang samar. Penulis memilih frasa yang sederhana tapi bermuatan emosional tinggi; penggunaan kata ‘hidupku’ membuatnya personal dan intim, sementara ‘tanpamu’ menempatkan pembaca sebagai saksi atau bahkan sebagai pihak yang ditinggalkan. Dalam pandangan penulis, judul ini berfungsi sebagai jendela pertama ke suasana hati cerita atau lagu: bukan hanya soal kosongnya ruang setelah kepergian, melainkan juga soal bagaimana subjek menegosiasikan identitasnya ketika bayang-bayang seseorang yang dulu melekat menghilang. Banyak penulis menulis judul seperti ini untuk menangkap kontradiksi hidup setelah hubungan berubah: masih hidup, tapi ada bagian yang seperti hilang. Menurut penulis, makna judul bisa dilihat sebagai dua hal sekaligus — literal dan metaforis. Secara literal, ia menegaskan kondisi eksistensial tanpa sosok lain; kegiatan sehari-hari yang sama mendadak terasa asing. Secara metaforis, ‘tanpamu’ bisa mewakili beragam hal: kebiasaan, rasa aman, masa depan yang direncanakan bersama, atau bahkan versi diri yang dulu. Penulis cenderung ingin menunjuk dinamika itu — bukan sekadar luka yang menuntut belas kasihan, tetapi proses rekonstruksi diri yang terkadang marah, terkadang lucu, dan sering kali penuh penyesalan yang manis. Pilihan sudut pandang (seringkali 'aku' yang berbicara kepada 'kamu') sengaja membuat pembaca ikut terlibat, seolah kita sendiri yang ditinggalkan atau justru pelakunya. Di tingkat yang lebih luas, penulis biasanya berharap judul seperti 'Hidupku Tanpamu' memberi ruang bagi pembaca untuk memasukkan pengalaman pribadinya ke dalam teks. Itu alasan kenapa ungkapan ini resonan — ia cukup spesifik untuk membangkitkan citra, tapi juga cukup universal untuk dipakai siapa saja yang pernah merasakan kehilangan: putus cinta, kematian, perpindahan, atau sekadar perpisahan fase hidup. Dalam praktiknya, penulis mungkin menaruh detail sehari-hari — cangkir kopi yang tetap ada, lagu yang tiba-tiba jadi sakral, musim yang berubah tanpa perayaan — untuk menunjukkan bahwa hidup berjalan, namun terasa berbeda warnanya. Bagi saya pribadi, judul ini seperti janji bahwa cerita atau lagu akan jujur dan tidak malu-malu menunjukkan sisi rapuh manusia; aku selalu tertarik membaca atau mendengarkan lebih jauh karena ingin tahu bagaimana seseorang menambal lubang yang ditinggalkan oleh ‘kamu’ itu, apakah dengan amarah, tawa, atau penerimaan yang pelan namun pasti.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status