The Curse: KutukanNyatanya dikutuk menjadi manusia serigala tidak cukup untuk menghancurkan kehidupan William Redorge. Di depan sana, kutukan yang jauh lebih besar telah menantinya."Aku harus menjadi aktris terkenal hingga semua kamera akan menyorotku, dan hidupku akan aman," ucap Leona pada dirinya sendiri."Kau hanya harus terus berada di sampingku, dan aku dapat melindungimu walau di belakang sorot kamera," balas William mengagetkan."Tidak. Aku tidak bisa menggantungkan hidupku pada monster sepertimu. Itu terlalu berisiko," tolak Leona."Tapi aku bisa melindungimu. Tetaplah di sampingku dan tinggalkan dunia penuh drama ini!" seru William dengan nada tegas.Ketika seorang aktris pendatang baru yang ingin menjadi pusat perhatian untuk mengamankan hidupnya terpaksa tinggal satu atap dengan aktor misterius yang tak ingin kehidupan pribadinya terusik agar kutukan yang ada pada dirinya tidak diketahui orang lain. Lantas, apakah keduanya akan dapat bersama dengan berbagai perpedaan yang ada?
View MoreDua laki-laki berpakaian rapi itu sedang sibuk membahas masalah pekerjaan. Ethan, salah seorang laki-laki itu, kembali menjelaskan detail berkas yang ia bawa.
"Ini adalah peluang emas kalau kamu mau maju, William. Kapan lagi produser film nomor satu di dunia menawarimu kerja sama seperti ini? Apa kamu tidak tergiur dengan bayarannya yang mencapai jutaan dolar? Selain itu, film ini merupakan adaptasi novel best seller dunia yang sudah dinantikan banyak orang," ujarnya.
William, sang lawan bicara hanya mendesah ringan.
"Sudah aku tegaskan berkali-kali, aku tidak berminat bermain di genre romance. Aku tidak bisa memerankan sosok Peter dengan baik." William kembali menolaknya.
William Redorge. Seorang aktor yang amat terkenal, khususnya dalam film action. Sejak berkecimpung dengan dunia perfilman tujuh tahun lalu, William memang selalu menolak project film roman.
Ia merasa, imejnya sangat tidak sesuai jika memerankan karakter pria idaman dalam film romansa. Ia lebih suka menjadi laki-laki yang kuat dan pemberontak di film-film aksi yang menantang.
"Ini bukan pure romance. Justru sutradaranya memilihmu karena kamu dinilai sangat cocok dengan tokoh Peter yang kuat," ralat Ethan.
William kembali menghela napas, "tidak," tegasnya kemudian menyesap rokok di tangannya.
Selain manajer, Ethan juga merupakan sepupu dari William. Keduanya tumbuh bersama sejak kanak-kanak. Ethan adalah orang yang paling dekat dan paling tahu semua tentang William. Termasuk tentang identitas asli laki-laki berusia 29 tahun itu, yang merupakan manusia serigala.
Keberadaan manusia serigala seperti lelucon bagi sebagian besar orang di dunia. Tapi ada juga yang percaya, bahkan terobsesi ingin mencari pembuktiannya. Tapi memang pada kenyataannya, seharusnya makhluk itu sudah punah, jikalau dulu memang pernah ada.
"Oh ayolah, lagi pula tahun depan jobmu masih kosong. Kau terus menolak proyek-proyek yang datang. Ini bisa jadi masalah, Wil," desak Ethan.
William menatap lekat-lekat manajernya itu. Menimbang keputusan apa yang akan ia ambil.
"Apa saja keuntungannya jika aku setuju main di film kali ini?" tanya William yang membuat mata Ethan langsung berbinar.
"Banyak," balasnya sembari kembali membuka lembar demi lembar berkas di tangannya.
"Kau bisa mendapat bayaran yang sangat besar. Bahkan hampir tiga kali lipat dari bayaran film terakhirmu kemarin," lanjut Ethan penuh semangat. Semakin besar bayaran William, maka bonus yang akan ia dapat juga akan semakin besar. Jadi itulah point utama yang paling ia bold di otaknya.
"Hh... selain itu?" tanya William merasa kurang puas. Uang? Tanpa menjadi aktor pun dia sudah cukup mapan. Ayahnya adalah pemilik perusahaan yang cukup besar. Ia sendiri juga sudah memiliki banyak bisnis yang ia percayakan pada orang lain untuk mengurusnya. Jadi masalah bayaran, William sama sekali tidak peduli.
"Karena ini film adaptasi yang sangat ditunggu-tunggu, maka aku yakin film ini akan sukses besar. Namamu akan semakin terangkat dan di perhitungkan. Terlebih, ini film romance pertamamu. Penggemarmu sudah menunggu sangat lama untuk hal ini. Jadi-"
"Oke," potong William.
William menyesap kembali minuman di hadapannya. Tatapannya tampak datar selama ia menanggapi ucapan Ethan.
"Serius? Jadi kamu menerimanya? Kalau begitu aku akan mengabarkan hal ini pada perusahaan," ujar Ethan sangat bersemangat.
"Tunggu! Siapa lawan mainku?" tanya William lagi.
"Ah... untuk itu aku belum tahu. Aku dengar, dia aktris pendatang baru," jawab Ethan sembari menggaruk tengkuknya. Ia khawatir, fakta itu akan membuat William kembali menarik kata-katanya tadi.
"Tapi dia cantik. Justru sutradara memilihnya karena menurutnya wanita kali ini sangat cocok memerankan tokoh Jasmine," imbuh Ethan cepat, sebelum William berubah pikiran.
William bangkit dari duduknya, "aku harus pergi sekarang," pamitnya.
Ethan ikut berdiri dan mensejajarkan langkahnya dengan William.
"Tapi ini fix kamu ambil kan? Aku harus menghubungi perusahaan secepatnya," tanya Ethan memastikan.
"Hmm. Kau atur sendiri saja! Aku terima bersih," balas William yang membuat Ethan bersorak kesenangan.
Ini adalah proyek yang sangat besar. Film romance-action yang sangat dinantikan oleh banyak orang. Terlebih, ini adalah film romance pertama seorang aktor spesialis film aksi sekelas William Regorge. Ethan yakin film ini akan sukses besar.
Ethan harus cepat-cepat mengatur pertemuan dengan pihak PH untuk membahas masalah kedepannya. Termasuk pertemuan William dengan para pemain lain, khususnya sang pemeran wanita.
"Hh.. aku sangat yakin dengan William. Tapi, apakah wanita ini tidak tampak terlalu biasa, memerankan karakter utama film sebesar ini?" gumam Ethan sembari melihat foto calon pasangan William di film yang akan dia bintangi.
Gadis itu benar-benar tampak sederhana dan lugu. Yang paling mengherankan adalah, ini akan menjadi film pertama gadis itu. Apakah sutradara tidak akan menyesal memasukkannya dalam proyek besar ini? Terlebih, memasangkannya dengan aktor sekelas William Redorge?
Leona membuka matanya ketika alarmnya berbunyi. Dan ia langsung terpenjat saat melihat sosok laki-laki berada di kamarnya. Ia hampir saja menjerit, sebelum akhirnya ia sadar kalau laki-laki itu adalah pemilik apartemen yang ia tempati."Apa yang kamu lakukan dengan jam wekerku?" bingung Leona. Bahkan suaranya masih terdengar serak, khas orang bangun tidur."Mematikan semua yang aku anggap mengganggu," jawab William santai.Leona baru menyadari sesuatu. Beberapa kali alarmnya sering tidak berbunyi meski ia ingat betul sudah memasangnya dengan benar. Jadi, inikah alasannya?William sering datang ke kamarnya dan mematikan alarmnya ketika ia merasa terganggu hingga Leona terlambat bangun?"Ini bukan pertama kalinya, kan?" selidik Leona.William mengambil posisi duduk di pinggir kasur Leona, hingga membuat gadis itu refleks bergeser menjauh.Diamnya laki-laki itu Leona artikan sebagai jawaban "YA". Jadi laki-laki itu memang sering menerobo
Terhitung sudah satu minggu Leona tinggal di apartemen William. Dan semua keadaan di dalam apartemen itu masih sama. Dengan William yang selalu bersikap dingin, dan Leona yang terus berusaha dekat dengan laki-laki itu."Sebenarnya apa sih maumu?" tanya William malas, ketika Leona terus saja mengikutinya sembari menawarkan berbagai jenis minuman."Aku hanya ingin membuatkan kamu minum. Hari ini kamu habis lembur, kan? Kamu pasti capek. Jadi aku-""Aku cuma butuh mandi. Dan kamu, diamlah!" ketus William kemudian beranjak menuju kamarnya.Leona menghela napas panjang. Ia sudah terbiasa diperlakukan demikian oleh William. Tapi ia tidak boleh menyerah. Terlebih ketika naskah skenario film yang akan mereka bintangi datang sejak tiga hari lalu.Leona baru sadar, akan ada banyak adegan romantis yang harus ia lakoni bersama William. Dan Leona ragu bisa melakukannya dengan baik jika sikap William padanya saja masih sedingin ini.Leona memilih beralih
'Warna matanya, kenapa-' pikiran William seketika kosong. Ia hanya terus menatap mata emerald Leona dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada sesuatu yang menarik dari mata itu. Warna yang tergolong jarang William temui di dalam hidupnya. Tak sekadar warna hijaunya saja, tapi seperti ada hal lain yang membuat William tertarik untuk terus menatap mata indah itu.'Klek'William segera mengalihkan pandangannya ke arah pintu ruangannya yang terbuka. Di sana, ada tiga orang laki-laki yang mematung sembari menatap ke arah William dengan tatapan terkejut.William tidak mengerti kenapa mereka menatapnya seperti itu. Sebelum akhirnya ia teringat dengan gadis yang kini berada di hadapannya.'Mereka pasti berpikir yang aneh-aneh tentang aku dan Leona,' monolog William dalam hati.Perlahan, William membantu Leona untuk bersandar di sofa."Kalian mau masuk atau terus terdiam di situ?" tanya William dengan nada dingin, seperti biasanya.Tiga pria it
Leona baru saja turun dari mobil yang dikemudikan Ethan. Ia masih terpengangah dengan gedung megah di hadapannya. Selain memiliki apartemen yang sangat mewah, ternyata William juga bekerja di kantor sebesar ini.R Corp. Terdengar cukup familiyar bagi Leona. Ia berusaha mengingatnya, namun belum sempat hal itu terjadi, suara Ethan sudah lebih dulu mengintrupsinya."Kamu sedang apa? Ayo!" ajak Ethan.Leona mengangguk kemudian berlari kecil untuk menyusul satu-satunya manusia yang ia kenal itu."Ethan, tunggu!" pinta Leona.Ethan memperlambat langkahnya untuk menunggu Leona. Ia baru ingat, jika yang sedang bersamanya kini adalah gadis berperawakan cukup mungil yang memiliki kaki jauh lebih pendek darinya."Ada apa, Leona?" tanya Ethan."Apa tidak akan jadi masalah kalau aku datang ke sini?" tanya Leona.Ethan menyert. Ia tidak mengerti, memang apa yang bisa terjadi hanya karena kedatangan Leona?"Maksud kamu masalah seperti
Leona terkejut saat merasakan sinar matahari yang sudah memasuki kamarnya. Seingatnya, ia sudah memasang alarm pukul lima lagi. Tidak mungkin kan, ia bangun kesiangan?Perlahan, mata Leona terbuka. Ia memperhatikan lamat-lamat ruangan tempatnya berada kini.Benar. Matahari sudah bersinar. Itu artinya, Leona bangun lebih siang dibanding biasanya.Leona meraih jam wekernya. Dan matanya langsung membulat melihat jarum paling pendek jam itu sudah menunjuk ke angka delapan."Whattt???" Ia memekik kaget bukan main. Dengan sempoyongan, karena nyawa yang belum benar-benar terkumpul, ia pun segera menuju ke lemari untuk mengambil pakaian ganti, lalu masuk ke kamar mandi.Dan dalam kamar mandi, Leona terus merutuki kebodohannya. Ia belum pernah bangun sesiang ini. Sebelumnya, alarmnya selalu berfungsi dengan baik. Apa yang salah hingga jam yang sudah menemaninya selama bertahun-tahun itu tidak membangunkannya?Selesai mandi dan berganti pakaian,
Malam semakin larut. Namun, Leona masih juga tidak berhasil terjun ke alam bawah sadarnya. Ia masih berguling ke kanan, dan kadang ke kiri. Salah satu tangannya sudah memegangi perutnya yang sedari tadi berbunyi akibat menahan lapar.Ia melirik jam di atas nakas. Hampir pukul sepuluh malam. Harusnya Leona segera tidur, karena ia tidak terlalu terbiasa tidur di atas jam sembilan. Tapi, ia benar-benar tidak bisa tidur dalam keadaan lapar seperti itu."Dia sudah tidur belum, ya? Malas sekali kalau aku keluar lalu bertemu dengannya," gumam gadis itu.Tak tahan lagi, Leona akhirnya keluar. Ia berjalan seperti orang mengendap-endap agar lagkahnya tak terdengar oleh pemilik apartemen ini.Ia melihat ke atas meja. Kosong. Mungkinkah makanannya sudah William masukkan ke dalam lemari pendingin?Leona menuju ke lemari pendingin, kemudian membukanya. Ternyata benar. Ada satu porsi masakannya yang belum tersentuh sama sekali di dalamnya. Itu pasti miliknya. Tap
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments