Siapa Yang Menerjemahkan Buku Ibnu Sina Ke Bahasa Indonesia?

2025-10-06 06:03:46 172

3 Answers

Nevaeh
Nevaeh
2025-10-07 01:23:46
Di perpustakaan kampus aku sering menemukan beberapa edisi Ibnu Sina yang terbit di Indonesia, dan satu hal jelas: penerjemahnya beragam.

Beberapa karya besar Ibnu Sina memang relatif sering diterjemahkan oleh akademisi Indonesia yang fokus pada sejarah ilmu dan filsafat Islam, sementara karya-karya lain masuk lewat terjemahan bahasa Inggris atau Prancis dulu sebelum kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Makanya kadang ada catatan di sampul atau halaman pengantar yang menjelaskan sumber terjemahan—itu petunjuk penting tentang siapa yang sebenarnya menerjemahkan. Kalau kamu lagi mengutip atau butuh rujukan akademis, pastikan cek langsung nama penerjemah di halaman judul serta apakah ada catatan kaki yang menjelaskan metode terjemahan.

Sebagai tip praktis: pakai pencarian katalog online (Perpusnas, WorldCat), atau lacak ISBN kalau tersedia—itu biasanya langsung keluar nama penerjemah dan penerbit. Aku suka ngulik pengantar terjemahan karena sering ada diskusi singkat tentang tantangan menerjemahkan istilah teknis serta alasan penerjemah memilih kata tertentu; itu bermanfaat banget buat memahami konteks teks klasik ini.
Harper
Harper
2025-10-09 09:14:06
Ada hal penting yang perlu diketahui: tidak ada satu penerjemah tunggal untuk semua karya Ibnu Sina ke bahasa Indonesia. Banyak karyanya yang diterjemahkan oleh berbagai orang dan lembaga, tergantung judul dan tujuan terjemahan (akademis, populer, atau medis).

Kalau kamu ingin tahu siapa penerjemah sebuah edisi tertentu, cek halaman judul atau kolofon buku tersebut—di situ biasanya tercantum nama penerjemah, tahun terbit, dan penerbit. Alternatif cepat lain: cari judul lengkap di katalog perpustakaan nasional atau database internasional seperti WorldCat; biasanya informasi penerjemah dan edisi akan muncul. Secara pribadi, aku selalu menikmati membaca pengantar terjemahan karena sering berisi catatan penting soal sumber bahasa asli dan pilihan penerjemahan, yang membantu menilai keakuratan teks.
Bryce
Bryce
2025-10-10 16:16:08
Aku suka membongkar rak buku lama untuk melihat siapa yang bertanggung jawab menerjemahkan karya-karya klasik — dan soal Ibnu Sina itu selalu menarik.

Tidak ada satu nama tunggal yang bisa dijawab untuk semua bukunya karena Ibnu Sina menulis banyak sekali karya: mulai dari 'Al-Qanun fi al-Tibb' (The Canon of Medicine) sampai 'Kitab al-Shifa' (The Book of Healing). Di Indonesia, terjemahan-terjemahan itu muncul dalam berbagai edisi yang diterjemahkan oleh banyak penerjemah berbeda—ada yang menerjemahkan langsung dari bahasa Arab, ada juga yang menerjemahkan dari terjemahan Inggris atau bahasa Eropa lain. Jadi, kalau kamu pegang satu buku Ibnu Sina di rak, lihat dulu halaman judul dan kolofon: di situ biasanya tercantum nama penerjemah, tahun, dan penerbitnya.

Kalau tujuanmu adalah mencari edisi tertentu, cara cepatnya adalah cek katalog perpustakaan (misalnya Perpustakaan Nasional atau perpustakaan universitas), cari berdasarkan judul asli atau ISBN, atau lihat di WorldCat dan Google Books. Aku sering pakai kombinasi itu untuk memastikan siapa penerjemahnya dan apakah terjemahan tersebut langsung dari Arab atau melalui bahasa perantara. Lumayan membantu kalau kamu lagi ngebandingin kualitas terjemahan atau mencari edisi yang lebih akademis. Semoga membantu, terus asyik menelusuri jejak terjemahan klasik—itu sensasi kecil yang bikin koleksiku jadi berwarna.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

RUN! [Bahasa Indonesia]
RUN! [Bahasa Indonesia]
Terisya Alexandra harus tersiksa semenjak kepergian kedua orang tua nya. Dirinya di rawat oleh paman dan bibinya yang gila harta, memaksa nya untuk bekerja terus menerus. Namun entah kenapa dia tak pernah sekali pun membenci keduanya. Hingga hari di mana semuanya di mulai, pertahanan Terisya runtuh di gantikan oleh rasa kecewa. Terisya harus menjalani hidup yang lebih rumit dari sebelumnya. Terjebak di negara asing saat melarikan diri dan terjatuh ke dalam jurang. Sosok Chale menjadi dewa penyelamat nya, Terisya seakan akan tidak di izinkan untuk bertemu kedua irang tuanya secepat itu. Bahkan pria 27 tahun itu membuat nya merasakan kembali hangatnya kasih sayang keluarga dan bagaimana dirinya di cintai.
10
12 Chapters
WOLVIRE (Bahasa Indonesia)
WOLVIRE (Bahasa Indonesia)
Barbara selalu mendapatkan apa yang diinginkannya kecuali satu hal, kebebasan. Dia tidak boleh meninggalkan rumah sendirian tanpa ditemani oleh setidaknya salah satu orang tuanya. Seperti anak kecil. Di sisi lain, semuanya berubah setelah ia bertemu Saga yang mengaku sebagai vampir. Barbara adalah wolvire, persilangan antara perubah-serigala dan vampir. Namun, bukan itu yang membuatnya buruk. Dia memiliki darah suci yang diincar oleh beberapa orang yang berorientasi pada kejahatan. Salah satunya adalah Yang Terkutuk. Akankah Barbara berhasil melarikan diri atau bahkan bersembunyi? Akankah dia berhasil menjaga dirinya agar tidak dikendalikan oleh iblis untuk memanggil kegelapan? Suatu hari di sebuah kota di Indonesia, kekacauan melanda. Kegelapan menggantung di langit dan tampak berdenyar di udara. Apa yang salah? Apakah itu terkait dengan Barbara? Hadiah adalah hadiah. Apa yang membuatnya menjadi kutukan adalah keinginan manusia yang nyata akan kekuatan nan gelap. Berjuanglah, atau semuanya akan hancur.
10
52 Chapters
Witch (Bahasa Indonesia)
Witch (Bahasa Indonesia)
Azareel di buat pusing dengan semua kenyataan yang ada, semakin banyak pertanyaan yang ada di dalam pikirannya tentang dunia itu, namun tidak ada satu orang pun yang bisa menjawabnya, hingga. Lembaran kosong yang dibalik Aza mulai memancarkan cahaya biru yang sedikit demi sedikit membuat sebuah garis di atas kertas kosong. Aza semakin tidak percaya namun dia ditampar dengan keadaan yang saat ini berlangsung. Dia semakin tidak percaya lagi kalau yang di lihatnya adalah peta di kota tempat dia tinggal sekarang, melihat tanda bergambar kubus dengan berbagai macam warna.
10
50 Chapters
Rich Man (Bahasa Indonesia)
Rich Man (Bahasa Indonesia)
Henry Sagaara Wijaya, ialah seorang anak penguasa yang berpura-pura menjadi cleaning service agar bisa menemukan gadis yang mau menerimanya.Namun, pada saat malam pesta ulangtahun gadis itu justru Henry dipermalukan hingga akhirnya statusnya sebagai seorang tuan muda dari keluarga Wijaya terungkap.
9.7
39 Chapters
The Curse (Bahasa Indonesia)
The Curse (Bahasa Indonesia)
The Curse: KutukanNyatanya dikutuk menjadi manusia serigala tidak cukup untuk menghancurkan kehidupan William Redorge. Di depan sana, kutukan yang jauh lebih besar telah menantinya."Aku harus menjadi aktris terkenal hingga semua kamera akan menyorotku, dan hidupku akan aman," ucap Leona pada dirinya sendiri."Kau hanya harus terus berada di sampingku, dan aku dapat melindungimu walau di belakang sorot kamera," balas William mengagetkan."Tidak. Aku tidak bisa menggantungkan hidupku pada monster sepertimu. Itu terlalu berisiko," tolak Leona."Tapi aku bisa melindungimu. Tetaplah di sampingku dan tinggalkan dunia penuh drama ini!" seru William dengan nada tegas.Ketika seorang aktris pendatang baru yang ingin menjadi pusat perhatian untuk mengamankan hidupnya terpaksa tinggal satu atap dengan aktor misterius yang tak ingin kehidupan pribadinya terusik agar kutukan yang ada pada dirinya tidak diketahui orang lain. Lantas, apakah keduanya akan dapat bersama dengan berbagai perpedaan yang ada?
Not enough ratings
11 Chapters
Princess Reborn [Bahasa Indonesia]
Princess Reborn [Bahasa Indonesia]
Dia kembali bukan untuk rakyat, tapi kembali untuk keluarganya. Dia tidak akan lagi sebaik dan polos seperti sebelumnya, melainkan dengan kecerdasan, kekejaman dan kesombongan. Putri yang akan menyatakan perang terhadap Kaisar. "JIKA ADA KEHIDUPAN SELANJUTNYA. AKU, CASTARICA GENE LESLIE, AKAN MEMBALAS SEMUANYA. UNTUK KELUARGA GENE LESLIE," teriak Castarica Gene Leslie pada langit.
10
10 Chapters

Related Questions

Bagaimana Mahasiswa Kedokteran Menggunakan Buku Ibnu Sina?

3 Answers2025-10-06 18:50:47
Di perpustakaan fakultas aku pernah sengaja ngubek rak kuno sampai nemu salinan lama 'Al-Qanun fi al-Tibb'—mulai dari situ cara aku pakai buku Ibnu Sina berubah jadi dua lapis. Pertama, aku menggunakannya sebagai sumber konteks historis untuk memahami bagaimana konsep penyakit dan terapi berkembang sebelum era laboratorium modern. Bukan berarti aku ngandelin teori humoral begitu saja, tapi baris-baris yang menjelaskan gejala, pola sakit, dan pendekatan holistik seringkali membuka sudut pandang yang nggak diajarkan dalam modul. Itu membantu aku berpikir lebih sistemik waktu berdiskusi kasus klinis sederhana. Kedua, aku pakai buku ini sebagai alat latihan klinis: mengekstrak deskripsi gejala klasik, membandingkan dengan kitab modern, lalu membuat mind map untuk differential diagnosis. Triknya, selalu tandai pernyataan yang berbasis observasi (misal sifat nyeri, urutan gejala) dan garis bawahi bagian farmakope yang masih relevan, lalu cek literatur terkini. Aku juga suka mengutip bagian tertentu ketika presentasi sejarah penyakit; dosen dan teman suka karena jadi warna beda di tengah slide yang penuh statistik. Pada akhirnya, buatku 'Al-Qanun' itu lebih kayak cermin: bukan aturan mutlak, tapi cermin pemikiran klinis yang bisa diasah sampai relevan lagi.

Bagaimana Saya Memverifikasi Keaslian Buku Ibnu Sina Manuskrip?

3 Answers2025-10-06 00:23:43
Ada satu hal yang selalu membuatku bersemangat: menelisik tanda-tanda kecil pada naskah kuno yang membedakan yang asli dari tiruan. Pertama, aku mulai dari hal paling kasat mata — bahan dan konstruksi buku. Kertas dan tinta punya karakteristik zaman tertentu; misalnya kertas rag paper abad pertengahan berbeda teksturnya dari kertas mesin modern, dan watermark bisa mengungkap asal tempat pembuatan. Periksa juga jahitan penjilidan, jenis kulit atau kertas penjilid, serta pola lipatan. Kalau ada kolofon (catatan di akhir naskah), itu bisa berisi tanggal penulisan menurut kalender Hijriyah atau nama penyalin — catat itu dan konversi ke kalender Masehi untuk validasi. Selanjutnya aku mengamati tulisan tangan: palaeografi itu kunci. Gaya huruf, bentuk harakat, penggunaan tanda baca, dan ejaan khas pengarang atau wilayah tertentu bisa menunjukkan periode. Untuk karya Ibn Sina seperti 'Kitab al-Shifa' atau 'Al-Qanun fi al-Tibb', bandingkan fragmen teks dengan edisi kritis yang ada dan manuskrip yang terdokumentasi di perpustakaan besar. Varianta bacaan (variant readings) sering memberi petunjuk soal garis transmisi naskah. Jangan lupa teknologi: multispectral imaging bisa menonjolkan tulisan pudar atau palimpsest, sementara analisis tinta (XRF, Raman) dan radiokarbon memberi data ilmiah tentang usia bahan. Terakhir, jejak kepemilikan (provenance) sangat penting — stempel koleksi, catatan perpustakaan, atau inventaris lama memperkuat autentisitas. Kalau ragu, ajak konservator dan spesialis manuskrip Islam; mereka sering punya jaringan dan akses ke katalog seperti Fihrist atau koleksi di British Library yang membantu verifikasi. Pengalaman memegang lembaran kuno itu bikin hati deg-degan, tapi kombinasi pengamatan mata, perbandingan tekstual, dan analisis ilmiah adalah cara paling aman untuk menentukan keaslian.

Perpustakaan Mana Yang Meminjamkan Buku Ibnu Sina Versi Digital?

3 Answers2025-10-06 18:25:56
Mencari salinan digital karya Ibnu Sina itu seru karena sering ketemu versi yang berbeda: manuskrip Arab, terjemahan Latin, atau edisi modern yang sudah dipindai. Kalau kamu mau versi lengkap klasik, coba cek 'Internet Archive' (archive.org) dan 'Google Books' dulu — keduanya sering punya edisi lama yang sudah masuk domain publik, termasuk salinan Latin dari 'Al-Qanun fi al-Tibb' dan beberapa cetakan lama 'Kitab al-Shifa'. Untuk manuskrip asli dan gambar halaman, perpustakaan besar Eropa dan Timur Tengah seringkali sudah mendigitalkan koleksinya: 'Bibliothèque nationale de France' lewat Gallica, British Library dengan koleksi manuskrip Islamnya, serta Bodleian (Oxford) dan perpustakaan perguruan tinggi besar lain kerap menampilkan naskah beresolusi tinggi. Jika kamu butuh akses akademis atau ingin verifikasi bibliografi, 'HathiTrust' dan 'WorldCat' berguna—HathiTrust sering membatasi tampilan penuh untuk non-anggota tapi metadata dan link ke perpustakaan yang memegang salinan tetap ada. Europeana juga mengumpulkan artefak Eropa termasuk terjemahan Latin. Satu catatan penting: karya-karya Ibnu Sina dalam bahasa aslinya umumnya sudah berada di domain publik, tapi edisi kritis modern atau terjemahan baru bisa saja memiliki hak cipta. Intinya, mulai dari Internet Archive dan Gallica, lalu arahkan ke British Library, Bodleian, atau repositori universitas jika butuh manuskrip berkualitas tinggi; WorldCat membantu menunjukkan perpustakaan mana yang meminjamkan atau menyimpan versi digital yang bisa diakses.

Apakah Perpustakaan UI Menyimpan Buku Ibnu Sina Manuskrip Kuno?

3 Answers2025-10-06 08:07:57
Pertanyaan tentang manuskrip kuno selalu bikin mata saya berbinar, apalagi kalau menyangkut sosok besar seperti Ibnu Sina. Dari pengecekan katalog daring dan pengalaman bolak-balik ke perpustakaan kampus, saya belum menemukan bukti kuat bahwa Perpustakaan Universitas Indonesia menyimpan manuskrip asli karya Ibnu Sina yang berstatus naskah kuno berbahasa Arab atau Persia. Biasanya koleksi perpustakaan universitas di Indonesia lebih banyak menyimpan terjemahan, edisi cetak lama, salinan fotokopi, atau mikrofilm dari karya-karya klasik, bukan manuskrip autograf yang sangat langka. Untuk teks utama Ibnu Sina seperti 'Al-Qanun fi al-Tibb' (Canon of Medicine) yang tersebar luas, banyak perpustakaan menyimpan edisi cetak atau terjemahan. Kalau ada naskah kuno asli, biasanya tercatat di katalog koleksi khusus (rare books / special collections) dan diberi entri terpisah yang mencantumkan rincian fisik, provenans, serta kondisi. Kalau kamu mau memastikan sendiri, langkah paling efektif menurut saya adalah: cari di OPAC Perpustakaan UI dengan kata kunci 'Ibnu Sina', 'Avicenna', atau judul Arab seperti 'Al-Qanun fi al-Tibb'; kemudian cek katalog nasional dan WorldCat untuk rujukan; dan terakhir hubungi bagian koleksi khusus Perpustakaan UI karena beberapa item langka memang belum sepenuhnya terindeks online. Pengalaman pribadi: kadang yang tampak tidak tercatat di katalog online ternyata ada di gudang atau koleksi langka, jadi komunikasi langsung sering membuka jawaban yang lebih pasti. Semoga ini membantu dan semoga kamu menemukan harta karun yang dicari—senang rasanya membayangkan membuka lembaran naskah tua itu.

Bagaimana Buku Ibnu Sina Menjelaskan Teori Penyakit Dan Penyembuhan?

3 Answers2025-10-06 12:56:30
Hal yang paling membuatku kagum dari tulisan Ibnu Sina adalah betapa sistematisnya ia merangkai konsep penyakit dan penyembuhan dalam 'Al-Qanun fi al-Tibb'. Dalam pandangannya, penyakit bukan sekadar teka-teki, melainkan hasil ketidakseimbangan antara empat humor—darah, lendir, empedu kuning, dan empedu hitam—yang dipengaruhi oleh temperamen dan lingkungan. Ia menggabungkan observasi klinis (seperti pemeriksaan denyut nadi dan urine) dengan teori filosofis, sehingga setiap diagnosis punya dasar logis yang jelas. Ia menjelaskan juga apa yang dikenal sebagai enam non-naturals: udara, makanan dan minuman, tidur dan bangun, gerak dan istirahat, buang air, serta keadaan emosi. Bagiku, bagian ini terasa sangat modern karena menekankan faktor gaya hidup dan lingkungan sebagai pemicu penyakit. Dari situ, langkah pertama penyembuhan menurutnya adalah memperbaiki faktor-faktor ini—bukan langsung memberi obat keras—supaya tubuh bisa kembali ke keadaan seimbang. Untuk terapi, Ibnu Sina menawarkan pendekatan bertingkat: hilangkan sebab, koreksi temperamen, dan gunakan obat serta prosedur yang sesuai. Dia juga merinci banyak ramuan dan tindakan seperti puasa, diet khusus, pengeluaran darah, dan penggunaan obat topikal atau oral berdasarkan kondisi pasien. Yang menarik, ia menekankan personalisasi pengobatan—sama penyakit belum tentu sama resepnya jika temperamen pasien berbeda. Itu terasa seperti warisan yang masih relevan sampai sekarang.

Apakah Isi Buku Ibnu Sina Versi A Berbeda Dari Versi B?

3 Answers2025-10-06 23:18:41
Ada satu hal yang selalu bikin aku semangat kalau ngobrolin naskah-naskah klasik: varian itu normal dan seringnya menarik. Kalau kamu membandingkan versi A dan versi B dari sebuah karya Ibnu Sina, besar kemungkinannya ada perbedaan, tapi jenis dan tingkat perubahannya bergantung pada jenis naskahnya. Dari pengalamanku membaca catatan penerbitan dan beberapa fragmen manuskrip, perbedaan biasanya muncul karena beberapa alasan: salinan tangan yang mengandung kesalahan penyalinan, pembacaan ulang oleh komentator yang menambahkan catatan kaki atau penjelasan yang kemudian masuk ke teks utama, hingga versi yang memang sengaja diringkas untuk keperluan pengajaran. Kalau karya yang dimaksud misalnya 'al-Qanun fi al-Tibb' atau 'al-Shifa'', ada banyak edisi—termasuk terjemahan Latin—yang berbeda tidak hanya dalam kata-kata, tapi juga dalam pembagian bab dan sistem penomoran. Cara sederhana melihat apakah A dan B benar-benar berbeda adalah cek pengantar dan apparatus kritik dari edisi modern: editor biasanya mencantumkan varian manuskrip, catatan tentang interpolasi, atau alasan mengapa mereka memilih satu bacaan daripada bacaan lain. Kalau versi A adalah edisi lama yang dicetak dari manuskrip tunggal dan versi B adalah edisi kritis yang mengumpulkan banyak manuskrip, maka versi B lebih mungkin memulihkan teks asli atau setidaknya menampilkan alternatif bacaan. Aku selalu suka membandingkan beberapa halaman awal untuk melihat tanda-tanda seperti paragraf yang hilang, tambahan istilah teknis, atau perubahan struktur; seringkali dari situ cerita tentang bagaimana teks itu hidup bisa kelihatan jelas.

Di Mana Saya Bisa Membeli Buku Ibnu Sina Terjemahan Baru?

3 Answers2025-10-06 08:52:45
Ini trik yang sering kubagikan ke teman-teman koleksi buku: cari dulu versi yang kamu mau — terjemahan bahasa Indonesia, terjemahan bahasa Inggris, atau edisi asli bahasa Arab — lalu atur strategi pemburuannya. Kalau kamu ingin yang mudah didapat di Indonesia, mulai dari jaringan toko besar seperti Gramedia (baik toko fisik maupun gramedia.com) karena mereka biasanya stok buku-buku klasik dan terjemahan populer. Selain itu, marketplace lokal seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan Lazada sering punya penjual yang menawarkan edisi baru maupun cetak ulang; gunakan kata kunci 'Ibnu Sina', 'Ibn Sina', 'Avicenna', atau judul spesifik seperti 'Al-Qanun fi al-Tibb' untuk mempersempit hasil. Jangan lupa cek Periplus untuk versi bahasa Inggris atau edisi impor. Kalau kamu mencari edisi khusus atau terjemahan akademis, coba Amazon atau AbeBooks untuk buku impor dan koleksi bekas; sering ada edisi terjemahan lama yang sulit ditemukan di sini. Untuk versi digital, Internet Archive atau Google Books kadang punya salinan terjemahan lama yang bisa dibaca. Satu tips penting: periksa nama penerjemah, penerbit, dan ISBN sebelum membeli supaya tidak terkejut dengan kualitas terjemahan. Aku biasanya bandingkan beberapa listing dan baca ulasan pembeli, lalu tanya penjual soal kondisi buku kalau beli bekas. Semoga membantu — semoga kamu cepat nemu edisi terjemahan baru yang pas di rakmu!

Mengapa Filsuf Modern Masih Merujuk Buku Ibnu Sina Dalam Penelitian?

3 Answers2025-10-06 06:32:20
Ada hal yang selalu membuatku kagum tiap kali menelusuri literatur filsafat: konsistensi metode Ibn Sina yang terasa relevan meski berabad-abad berlalu. Gaya sistematisnya—mengurutkan masalah dari epistemologi ke metafisika lalu etika—membuat karyanya tetap berguna sebagai peta konseptual. Dalam 'Kitab al-Shifa' ia merajut logika Aristotelian dengan nuansa neoplatonik dan menambahkan analisis presisi tentang esensi versus eksistensi, yang sampai sekarang masih menjadi bahan diskusi di metafisika kontemporer. Banyak filosofi modern merujuknya bukan karena sekadar historis, tapi karena argumen-argumennya sering kali dipresentasikan secara terstruktur: definisi yang bersih, pembagian masalah, dan derivasi konsekuensi yang jelas. Itu memudahkan peneliti kini membandingkan atau mereformulasi klaim-klaim lama dalam bahasa filsafat analitik. Selain itu, pengaruhnya melampaui filsafat murni. Dalam epistemologi dan filsafat pikiran, gagasan tentang intelek aktif dan tahap-tahap kognisi memberikan titik tolak untuk diskusi tentang representasi mental dan sumber pengetahuan. Bahkan dalam sejarah ilmu, karyanya seperti 'Al-Qanun fi al-Tibb' menunjukkan bagaimana pemikiran filosofis dapat memengaruhi metodologi ilmiah. Untukku, merujuk Ibn Sina sering terasa seperti berdialog lintas zaman: bukan sekadar menghormati warisan, tapi memanfaatkan alat konseptual yang masih tajam untuk memotong masalah modern.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status