Perebutan Gaun Pertunangan yang Berakhir Tragis
Aku tumbuh besar di luar negeri. Ibuku takut aku akan mencarikannya menantu orang asing. Jadi, dia mengaturkan tunangan yang tampan dan berbakat untukku di ibu kota, juga memintaku untuk pulang dan bertunangan.
Aku pergi ke sebuah toko barang mewah untuk memilih gaun pertunangan, lalu jatuh cinta pada sebuah gaun panjang tanpa tali berwarna krem. Ketika aku hendak mencobanya, wanita di sebelahku melirik gaun di tanganku dan berkata kepada pramuniaga, "Model gaun ini cukup unik. Aku mau coba."
Si pramuniaga langsung merampas gaun itu dari tanganku dengan kasar.
Aku pun berkata dengan kesal, "Segala sesuatu harus ada urutannya. Aku yang duluan lihat gaun ini. Kalian nggak punya aturan?"
Namun, wanita itu menatapku dengan penuh penghinaan dan menjawab, "Gaun ini harganya 376 juta. Mana mungkin orang miskin sepertimu mampu membelinya? Aku ini adik angkat Nicholas Kurniadi, presdir Grup Kurniadi. Di ibu kota, cuma Keluarga Kurniadi yang berhak tetapkan 'aturan'!"
Kebetulan sekali! Bukankah Nicholas itu tunanganku?
Aku langsung menelepon Nicholas dan bertanya, "Adik angkatmu rebut gaun pertunanganku. Gimana kamu mau selesaikan masalah ini?"