Air Mata Maharani Part 7

Saat remaja Alessa Camelia Amarei digadangkan memiliki masa cemerlang sebagai figure ice skating tapi ketika dewasa masa depannya malah harus kandas karena dipaksa oleh ayahnya untuk menjual dirinya kepada pria misterius selama satu malam dan membayarnya dengan mahal. Semua itu dilakukan untuk membayar hutang-hutang kalah judi ayahnya yang menumpuk. Keesokan paginya, Alessa buru-buru meninggalkan pria itu sebelum dia bangun. Tiga minggu setelah kejadian malam itu. Alessa dinyatakan positif hamil. Alessa yang malang justru diusir oleh keluarganya. Alessa yang kebingungan hanya bisa hidup luntang lantung hingga seorang wanita baik memungutnya. Alessa yang naif semula hanya percaya tapi dia menghantarkan hidupnya pada penderitaan baru. Wanita yang menolongnya justru menjebak Alessa hingga keguguran janinnya. Waktu berlalu Alessa yang menjalani hidup yang baru bertekad membalaskan dendamnya. Semua informasi yang dia kumpulkan mulai menemukan benang merahnya. Wanita yang menjebak Alessa tak lain ibu dari Pria yang jadi partner satu malamnya. Pria kaya raya yang memiliki reputasi baik dari keluarga Heide. Demi menutupi aib dari anaknya, Wanita itu menjebak Alessa sampai keguguran. Alessa yang membawa dendamnya justru sengaja mendekati Jovian Arsenio Heide, pria yang tak lain menikmati malam bersamanya hingga membuatnya hamil. Alessa berniat akan membuat Jovian jatuh cinta padanya kemudian melakukan hal yang sama seperti Jovian lakukan, yaitu mencampakkannya. Tak disangka Jovian malah meminta Alessa jadi istri kontraknya agar bisa menghindari wanita-wanita yang ibunya jodohkan. Usai menikah semua anggapan Alessa terhadap Jovian sirna. Jovian justru memperlakukan Alessa dengan baik dan terhormat tapi Ibu Mertua yang kejam itu selalu jadi penghalang bagi Alessa yang senantiasa membuatnya menderita, apa lagi hadir sosok wanita lain yang terobsesi pada Jovian. Apakah Alessa tetap membalaskan dendamnya atau justru terbuai oleh perlakuan manis Jovian?

They came to celebrate love, but leave with blood on their hands. Brielle Champagne has it all: beauty, brains, and the perfect fiancé. Or so it seems. Behind the sparkling estate gates, her engagement party is nothing more than a high-society stage for lies, betrayal, and blackmail. Her sister, Draya, is back in town with secrets sharp enough to cut through the family’s carefully crafted image. Her best friend, Monty, is a temptation she can’t quite outrun. And her fiancé, Kannon Maxwell, is hiding the kind of truth that could shatter them both; a truth her powerful father is using to control everyone in the room. By the end of the weekend, hidden affairs will be exposed, old flames will reignite, and one devastating revelation might rip the Champagne family apart for good. Money can buy silence and the perfect party, but it can’t buy forgiveness.

Aisyah mengalami nasib yang naas ketika menginap di rumah temannya. Ia mengalami tindakan asusila oleh kekasih temannya sendiri yang seorang artis. Ia tidak mengetahui pelakunya karena pria itu tak sengaja menidurinyanya ketika kamarnya gelap dan dalam keadaan mabuk. Aisyah seorang wanita lugu dari desa yang berangkat ke kota merantau mencari pekerjaan. Kemampuannya make up wajah mengantarkannya menjadi make up pribadi artis yang telah memperkosanya. Akankah kebencian itu bisa berubah jadi cinta sedangkan pria yang menidurinyanya adalah pacar sahabatnya sendiri.

Rina, adalah siswi berprestasi, namun kehidupannya berubah drastis ketika ia harus kehilangan kehormatan yang selama ini dirinya jaga. Bahkan masih harus menghadapi pengkhianatan dari sahabat terdekatnya. Akankah Rina mampu berdamai dengan masa lalunya? Atau akankah luka yang ia alami terus membayangi masa depannya?

Nakulong sa elevator sa loob ng kalahating oras ang kababata ng asawa ko. Sa galit niya, ipinasok niya ako sa loob ng isang maleta at ikinulong ako sa loob. “Doble ang pagbabayaran mo sa lahat ng pagdurusang pinagdaanan ni Grace.” Napilitang mamaluktot ang katawan ko. Nahirapan akong huminga. Umiyak ako habang humihingi ng tawad, pero ang napala ko lang ay ang malamig na tugon ng asawa ko. “Pagdaraanan mo ang buong parusang ‘to. Kapag natutunan mo na ang leksyon mo, magtatanda ka na.” Pagkatapos ay kinandado niya ang maleta sa aparador. Sumigaw ako sa desperasyon at nagpumiglas para makawala. Tumagos ang dugo ko sa maleta at bumaha ang sahig. Makalipas ang limang araw, naawa siya sa akin at nagpasyang wakasan ang parusa. “Hayaan mong maging babala sa’yo ang parusang ‘to. Sa pagkakataong ito, pakakawalan na kita.” Hindi niya alam na inaagnas na ang katawan ko sa loob ng maleta.

Chen Long belajar Kungfu di Tong Lam Pai. Tapi karena dia berasal dari keluarga miskin maka dia selalu dihina, dianiaya, dipukul bahkan dikencingi. Chen Long terpaksa menerima semua penindasan itu demi bisa menjadi murid dari salah satu dari empat sesepuh. Tapi, saat akhirnya empat sesepuh itu keluar dari pertapaan, ternyata tidak ada satu pun dari mereka yang mengambil Chen Long sebagai murid dan hanya seorang koki tua yang tampak lemah yang bersedia mengambil Chen Long sebagai murid. Chen Long tidak tahu kalau ini adalah jalan awal bagi dia untuk dikenal di dunia persilatan dan untuk menemukan pembunuh orang tuanya

Lily Gray, a woman admired for her perfection, faced a devastating blow when she discovered that her boyfriend had cheated on her. Compounding this emotional turmoil, her family’s company wavered on the brink of bankruptcy. In a desperate bid to save their livelihood, Lily made a bold decision to marry Mykel Frost, her boyfriend's formidable rival. This unexpected alliance set the stage for a complex and tumultuous journey, as Lily navigated the intricacies of love, rivalry, and business. As she strived to restore financial stability and heal her wounded heart, Lily would stop herself from falling in love with her revenge partner. Would she succeed, though?

Leila endure depuis quatre ans un mariage blanc, son époux étant impuissant. Ce lourd secret, gardé entre eux, la place sous une pression sociale écrasante. La famille de son mari, ignorant la vérité, la rend entièrement responsable de l'absence d'enfant. Elle subit seule les injures et le mépris, traitée de stérile, tandis que son mari, paralysé par la honte, ne la défend pas. Son calvaire est double : une intimité conjugale inexistante et une vie sociale faite d'ostracisme. Un événement vient bouleverser cette souffrance silencieuse : son beau-frère s'installe chez eux pour un temps. Une proximité se crée, la tentation devient forte et, dans un moment de faiblesse et de désir refoulé, elle succombe à une relation avec lui. Rongée par la culpabilité mais aussi soulagée de connaître enfin une forme de connexion charnelle, elle vit cette liaison dans le secret et la tourmente. Le véritable choc survient plus tard, lorsqu'elle découvre que cette rencontre n'était pas le fruit du hasard. Son mari, désespéré de la voir souffrir et obsédé par l'idée de lui donner un enfant , fût-il d'un autre , avait lui-même manigancé cette situation, encourageant discrètement son frère à s'approcher d'elle. La trahison est alors totale et complexe : trahie par son corps, par son beau-frère, et surtout par son mari dont la lâcheté a pris la forme d'un calcul manipulateur au nom d'une fausse générosité. Son dilemme initial se transforme en un chaos émotionnel bien plus profond. Dans cette spirale de souffrance et de manipulations, où peut-elle bien trouver son propre salut : dans le pardon, dans la révolte, ou dans la fuite ?

Habang brutal akong pinapaslang ng kriminal, ang dad ko, ang head ng Criminal Investigation Division, at ang mom ko, ang Chief Forensic Pathologist, ay nanonood sa laban ng kapatid kong si Lily Lambert. Bilang paghihiganti, ang kriminal, na dating nahuli ng dad ko, ay pinutol ang dila ko at ginamit ang phone ko upang tawagan siya. Isang bagay lang ang sinabi ng dad ko bago niya binaba ang tawag. “Anuman ang nangyayari, ang laban ni Lily ang pangunahing prayoridad ngayong araw!” Ngumisi ang kriminal, “Mukhang maling tao ang dinukot ko. Akala ko mas mahal nila ang tunay nilang anak!” Sa pinangyarihan ng krimen, nagulat ang mga magulang ko sa brutal na kalagayan ng bangkay at kinasuklaman nila ang kawalan ng awa ng killer. Subalit, hindi nila napagtanto na ang gula-gulanit na bangkay na iyon ay ang sarili nilang anak.

In my fifth year of marriage to the Don of a powerful mafia family, I find out that the protection charm he gave me causes me headaches whenever I bring it with me. As a surgeon, this raised my alarm. I retrieved the small sachets I had found inside the amulet and brought them to the toxicology lab at Kosley Hospital.. The doctor inspects the sachet and tells me that it contains a type of slow-acting poison that doesn't just cause harm to the victim's body but also renders them infertile after a while. I cry and exclaim, "But that's impossible! My husband gave this to me! His name is Vincenzo Cursley. He's also the person who owns this hospital!" The doctor looks at me in confusion. "Miss, please stop the nonsense. I know Mr. Cursley and his wife. They're very close and intimate with each other. Also, Mrs. Cursley just gave birth to a baby boy not too long ago. They're both now in the VIP ward, looking at their baby." Then, the doctor shows me a photo on his phone. Vincenzo was wearing his usual black suit with the Cursley family emblem embroidered on it. He was holding a baby in his arms, and as for the woman standing next to him… I know her. Her name is Claudia Henderson. And Vincenzo has always referred to her as his adoptive sister.