Menceritakan seorang pria dingin dengan tatapan tajam, pada suatu malam mengalami mimpi sampai membuat kehidupannya berubah menjadi 360°. " Di mana pun kamu, dan sejauh mana pun kamu, jika sudah di takdir kan untukku. Maka kita akan tetap bersatu bagaimana pun caranya." Kalau cerita ini membuat kalian penasaran, silahkan baca guys..👇
View MorePermandangan setiap hari yang selalu di lihat Arkan yaitu, wajah cantik Aisyah. Memandang istrinya tidak ada rasa bosan sedikit pun baginya. Bahkan dia sangat menyukai yang ada pada diri Aisyah, memiliki istri seperti Aisyah suatu hal yang langka dan sangat berharga sekali. Kecantikan dan senyuman manis yang di miliki Aisyah, menjadi ciri khas tersendiri yang tidak akan di temukan pada perempuan lain. Arkan melangkah kakinya dengan mendekati Aisyah, sampai di dekat Aisyah dia langsung memeluknya dari belakang. Awalnya Aisyah merasa terkejut tapi tidak lama, langsung tersenyum menatap Arkan. " Sayang." panggilnya dengan suara berat. " Ya." jawab Aisyah dengan menatap Arkan dari pantulan kaca yang ada di depan mereka. Arkan mengikuti arah pandang Aisyah yang menatap pantulan mereka di kaca, dia semakin memeluk Aisyah erat dengan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Aisyah. Tangan Aisyah terangkat mengusap lembut rambut Arkan yang berada di lehernya, dia tersenyum melihat Arkan
" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." ucap Arkan saat masuk ke dalam penthouse. Baru saja masuk ke dalam penthouse setelah pulang dari mesjid untuk shalat dzuhur, dia sudah di sambut saja dengan suara pecahan dari arah dapur. PranggDengan wajah panik Arkan langsung bergegas berjalan ke arah dapur. Sedangkan Aisyah yang berada di dapur seketika langsung terdiam dengan ekspresi terkejut, dia hanya melihat gelas kaca yang sudah menjadi serpihan kaca di lantai. Tidak ingin berlama-lama melihat serpihan kaca itu, langsung saja dia membersihkan serpihan kaca menggunakan tangannya. " Aw.." dia baru tersadar saat merasakan sakit pada tangannya dan juga saat melihat tangannya berdarah. Darah segar keluar dari telapak tangannya begitu banyak, sampai mengenai pakaian dan lantai, walaupun begitu dia tetap melanjutkan kembali mengumpulkan serpihan kaca itu. " Sayang.." panggil Arkan dengan ekspresi panik saat melihat darah yang keluar dari tangan Aisyah. Belum sempat mengumpulkan
Sampai di tempat timezone Aisyah bersorak heboh, saat melihat permainan yang ada di timezone.Melihat itu, Arkan hanya menggeleng kepalanya dengan mengandeng tangan Aisyah untuk pergi ke tempat penjual powercard. Ini kali pertama Aisyah pergi ke timezone yang terbesar di Jakarta, dia sampai bingung harus mencoba permainan yang mana terlebih dulu. " Kamu mau main yang mana sayang?" tanya Arkan yang membuyarkan lamunan Aisyah. Aisyah langsung menatap Arkan yang hari ini begitu tampan dengan style pakaian casual nya. Sedangkan dia memakai pakaian dress vintage, yang semakin menambahkan keimutan pada dirinya. " Bagaimana kalau kita main street basketball." jawab Aisyah yang meminta persetujuan Arkan. Arkan mengangguk kepalanya dengan mengajak Aisyah pergi ke tempat permainan street basketball berada. Sampai di tempat permainan street basketball, Arkan langsung menggesek powercard di permainan tersebut. " Sekarang kamu bisa mainnya." ucap Arkan dengan mengusap kepala Aisyah. " Berar
Di pagi hari ini seperti rencana mereka yang akan pergi jalan-jalan, awalnya Arkan mengira Aisyah menyebutkan ke tempat sepi yang hanya mereka berdua saja. Tetapi Aisyah memilih ke tempat mall yang banyak orang-orang, tapi Arkan tidak masalah jika perginya bersama dengan Aisyah. " Sayang ayuk turun." ucap Arkan dengan memberikan tangannya untuk membantu Aisyah keluar dari dalam mobil. Aisyah mengangguk kepalanya dengan menaruhkan tangannya pada uluran tangan Arkan. " Sayang kita mau ke mana dulu?" tanya Arkan yang tangannya sudah merangkul pinggang Aisyah posesif. " Belanja bagaimana?" tanya Aisyah balik, dia jadi ingin belanja sesuatu. Arkan mengangguk kepalanya yang tidak masalah jika Aisyah ingin belanja terlebih dahulu, maka Arkan akan menemani Aisyah belanja hari ini." Boleh sayang. Apapun yang kamu mau katakan saja pada aku ya, insyaallah aku kan menuruti permintaan kamu." " Iya, iya, pak suami." Arkan tidak suka Aisyah memanggilnya ada kata pak, sebab dia tidak terlalu
Keesokan harinya, tepat di habis subuh Aisyah mengalami demam. Sampai membuat Arkan merasa bersalah setelah apa yang mereka lakukan semalam.Padahal mereka melakukan ibadah suami-istri tidak terlalu lama menurut Arkan, dari habis isya sampai jam 4 pagi mereka melakukannya. " Sayang tubuh kamu masih hangat." ucap Arkan yang sekian kalinya mengecek suhu tubuh Aisyah. " Ya, Allah berikanlah kesembuhan pada istri saya. Tolong rasa sakitnya di limpahkan pada saya saja." batin Arkan yang tidak tega melihat Aisyah sakit." Sayang kita ke rumah sakit ya." saran Arkan yang dari tadi membujuk Aisyah untuk pergi ke rumah sakit. Aisyah menggeleng kepalanya dengan cepat , dia tidak akan mau lagi pergi ke rumah sakit. " Gak mau!!" " Kamu sih!! tadi malam minta lagi, kan jadi demam aku!!" Mengingat semalam ingin rasanya Aisyah membuang Arkan ke sungai tempat tinggalnya di kampung, di saat dia sudah begitu lelah. Arkan sedikit pun gak ada merasa lelah, yang ada pria itu terus mengajaknya untuk me
" Pakai tanya lagi! suka lah!! eh~ maksudnya tuh.." Aisyah langsung panik dengan ucapannya sendiri.Arkan hanya tersenyum sambil menggeleng kepalanya menatap Aisyah. Kenapa bisa istrinya segemas ini?Siapa yang rela jika istrinya di sukai pria lain, begitu pun dengan Arkan. Posesif? oh jelas, apapun yang sudah menjadi miliknya, tidak akan bisa lepas dari genggamannya. " Kamu lucu banget, gak papa kalau kamu suka sayang. Jangan gengsi lagi ya, aku dan tubuh ini sepenuhnya milik kamu." Entah keberanian dari mana, tangan kecil itu sudah menyentuh abs Arkan yang begitu lucu menurutnya.Bahkan tangan Aisyah dengan iseng menekan-nekan abs Arkan, sampai tangannya di genggam dengan tangan kekar Arkan. ' Gatel banget sih tangan! tapi.. emang sayang sih, kalau di anggurin begitu aja tuh perut abs.' batin Aisyah yang gak habis pikir dengan tangannya sendiri. " Apalah kamu, apalah!!" Aisyah yang sudah salting, langsung melepaskan tangannya dari genggaman tangan Arkan.Cup" Mau aku terkam, hm
Ucapan Arkan seakan-akan seperti kaset rusak yang terus berputar-putar di kepalanya. Ada sedikit keraguan di dalam hatinya, mengenai permintaan itu. " Sayang bagaimana?" tanya Arkan yang ingin mendengar jawaban dari Aisyah.Aisyah langsung menoleh menatap Arkan, " Kamu serius? maksudnya, ucapan kamu tadi serius?" tanyanya.Arkan langsung mengangguk kepalanya dengan cepat, melihat Aisyah yang sedang mengigit bibir itu membuat kening Arkan mengerut. Aisyah sedang di landa kebingungan dan merasa bimbang dengan keputusannya sendiri, tapi jika dia menolak apa Arkan tidak akan kecewa? dan, jika dia memberikan itu, apa dia akan baik-baik saja keesokan harinya?" Sayang," panggil Arkan yang membuat lamunan Aisyah buyar. " Kalau kamu belum siap tidak apa-apa, masih ada lain waktu untuk kita melakuk--" Aisyah menempelkan tangannya di bibir Arkan, supaya pria itu tidak melanjutkan ucapannya. " Kenapa kamu tutup sayang?" tanya Arkan dengan menurunkan tangan Aisyah, lalu dia menggenggam tangan
Selesai shalat subuh di masjid, Arkan langsung pulang ke rumah dan memasak sarapan untuknya dan istrinya. Jika Arkan sedang sibuk di dapur untuk memasak sarapan pagi, maka berbanding terbalik dengan Aisyah yang masih tidur setelah shalat subuh. Setelah selesai memasak sarapan pagi yang sederhana, Arkan langsung pergi ke arah kamar. Pulang dari mesjid bahkan dia belum menganti pakaiannya, karena dia langsung pergi ke dapur untuk memasak. CeklekSuara pintu kamar terbuka, Arkan langsung berjalan masuk dengan menggeleng kepalanya melihat Aisyah yang masih tertidur pulas di tempat tidur. Langsung saja Arkan berjalan ke arah tempat tidur, ketika sudah berada di dekat Aisyah matanya melotot melihat permandangan di depan matanya. " Astaghfirullah sayang, kamu menguji iman aku sekali." ucap Arkan dengan melirik sebentar setelah itu mengalihkan pandangannya, kemudian tangannya menurunkan pakaian tidur Aisyah dengan benar kembali. Akhirnya, Arkan bisa bernapas lega setelah menurunkan pakaian
' Ya Allah, suami seperti apa yang engkau berikan kepada Aisyah ini? dia tidak meninggalkan Aisyah ketika diri ini sudah kotor. Tapi kenapa masih ada rasa takut jika berada di dekatnya.' batin Aisyah dengan menatap Arkan.Tidak sanggup menatap Arkan terlalu lama, Aisyah langsung memutuskan kontak mata dengan sepihak. Melihat itu, Arkan mengerti jika Aisyah masih ada rasa takut berada di dekatnya. " Sayang ku, di mana dia mencium kamu?" tanya Arkan lagi. Sentuhan hangat di berikan Arkan membuat Aisyah langsung menoleh, di tatap selembut dan sehangat itu mampu membuat perasaan Aisyah menghangat. " Sayang," " Di sini!! dia mencium aku di sini, Arkan!!" Aisyah menunjukkan kepada Arkan, di mana letak Dion brengsek itu menciumnya. Arkan mengangguk dengan memajukan wajahnya dia langsung mencium setiap wajah Aisyah, setiap kecupan yang dia berikan membuat Aisyah menangis. CupArkan mengecup lama di bibir ranum Aisyah dengan tangannya menghapus air mata gadis itu. Setelah selesai menciumn
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.