Do You Wanna Build A Snowman

Ini kisah Nata. Jenata Soebandono. Wanita matang 29 tahun yang belum juga menikah karena sibuk dengan segala goalsnya. Bukan tidak mencari. Hanya saja, sejauh ini dia merasa belum dipertemukan dengan pria yang mau memahaminya dengan baik. Sampai pada di satu kesempatan random, seorang sahabat mencomblanginya dengan seseorang yang sudah ia jamin baik dan tampan. Arkugi Darmawan. Merasa nothing to lose, Nata setuju-tidak setuju mengiyakan ide random di sela-sela jam kantor itu. Dan Komunikasi pun terjalin. Dengan sangat dewasa. Seiring berjalannya waktu, perasaan, dan hal-hal lain yang tidak bisa ditebak, justru hubungan itu malah membawanya bertemu dengan pria lain yang tidak kalah merepotkan perasaannya. Kini, berada di antara dua pria yang sama besar ngototnya, Nata sukses jadi bulan-bulanan pikirannya sendiri. Memilih satu di antara dua tidak pernah sesulit ini, terlebih ketika ternyata kedua pria itu punya hubungan darah. Seperti dibantu keadaan, satu insiden manis pun terjadi. Membawa Nata tidak hanya yakin pada hatinya tapi juga pada keputusan-keputusan krusial yang akhirnya harus dia ambil. Tentu bukan hanya untuk kebaikannya sendiri, tapi juga kebaikan pria yang ia cintai, juga demi kebaikan calon buah hati. Nata hanya tidak menyangka, kalau keputusan-keputusan berat itu mengantarnya pada kehidupan yang tidak pernah dia sangka sebelumnya.

A liar gas has invaded the world permanently. Nobody can lie, else an instant . Ariyah has commited herself to remaining silent for the rest of her life. Her family thinks it is just because she is afraid of , but how can she hide the fact that she is bisexual now that she can't lie? Will she come out to everyone and move on with life or will she let the liar gas rule her world and make her a mute, till she actually dies?You can't lie!

Kesalahan satu malam Bima beberapa tahun yang lalu, membuahkan janin di rahim wanita yang tidak ia kenal. Semula Bima tidak mengetahui hal itu sampai kemudian wanita itu datang ke meja prakteknya membawa seorang gadis kecil yang mengidap penyakit langka. Bima merasa benar-benar hancur dan terpukul ketika sejak melihat mata gadis kecil itu ia sudah sangat yakin bahwa gadis kecil itu adalah darah dagingnya, sebagian dari jiwanya. Lantas bagaimana dengan isterinya? Wanita yang sangat ia cintai namun belum bisa memberikan keturunan untuknya meskipun sudah empat tahun menikah? Dan perlukah Bima jujur pada Levina bahwa ia adalah laki-laki bejat yang memperkosanya dan meninggalkan dia begitu saja ketika Levina mabuk berat beberapa tahun yang lalu? Bagaimana kemudian nasib Anetta? Apakah dia bisa sembuh dari penyakit langkanya?

At the party for our first wedding anniversary, I hit the floor—face-first on a red carpet, gasping like a fish out of water. Carlo Pipino, my husband, had his arm draped around Gianna Verde, his childhood flame, sipping champagne and laughing. Gianna knew I was allergic to nuts. So, obviously, she bathed everything in hazelnut dressing. One bite and boom—my throat locked, my lungs lit up, and hives popped like confetti. I reached for my allergy meds—came up with a fistful of melted M&Ms instead. Gianna laughed when she saw my face. "Surprise! Carlo swapped your meds. Seriously, Siena, one nut? Dramatic much?" I slid off my chair, wheezing, while the crowd placed bets on how long my "performance" would last. "Carlo... my meds..." I croaked. "Please. I'm gonna die." He sighed, annoyed. "God, you're so dramatic. Why do women always play dead for attention? You know I love you. Just stop this show already." Right then, my heart shattered faster than my lungs could. I stopped begging. Hit the distress signal. Called my real family.

Betrayed by love. Bound by revenge. Tempted by a man she never saw coming. Her world shatters when Briella discovers her fiancé and best friend making out in a club’s vip room. But heartbreak births vengeance, and her plan? Marry the enigmatic and dangerously irresistible Braun El Cueva, a man with power, secrets, and a kiss that scorches her soul. She was supposed to use him, but instead, she craves him. He was supposed to protect her, but now he wants to possess her. Can they turn a fake marriage into something real?

Di usia yang hampir 40 tahun, pengusaha sukses dan tampan cukup banyak wanita yang wara wiri dalam kehidupa seorang Samudra Abimanyu. Tapi selama ini belum ada yang benar-benar mampu membuatnya terpikat. Rata-rata mereka hanya “mampir” sebentar sebelum digantikan oleh wanita-wanita lain. Tidak hanya para temannya yang menjulukinya playboy bahkan beberapa majalah dengan terang-terangan menyebutkan bahwa dia adalah casanova, mungkin ada benarnya saking seringnya dia gonta-ganti perempuan. Satu pantangan Samudra adalah tidak akan mengencani pegawainya, dia tidak ingin merusak citra dan profesionalitas kerja dengan love affair di kantor. Dan sampai saat ini dia tidak pernah melanggarnya, biarpun tidak sedikit staff wanita yang kepincut dengannya. Bos muda, kaya dan ganteng. Sabrina. Why on earth sosok wanita ini tiba-tiba sibuk mondar-mandir di pikirannya? Semenjak kali pertama interview, sosoknya rajin nongol tanpa diundang ke kepalanya. Seperti tidak ada wanita lain saja, pikirnya sinis ke diri sendiri. Walaupun banyak bergonta – ganti pacar, dia memang tidak terlalu sibuk untuk memikirkan perempuan. Buat dia pacar adalah selingan diantara kesibukan pekerjaan, selingan untuk mencerahkan hari, pelengkap untuk dibawa ke resepsi bukan untuk memenuhi pemikiran. Mendapatkan pacar baru buat dia sama mudahnya seperti membeli jas baru, sekali lirik bisa dipastikan perempuan akan tersipu – sipu kepincut. Tetapi Sabrina lain. Ada sesuatu tentangnya yang menyedot perhatian Samudra. Cantik, yes…tapi lebih dari itu. Gayanya yang anggun tapi terkesan berjarak, ada sesuatu darinya yang menyedot perhatian Samudra. Seperti black hole yang menyedot semua energi dan masa di sekitarnya, Sabrina juga menyedot semua fokus dan perhatian Samudra.

Light cannot dwell in peace with the darkness. The same thing goes with how the flames cannot be mixed with water. However, Selah Damson made it happen when she encountered him, Archer Evans. A man who brings darkness onto her feet, his presence was an open grave to anyone. His cold stares would entice you to sin, and his touch would melt you until you are fallen into the deepest waves. Having him around invites danger, yet Selah believes that a fusion of light and darkness is possible. Believing that she can be a lamp unto his gloomy night, will she ever succeed?

Sohla Kim has everything you could want in life. Born rich and smart, to a family that has status, money, and power, while dominating the investment world. A pre-set betrothment to her childhood best friend, Jyeon Park. The handsome, equally wealthy, and smart, future heir of OLO, their joint family company. An unbreakable bond between two families, a future that looks bright and rosy. Only the perfect picture is only that, and ten years on, alone, holding her head above water, in a loveless marriage laced with tragedy, her entire world is turned upside down. Everything she thought she had and knew comes crashing down one fateful night. New waters, new faces, and a denial of the past will bring her back full circle to really question everything she was born for. Was it always about money? Was she always a tool to elevate Jyeon to higher levels? Did none of them really love her?

Dahil sa malaking problemang kinakaharap ng pamilya ni Bella, kinailangan nyang lumuwas ng Maynila upang makipag-sapalaran. Since sya lang ang inaasahan sa kanila, nag-doble kayod sya upang matugunan ang iba pa nilang pangangailangan at maisalba ang bahay at ilang ari-ariang naipundar ng kanyang mga magulang. Bukod doon, kailangan din nyang maipagamot ang kanyang amang may sakit. Dito nya makikilala ang isang lalaking magiging parte ng kanyang buhay. Isang mayamang abogado. Kapalit ng tulong na ibibigay nito sa kanya, ay ang alok naman nitong kasal pansamantala lamang. Kasal na sa mata ng lahat ay isang perpekto at masaya, ngunit sa kabila nito ay isang kontratang naglalaman ng mga kasunduan. Mapaglalabanan kaya nila ang bugso ng damdamin, o mapapanatili ang sinumpaang kasunduan?

On the third day after my death, Eliza Sutton received the call to claim my body. She was resting in another man's arms. She said nonchalantly, "He's dead, huh? Just cremate it and call me afterward." My body was fed to the flames and reduced to ashes. When the staff were done, they contacted Eliza again. Irritation flashed in her eyes as she snapped, "I heard you. I'm on my way."