Filter dengan
Status pembaruan
SemuaSedang berlangsungSelesai
Sortir dengan
SemuaPopulerRekomendasiRatingDiperbarui
Tunanganku Menikah dengan Adikku

Tunanganku Menikah dengan Adikku

Tiga bulan sebelum menikah, pacarku memposting di instagram sebuah foto dirinya bersama adik angkatku. Foto itu menunjukkan surat pernikahan mereka dan potret kehamilan adik angkatku. Caption yang dituliskan, [Resmi menyambut kehidupan kecil kami.] Adik angkatku meninggalkan komentar dengan emoji malu-malu. Ibuku memberi tanda suka pada unggahan itu dan menambahkan komentar, [Aku akan menjaga anak itu setelah lahir. Kalian berdua tenang saja menikmati hidup berdua.] Aku tidak bisa menahan diri dan hanya meninggalkan tanda tanya sebagai komentar. Detik berikutnya, pacarku langsung memarahiku habis-habisan. [Dia hanya meminjam status pernikahan denganku selama satu tahun. Setelah anak lahir, aku akan kembali padamu.] [Jangan pelit begitu. Ibu juga sudah bilang, kamu baru boleh menikahiku setelah melahirkan anak laki-laki. Jadi, kita adakan pernikahan dulu, baru urus akta nikah nanti..] Aku hanya menjawab dengan datar, "Oh." Setelah itu, aku menghapus semua unggahan di media sosial yang berkaitan dengannya. Sebagai gantinya, aku memposting hal baru, [Butuh calon pengantin pria. Siapa yang mau menikah denganku?]
Baca
Tambahkan
Karma Itu Nyata Pengkhianatan

Karma Itu Nyata Pengkhianatan

Saat suamiku sedang ikut acara berkemah dari kantor, asisten perempuannya tiba-tiba mengunggah sebuah postingan: "Pembagian tenda lewat undian, siapa sangka aku malah setenda dengan bosku yang tampan!" Dalam foto itu, dia sedang berswafoto menghadap kamera, sementara di belakangnya ada seorang pria yang sedang melepas bajunya— dan itu adalah suamiku. Ada yang berkomentar: "Hati-hati ya, cowok dan cewek berduaan di satu tenda, bisa berbahaya ...." Asisten itu langsung membalas dengan emoji tertawa jahil sambil menulis: "Memang aku suka yang menantang." Aku sempat memberikan 'like', tetapi tidak lama kemudian, postingan itu dihapus. Tak lama, suamiku menelepon lewat panggilan video. Di depan asisten perempuan yang sedang menangis dan beberapa rekan kerja lainnya, dia langsung marah padaku: "Kamu kok suka lebay sih? Ini 'kan cuma permainan sederhana, nggak bisa santai saja?" Melihat dia memeluk asisten itu sambil menenangkannya dengan lembut, aku pun menutup telepon tanpa berkata apa-apa lagi. Ini sudah tahun ke-10 aku mencintai Kemal Sentanu. Namun, saat ini juga, aku memutuskan untuk melepaskannya.
Baca
Tambahkan
Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO

Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO

byy_aissy
Ada gak ya, cerita dari mimpi jadi cinta? Adaa dong, kalian harus baca cerita ini ya👇 Seorang gadis baru saja lulus SMA beberapa bulan yang lalu, lagi santai-santainya menikmati hidup. Tiba-tiba saja, seorang pria tampan mengatakan kalau dia adalah istrinya. " Assalamualaikum zaujati." " Bunga tulip indah namun tidak sembarangan orang bisa menyentuhnya. Jika seseorang memasak ingin menyentuhnya, maka dia akan terluka. Seperti kamu, indah. Sepertinya kata indah masih belum bisa menjelaskan tentang kamu, kecantikan dan hati kamu selalu membuat aku cinta, cinta, cinta, bahkan sampai seterusnya begitu, aku akan selalu mencintai kamu. Sebelumnya kita memang belum pernah bertemu, tapi tau kah kamu? jika pertemuan ini dan pernikahan kita ini, merupakan skenario Allah subhanallah wa ta'ala. Itulah mengapa aku mengatakan kamu seperti bunga tulip, indah tapi tidak sembarangan orang bisa menyentuh. Allah menjaga kita sampai waktu yang sudah di tentukan, hingga ketika waktunya telah tiba, aku sudah menjadi kekasih halal kamu. Buat istriku, terimakasih sayang sudah menjadi istri aku dan kelak akan menjadi ibu dari anak-anak kita. Memiliki kamu merupakan hadiah terindah yang tidak pernah aku miliki sebelumnya, sayang, aku mencintai kamu karena Allah."
Rumah Tangga
105.2K DibacaOngoing
Baca
Tambahkan
Calon Istri Untuk Klien WO

Calon Istri Untuk Klien WO

“Jangan kasar-kasar sama calon suami” “Bapak tuh bisa nggak sih, mulutnya jangan asal mengklaim orang” “Kenapa sih kamu kesal banget saya bilang calon istri?” “Ya karena saya bukan calon istri bapak” Ayyana memberikan penekanan disetiap ucapannya “Nanti malam saya lamar kalau gitu” “Nggak usah aneh-aneh” Ayyana memijat pelipisnya, lama-lama ia bisa darah tinggi jika terus berhadapan dengan Fakhri “Sesuai kesepakatan, saya udah makan siang sama bapak. Urusan mobil, tinggal kirim nomor rekening, nanti saya transfer” Ucap Ayyana “So please, jangan ganggu saya lagi. Jangan recokin hidup saya lagi, jauh-jauh dari saya” Lanjutnya melangkah menjauh “Kalau Mami kangen pengen ketemu calon mantunya gimana?” Ucap Fakhri setengah berteriak namun Ayyana tak berniat lagi menanggapi Perempuan itu melajukan mobilnya meninggalkan halaman dengan raut wajah dongkol setengah mati, sementara Fakhri tersenyum geli memilih melakukan hal yang sama, beranjak kembali menuju kantor untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang terpaksa harus ia tinggal demi memenuhi janji makan siangnya pada Ayyana yang malah menyita waktu lumayan panjang Tapi ia tak keberatan bahkan rasanya menyenangkan melihat Ayyana meleparkan tatapan tajam padanya setiap kali Fakhri berhasil membuatnya kesal Mungkin Maminya tidak salah mengenalkan mereka, karna nyatanya Ayyana memiliki daya tarik tersendiri bagi Fakhri. Entahlah, tapi ia bahkan meragukan sendiri ucapannya saat menyebut Ayyana sebagai calon istri Perempuan itu terlalu baik untuk ia jadikan tumbal untuk kembali bertemu Jihan. Fakhri masih waras untuk tidak menarik adik sahabatnya itu dalam kubangan lumpur yang ia diami selama ini
Rumah Tangga
417 DibacaOngoing
Baca
Tambahkan
DINIKAHI KONGLOMERAT

DINIKAHI KONGLOMERAT

[Heyyy! Gadis kampung! Ini peringatan saya yang ke sekian! Kamu pake guna-guna apa, hah?! Cepetan hilangkan ilmu hitam yang kamu kirimkan pada Ashraf! Kamu tidak pantas menjadi menantu di keluarga Adireja!] Aku menghela napas panjang. Sehari setelah aku menerima lamaran Tuan Muda Ashraf, aku selalu mendapatkan terror dari nomor yang tidak dikenal. Pikiranku yang sedang kacau oleh hal itu, bertambah runyam oleh omelan yang keluar dari mulut cabenya Teh Selvi. “Kalau semua ayam yang kamu goreng gosong? Kamu pergi lagi ke pasar beli ayam lagi pake duit kamu sendiri, punya gak?” cibirnya. Dia tak pernah bosan menghinaku karena kastaku yang dianggapnya rendahan. Aku lupa ada sepasang netra yang menatapku sambil berlinang. “Ibu kenapa?” Aku menoleh ke arahnya setelah Teh Selvi berlalu. “Maafin Ibu sama ayah kamu, Ta! Kalau saja kami punya uang dan menyekolahkan kamu tinggi, mungkin kakak-kakak sepupumu tidak akan merendahkanmu seperti ini?” isaknya. Wa’ Imah hanya sesekali melirik kearahku dan Ibu. “Bu, sudahlah! Sinta tidak apa-apa! Tuhan tidak akan salah memilih orang yang akan Dia tinggikan, Allah tidak hanya melihat dari pendidikannya. Meskipun seluruh dunia merendahkan orang itu, jika Allah meninggikannya semua bisa apa? Ibu hanya perlu mendoakanku agar tetap menjadi orang yang penuh syukur dan berada di jalan-Nya. Ibu mau kan jika Allah memilihku dan meninggikan derajat kita suatu hari nanti?”
Romansa
9.7326.9K DibacaTamat
Baca
Tambahkan
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status