Hugot Lines Para Kay Crush

Saan ka bang lahi nabibilang? Normal na tao ka lang ba o kabilang ka sa ibang lahi na kailangan pang may mapatunayan para mabuhay sa mundong ito. Ako si Demi, hindi tayo magkatulad dahil iba ako sa iyo at binabalaan kita, don't cross our borderlines because you might die at kung mahanap mo man ang librong ito, pakiusap huwag mo ng ituloy ang pagbasa dahil baka dalhin ka ng kuryusidad mo sa kapahamakan.

"I don't do relationships Miss Williams. I don't love. I just fu**. Is that what you want fom me so that you stop following me?" His straightforward question made her turn hundred shades red,the word he used enough to lower her gaze and burn her insides in a new swirl of emotion. "No" She manages to whisper.To only have him dip his face closer to her. "Then stay the fuc* away from me Miss Williams. Because I am only going to break your heart." Stepping back from her,he was going to leave when he stops in his tracks listening to her reply. His fists clenching. "This is what I like the most about you Your Highness." "Your honesty."

Valerie yang selama ini selalu disiksa oleh keluarga angkatnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya pada usia 17 tahun. Akan tetapi saat menuju kematian, Valerie melihat sekilas hidupnya selama ini dan berharap jika dulu ia tidak sebodoh ini. Saat membuka mata, keinginan Valerie terwujud. Ia kembali ke masa lalu. Bagaimana Valerie akan menjalani kehidupannya untuk yang kedua kalinya? Lalu, apakah Valerie bisa menemukan orang yang mencintai dirinya dengan sepenuh hati di kehidupan kali ini?

Aku hanya tersenyum masam saat Mamah mengatakan aku takkan memakai seragam dan dirias karena repot mempunyai anak kecil. Padahal kenyataannya, bukan seperti itu. Mamah berbuat demikian karena tak menyukaiku.

Davin dianggap sebagai calon menantu sampah. Dia dihinakan di hadapan semua orang. Tanpa disadari, segerombol pria berjas hitam membawanya, dan saat itu juga dia menjadi miliarder terkaya di Asia!

After losing her daughter to a cruel betrayal, Evelyn is done being loyal. Her mate—Adrian, the Alpha she once trusted—broke his promise, chose another, and left their daughter to die. When Evelyn discovers the truth, rage takes over. One night of blood and fire forces her to flee her pack, hunted like prey. Wounded, broken, and barely alive, she crosses into forbidden land—territory ruled by the mysterious Lycan King, Damon. The villagers say he’s a monster. That he’s ancient. That he kills without mercy. But when Evelyn sees him for the first time, something deep inside her stirs. It’s not love. It’s not desire. It’s something older. Something dangerous. Known to all as a force to not mess with. Damon isn’t just powerful. He’s watching her. Waiting. And Evelyn begins to wonder if crossing into his world wasn’t a mistake… but fate. He sees the fire still burning in her. She sees the ruin buried in him. And in the ashes of everything she lost, something new begins to rise. A bond neither of them expected. A war neither of them can avoid.

After betrayal shatters her world, 17-year-old Julianne Ashwynd wants nothing more than to disappear. But when a glowing mark appears on her skin and powers she can’t control begin to stir, disappearing is no longer an option. Drawn to Blackthorn Academy—a school that shouldn’t exist—Julianne finds herself surrounded by Vampires, Werewolves, Incubi, Dragon-born… and somehow, Julianne fits right in. With her past cloaked in mystery and her magic dangerously unstable, Julianne must unravel the truth of who, and what, she is. But the four supernatural boys who orbit her each carry secrets of their own. One will betray her. One will protect her. One will awaken her magic. And one may claim her heart. But trusting the wrong monster boy could mean the end of everything.

“Sandiwara yang kita buat adalah api yang kita pijak. Jadi … tolong padamkan apinya.” Jiraya Pramesti membuat kesepakatan sepihak bahwa ia dan Angelo Wiratama mempunyai waktu 25 hari untuk melancarkan aksi pernikahan mereka sesuai dengan perjodohan dari orangtua mereka. Dan setelahnya, bagaimana pun caranya, Jira merancang plot murahan dengan bumbu-bumbu drama yang ia kira cukup ampuh untuk menghancurkan pernikahannya nanti di depan orangtua mereka demi menggagalkan perjodohan ini. Demi kepentingan bersama. Jira akan kembali kepada kekasih tercinta, Samuel. Angelo akan kembali pada dunianya sendiri tanpa embel-embel nama wanita di dalamnya. Hal yang memang ia inginkan. Namun, sandiwara tetaplah sandiwara. Bagai karma yang memang diutus oleh Tuhan, semuanya bisa saja tidak semulus yang mereka bayangkan. Atau bahkan mungkin Tuhan justru berpihak pada ‘drama’ murahan mereka?

Aku yang tulus mencintai suamiku namun malah di jadikan sapi perah olehnya dan ibu mertua, pengabdianku selama dua tahun tidak membuat mereka menyayangiku malah semakin bertingkah. Aku lelah dengan menuruti semua kemauan suami dan mertua. Hingga puncaknya suami meminta izin untuk menikah lagi. Hancur sudah perasaanku, aku yang banting tulang mereka yang menikmatinya serta ingin membawa benalu baru. Maaf mas!aku tidak sebucin itu! Tak ada kata mau di madu! Sorry! Ku hempaskan kau ke tempat asalmu di kolong jembatan.

Sebagai laki-laki, aku tidak mau munafik, aku bukan tipe laki-laki yang akan melewatkan hubungan suami istri karena tidak cinta, karena itu aku akan meminta hak aku sebagai suami," ucap Rain, ia pikir harus memperjelas semuanya. Dania tau di dalam agama, hukum menolak suami adalah dosa besar, tapi dia benar-benar belum siap secara mental. Baginya berhubungan badan itu musibah karena kehidupan dan masa depannya hancur karena hal itu. "Apa aku boleh menolak? Kalau pak Rain tidak tahan, maka nikahi saja Bu Monika, aku akan membantu menutupinya untukmu." ucap Dania dengan hati-hati. Ia asal bicara saja agar Rain bisa menahan diri. Ia sengaja menyebut nama Monika agar Rain teralihkan. "Sekalipun aku mau menikahinya itu masih membutuhkan proses dan waktu yang lama, kenapa tidak memanfaatkan yang sudah di depan mata saja dan sudah halal tentunya." Rain tidak mau mengalah begitu saja, ia bangkit dari tempat tidur lalu mendekati Dania. "Aku benar-benar tidak siap, Pak." ucapnya dengan suara bergetar bahkan sudah mulai menangis. "Aku mengerti ketakutanmu tapi kamu harus menghadapinya." Rain tahu caranya menghadapi wanita seperti Dania, cukup berikan kenyamanan saja. Ia mengangkat dagu Dania, menatapnya sebentar walaupun Dania berusaha menggeleng untuk menolak. "Dania, coba lihat aku, apakah wajah tampanku ini terlihat mengintimidasi? Apa aku terlihat seperti laki-laki yang akan menodaimu?" Dania melemah, ia menatap Rain dengan mata basahnya, ia merasa sedikit aman dan nafas yang tadinya terasa berat dan tidak beraturan menjadi lebih ringan. Rain menghapuskan air matanya lalu perlahan mencondongkan tubuh untuk menciumnya.