Kapan Souqy Band Cinta Dalam Doa Akan Tampil Live Di Jakarta?

Aku langsung kepincut sama tekstur gitarnya di 'Cinta dalam Doa'. Dari nada pertama aku bisa merasakan pilihan tone yang hangat—lebih ke arah akustik bersih dengan sedikit reverb yang menjadikan setiap not terasa mengawang tapi tetap jelas. Ritme dasarnya bertumpu pada pola strumming yang sederhana namun efektif, dipadu dengan gelang arpeggio pada bagian intro dan bridge yang memberi ruang bagi vokal tanpa saling 'berebut' perhatian. Ada penggunaan voicing terbuka yang membuat akord-akordnya terasa luas, plus beberapa passing note di antara chord yang memperkaya warna harmoninya. Yang paling kusukai adalah dinamika aransemen: pemain gitarnya tahu kapan harus menahan diri. Di verse, gitar cenderung tipis dan rapi, lalu di chorus penuh dengan layering—electric ringan mengisi mid, sementara acoustic tetap jadi tulang punggung. Solo atau lead-nya nggak pamer teknis, melainkan memilih melodi singkat yang menguatkan tema emosional lagu. Buat aku, kombinasi itu bikin 'Cinta dalam Doa' terasa intim tapi tetap besar di momen yang pas, meninggalkan kesan hangat setelah lagu selesai.

Gini, aku pernah kepo dan nyari-nyari tentang siapa vokalis di balik lagu 'Cinta Dalam Doa'—tapi memang informasinya nggak langsung gampang ketemu. Aku sempat ngecek komentar di beberapa video YouTube dan postingan Instagram yang nyantumin lagu itu; sering kali nama vokalis nggak tercantum jelas karena akun yang upload bukan akun resmi band. Kalau kamu lagi nyari nama langsung, trik cepat yang biasanya aku pakai adalah buka deskripsi video resmi (kalau ada), cek profil Spotify/Deezer untuk credits, atau lihat postingan lama di akun media sosial band—kadang mereka nge-tag si penyanyi di pengumuman rilisan. Kalau semua cara itu masih buntu, cara lain yang pernah ngefek buatku: cari wawancara atau live session band di YouTube, karena vokalis biasanya muncul di video live dan sering disebut namanya di intro. Semoga itu ngebantu kamu ngelacak nama vokalisnya; aku sendiri waktu itu akhirnya nemu petunjuk lewat highlight Instagram band, jadi sabar dan rajin ngecek sumber resmi ya.

Aku sering ditanya bagaimana aku memainkan chorus 'Cinta Dalam Doa', jadi aku tulis versi yang biasa kugunakan di gitar akustik agar gampang diikuti. Awalnya aku pasang kunci G sebagai titik awal karena progresi G–D–Em–C (I–V–vi–IV) terasa pas untuk feel lagu ini; pakai capo di fret 2 kalau nadanya perlu dinaikkan sedikit untuk vokal. Pola strumming yang nyaman untuk chorus menurutku adalah: down, down-up, up-down-up (count: 1 2& &4&). Mainkan dengan dinamika—bagian awal chorus cukup lembut, lalu buka strumming lebih penuh di bar kedua supaya ada gelombang emosional. Jika mau lebih intimate, arpeggio di tiap chord (bass–string tengah–string atas) juga works banget. Untuk vokal, tahan beberapa nada kunci (sustain) di akhir bar untuk menambah ruang dan biarkan backing vokal mengisi harmoni di bagian kedua chorus. Latihan dengan metronom dan rekam diri tiap take—aku selalu denger untuk menemukan di mana harus menahan atau mengurangi strum. Itu membuat chorus terasa hidup, bukan sekadar mengulang akor. Semoga ini membuatmu lebih nyaman mainin 'Cinta Dalam Doa'—selalu enak lihat lagu jadi punya ruang bernapas di chorus.

Satu hal yang langsung kena di hatiku ketika denger 'Cinta Dalam Doa' adalah cara lagu itu menyatukan rindu dan pengharapan jadi sesuatu yang hangat, bukan melankolis semata. Aku ngerasa penulisnya mungkin lagi ngadepin momen di mana kata-kata biasa nggak cukup, jadi ia pake doa sebagai medium cinta — bukan cuma romantis, tapi juga spiritual. Liriknya sederhana tapi punya lapisan; ada rasa takut kehilangan, ada juga keyakinan bahwa cinta yang tulus bisa berkembang lewat komunikasi yang lebih dari sekadar ucapan. Musiknya menopang itu; melodi yang naik turun bikin detak jantung ikut bergeser dari was-was ke lega. Di sisi lain, aku mikir penulis dapat inspirasi dari peristiwa-peristiwa kecil yang sering kita anggap remeh: obrolan larut malam, pesan singkat yang gak sempat dibalas, atau momen ketika kita menatap langit dan berharap. Ada nuansa universal di situ — bukan cuma cerita cinta romantis, tapi juga doa untuk keluarga, sahabat, dan diri sendiri. Itulah sebabnya lagu ini terasa dekat untuk banyak orang; ia nggak memaksa interpretasi tunggal, tiap pendengar bisa bawa sendiri pengalaman hidupnya ke dalam lagu. Akhirnya, buatku 'Cinta Dalam Doa' adalah pengingat lembut bahwa kata-kata yang paling kuat kadang datang dari tempat yang paling tenang.

Gila, aku masih bisa membayangkan sensasi waktu pertama kali nonton video itu di layar laptop. Menurut ingatanku dan jejak rilis yang sempat viral di komunitas musik indie, 'Cinta Dalam Doa' dari Souqy Band pertama kali dirilis lewat kanal YouTube resmi mereka sebagai single dengan video musik. Setelah unggahan perdana di YouTube, lagunya otomatis meluncur ke platform streaming besar seperti Spotify dan Apple Music beberapa jam atau hari kemudian, jadi banyak orang yang mengenal lagu itu lewat tayangan video duluan. Di komunitas tempat aku nongkrong, premiere YouTube itu terasa kayak momen kumpul digital: banyak yang berbagi link, komentar, dan reaction, sampai akhirnya playlist streaming juga kebanjiran replay. Buatku, rilis lewat YouTube ini efektif karena visual dan cerita di video membantu lagu cepat melekat — bukan cuma didengar, tapi juga dirasakan. Itu yang bikin aku nggak bisa lepas dari melodi dan liriknya sampai sekarang.

Gambar yang paling nempel di pikiranku dari video resmi 'cinta dalam doa' adalah suasana hangat dan sederhana—bukan produksi megah, melainkan momen-momen intim yang terasa sangat personal. Video itu menggabungkan adegan band sedang tampil akustik di ruangan kecil dengan narasi seorang pasangan yang terpisah oleh jarak. Ada banyak close-up: tangan yang memegang rosario atau tasbih, mata yang menatap ke jendela, secarik surat yang dilipat ulang-ulang. Intercut dengan itu, vokal utama sering terlihat berada di sudut ruangan yang remang, menyanyikan lirik seolah sedang menuturkan doa. Tone warnanya hangat kecokelatan, kadang berganti ke shot malam bertabur lampu jalan yang memberi nuansa rindu. Di akhir video, ada adegan yang cukup kuat secara emosional—matahari terbit di atas atap rumah dan pasangan itu akhirnya berkomunikasi lewat doa, bukan hanya kata-kata. Keseluruhan konsepnya sederhana tetapi efektif: menempatkan doa sebagai jembatan antara kerinduan dan harapan, sementara performa band menjaga keterhubungan musikal. Aku suka bagaimana visualnya tidak berlebihan, malah menambah kedalaman lirik dan membuat suasana terasa sangat manusiawi.

Ngomong soal versi akustik, aku selalu cek dulu sumber resmi sebelum percaya rumor—apalagi untuk lagu seperti 'Cinta Dalam Doa' dari Souqy Band. Kalau kamu mau tahu apakah ada versi akustik resmi, langkah paling praktis yang kulakukan adalah menelusuri platform utama: YouTube di channel resmi band atau label, Spotify/Apple Music dengan pencarian kata kunci 'acoustic', 'unplugged', atau 'stripped', dan akun Instagram atau Facebook mereka untuk pengumuman sesi akustik atau IGTV. Banyak band merilis versi akustik sebagai single alternatif, live session, atau bonus track di edisi khusus. Selain itu, cek juga channel radio lokal dan akun resmi stasiun — kadang ada rekaman live session yang tidak muncul di layanan streaming. Jika tidak ketemu di kanal-kanal itu, besar kemungkinan belum ada rilisan resmi, dan yang beredar hanyalah cover dari penggemar. Kalau aku yang penasaran, aku biasanya simpan bukti sumber (tautan resmi atau postingan band) supaya jelas apakah itu rilisan resmi atau cuma fan recording. Semoga membantu, aku senang kalau bisa bantu kamu menemukan versi yang benar-benar resmi.

Langsung ketagihan tiap dengar bagian refrein — itu yang pertama terasa buatku. Waktu pertama kali nemu 'Souqy - Cinta Dalam Doa' di timeline, aku berhenti scroll dan replay berkali-kali. Suaranya hangat tapi nggak dibuat-buat; liriknya simple tapi menyentuh; ada kombinasi cinta dan doa yang bikin lagu ini terasa sangat personal tanpa jadi bertele-tele. Produksi musiknya minimalis di beberapa bagian, lalu meledak di chorus dengan melodi yang gampang dinyanyikan bareng-bareng — sempurna untuk momen kebersamaan di kafe atau perjalanan pulang. Selain itu, fansnya aktif banget bikin cover, fanart, dan versi akustik yang memperluas jangkauan lagu ini. Di platform pendek, potongan emosional dari chorus jadi mudah viral karena bisa dipakai buat video singkat berisi momen kejutan, reuni, atau momen refleksi. Untukku, lagu ini terasa seperti teman yang bilang, 'kamu nggak sendiri' lewat nada dan kata, dan itu alasan kenapa ia cepat menyebar ke banyak orang.