Kapan Futari No Hi Manga Pertama Kali Diterbitkan?

Bagi penggemar Jiro Taniguchi, 'Futari no Hi' adalah salah satu karya yang menunjukkan keahliannya dalam bercerita tanpa banyak kata. Manga ini mulai terbit pada April 2002 di Jepang. Saya menemukannya saat sedang mencari manga dengan tema dewasa yang berbeda dari kebanyakan serial populer.

Yang menarik dari 'Futari no Hi' adalah bagaimana Taniguchi mengeksplorasi kehidupan pasangan tua melalui rutinitas sehari-hari mereka. Setiap panel terasa seperti jendela yang mengintip ke dalam kehidupan nyata. Gaya gambarnya yang realistis dan perhatian terhadap detail kecil - seperti cara memegang cangkir atau ekspresi wajah yang halus - membuat cerita ini sangat spesial. Meskipun singkat, manga ini meninggalkan kesan mendalam tentang arti kebersamaan dalam jangka panjang.

Sebagai kolektor manga sejak akhir 90-an, saya selalu tertarik pada karya-karya yang kurang mainstream tapi punya kedalaman emosional. 'Futari no Hi' adalah salah satu hidden gem yang saya temukan sekitar tahun 2005. Manga karya Jiro Taniguchi ini sebenarnya mulai serialisasi di majalah 'Weekly Manga Sunday' pada tahun 2002 sebelum diterbitkan sebagai tankobon oleh Ohzora Publishing.

Yang membuat 'Futari no Hi' istimewa adalah penyampaian ceritanya yang sangat manusiawi. Taniguchi berhasil menggambarkan dinamika hubungan pasangan lanjut usia dengan detail yang menyentuh. Tidak ada drama berlebihan, hanya kenyataan hidup yang diangkat dengan indah. Manga ini terdiri dari 12 chapter yang semuanya terkumpul dalam satu volume. Meskipun tidak sesukses karya Taniguchi lainnya seperti 'The Walking Man', 'Futari no Hi' tetap dianggap sebagai salah satu karya terbaiknya dalam genre slice-of-life.

Saya masih ingat pertama kali menemukan 'Futari no Hi' di rak manga tua toko buku favorit saya. Manga ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2002 oleh Ohzora Publishing, dan langsung menarik perhatian saya dengan gaya seni yang unik dan cerita sederhana namun mengharukan tentang kehidupan sehari-hari pasangan tua. Saya suka bagaimana manga ini menangkap keindahan dalam hal-hal kecil, seperti minum teh bersama atau berjalan di taman. Meskipun tidak terlalu populer di kalangan fans shonen atau shojo, 'Futari no Hi' punya tempat khusus di hati penggemar cerita slice-of-life seperti saya.