Meredith Grey Hair

A story told from both sides of the blade. Eleanore: My husband rode off to war with a kiss and a promise. Days later, I received news of his death and the name of his killer—Perseus, the ruthless Lycan King. Now, I'm his bride. A pawn traded for a treaty. They say power demands sacrifice. I say vengeance deserves patience. I won’t scream. I won’t break. And I sure as hell won’t fall in love with the monster who destroyed my world. He expects a Luna. He’s getting a storm in a black dress and a sword in his chest. Perseus: I killed her husband. She’ll remind me every day. I ripped her black wedding gown. She hasn’t forgiven me. I gave her my name. She threw my gift into the fire. But I see it in her eyes—the fire, the fury, the pain, the heartbreak all that I made her feel. And it calls to something ancient inside me. She wants to bury a sword in my chest. Joke’s on her—I already gave her my heart.

After a fatal accident shatters her world, Octavia awakens in a realm ruled by savage werewolves only to discover she’s the fated mate of Alpha Xavier, the most ruthless and feared leader of all the packs. But fate is far from kind. Xavier is a beast cloaked in scars and shadows, still haunted by the brutal death of his first mate. His hatred for humans runs deep and Octavia’s very presence is a cruel reminder of everything he’s lost. Bound by ancient laws that demand he accept the bond or forfeit his throne, Xavier chooses duty over desire, even if it means tying himself to the one creature he despises most. Thrown into a world where she’s hunted, hated, and utterly alone, Octavia must fight to survive in a pack that would rather see her dead. But when whispers of betrayal echo through the trees and the truth about Xavier’s mate’s murder surfaces, Octavia uncovers a dark conspiracy rooted deep within the heart of the pack. As desire clashes with distrust and loyalty is tested, Octavia and Xavier are forced into a dangerous alliance. The bond that curses them may be their only hope but only if they can survive the secrets waiting to tear them apart. In a world where love is war and fate is a cruel master, will their connection destroy them or ignite a flame powerful enough to burn down the lies?

“You’re mine now little flower, mine!” Leah’s life took an unexpected turn the moment the most feared Alpha across all packs, Alpha Lucian chooses her as his new contracted mate after Layla, and the original mate breaks the mating contract. Leaving behind the life of torment and pain she lived in the Blueridge Pack, she’s forced to start a new one as his Luna, a life she had never dreamed of living. When she finally settles into her new pack, she discovers that she was just a pawn in Alpha Lucian’s game. Discovering the betrayal and deceit, would the lie keep them apart, or would the love that has grown between them keep them together? Find out!

Being rejected and humiliated after a year-long relationship with the Alpha of Blackwood pack. Lilliana was being banned from the pack she had served as a maid for years to an unknown pack, leaving her child which she had for the Alpha alone. She found her second chance mate, who is an Alpha in the Darkmoon pack. She was surprised when she saw the father of her child, who rejected her for another woman pleading her to come back, to everyone's surprise the Alpha Lucas and the Alpha of Darkmoon are brothers Will Liliana leave her second chance mate for the father of her child? How does two brothers became Alphas in different pack

Pada hari pernikahan Khaira, seseorang yang mengaku sebagai adiknya muncul dan menggagalkan pernikahan tersebut. Pemuda berseragam putih abu-abu itu datang tepat pada saat Khaira mengiris nadi di pergelangan tangannya karena tidak mau dinikahkan paksa dengan lelaki yang pernah mencoba merenggut kehormatannya. Kemunculan adik yang belum pernah dikenalnya itu menjadi penyelamat masa depan Khaira.  Bersama Khair, dia meninggalkan keluarga toxic yang selama ini mengungkung hidupnya. Namun, siapa sangka mantan calon suami Khaira mencari dan mengusik kembali kehidupannya. Sementara Khair harus pergi meninggalkan Khaira, demi melanjutkan kuliah ke luar negeri setelah dia merasa sakit hati karena kekasihnya dijodohkan dengan lelaki yang tak lain adalah dosen di kampus Khair sendiri. Maka, tercetuslah sebuah sumpah yang membuat Khaira menelan simalakama, serba salah, bahkan hampir kehilangan arah, hingga langkahnya terbentur pada pilihan untuk segera menikah. Tapi dengan siapa? Bagaimana Khaira mengatasi trauma dan nasib malangnya?

Merasa bukan wanita yang memenuhi kriteria menjadi menantu orang terpandang, Khairunnisa yang yatim piatu menyimpan cinta pada Iqbal, teman masa kecilnya, hanya dalam diam. Namun, takdir menuntunnya untuk selalu dekat dengan Iqbal, karena orang tua sang pemuda mengangkatnya menjadi anak asuh dan tinggal di kediamannya. Ternyata Iqbal juga diam-diam menaruh hati pada Khairunnisa sejak lama. Untuk menghalau rasa cinta yang makin menjadi pada Iqbal, Khairunnisa mencoba menerima cinta Ilham—lelaki dewasa yang memiliki latar belakang sama dengannya. Takdir berkata lain, Ilham membatalkan khitbahnya, karena ia harus menerima perjodohan dengan adik angkatnya. Tak berselang lama, Irsyad--kakak kandung Iqbal--juga mengungkapkan cintanya pada Khairunnisa. Kisah cinta semakin rumit tatkala orang tua asuhnya meminta Khairunnisa menikah dengan Irsyad--yang mengidap penyakit kronis dan usianya tinggal menghitung hari. Merasa berhutang budi pada kedua orang yang berjasa dalam hidupnya, Khairunnisa menerima perjodohan itu dan mengorbankan cintanya yang sudah mengakar pada Iqbal. Iqbal akhirnya merelakan gadis pujaannya demi kebahagiaan sang kakak yang sangat ia sayangi. Demi menjauh dari kedua orang terkasih, ia memutuskan kuliah di luar negeri. Suatu hari, Irsyad yang telah resmi menjadi suami Nisa, membaca surat dari Iqbal yang berisi pernyataan cinta sang adik pada istrinya—sebelum keduanya menikah. Merasa bersalah pada Khairunnisa dan Iqbal, menyebabkan penyakit yang diidapnya semakin parah. Di akhir hidupnya, Irsyad meminta sang istri dan adiknya untuk melanjutkan hidup bersama. Setelah melewati lika-liku cinta yang penuh warna, akhirnya cinta dalam diam kedua insan yang senantiasa berserah pada Sang Pencipta bermuara pada janji suci pernikahan.

Lavender Pradivta, perempuan berumur 25 tahun yang sudah menyandang gelar ibu di umurnya yang masih terbilang muda. Dia memiliki putra yang baru berumur 3 tahun dari pernikahan kontrak yang dia jalani bersama seorang pria dingin yang tidak akur dengannya. Pernikahan yang mereka jalani semata-mata atas dasar perjodohan dari kedua orang tua masing-masing, meski memiliki putra Lavender tidak tau cara mengekspresikan rasa sayangnya. hingga pada akhirnya sebuah kecelakaan merenggut nyawanya. namun tuhan masih berbaik hati memberikan kesempatan kedua padanya, apakah Lavender akan berubah di kehidupan keduanya? yuk ikuti cerita Lavender sekarang...

“Kau memang pantas mati, Lexie!” Tidak, dia tidak akan mati semenyedihkan ini. Lexie Grey, dia yang mempercayai saudara perempuannya ternyata wanita itu justru mendorongnya ke dalam neraka. Setelah Nancy dan Zane berhasil menjebaknya, mereka mendorongnya pada seorang wanita asing yang menginginkan nyawanya. Padahal Zane adalah pria yang dia cintai setengah mati, tapi pria itu mengatakan bahwa dia begitu jijik padanya. Pada akhir kehidupannya, Nancy dan Zane mengaku bahwa mereka hanya mempermainkannya selama ini. Sebaliknya, Greg Gilbert yang merupakan suaminya selama ini adalah satu-satunya orang yang memberikan hidupnya untuk mati bersamanya. Selama 25 tahun, Lexie telah menjalani kehidupan bodoh dan naif. Setelah dia terlahir kembali, dia bersumpah untuk membalas mereka dan menemukan siapa wanita yang membakarnya hidup-hidup, menyebabkan kematian tragis dia dengan Greg. Dalam kehidupan keduanya dia juga bersumpah untuk mencintai Greg dengan sepenuh hatinya. Namun yang terjadi, Greg tetap menjadi pria dingin yang tak tersentuh. Menggapainya bagaikan memanjat langit. Lantas apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu? Greg memeluknya, merelakan hidupnya untuk mati bersamanya dalam kobaran api. Tapi pada kenyataannya, Greg benar-benar tidak menginginkannya.

Elea Brown, seorang aktris pendatang baru, tidak pernah menyangka akan dijual oleh agensinya sendiri. Pesta yang dia kira diadakan untuk menghubungkan para aktris kelas bawah dengan senior bidang entertainment berujung menjadi ajang penjualan tubuh. Ketika dirinya terjebak dalam satu ruangan dengan seorang produser senior yang berusaha memperkosanya, Elea dikejutkan dengan kemunculan seorang pria bernetra hijau yang dikenal dengan nama Lucian Grey, raja entertainment Capitol. Baru ingin berterima kasih karena telah diselamatkan, Elea dikejutkan dengan kenyataan pria itu berujung melingkarkan tangan di pinggangnya dan mendaratkan sebuah ciuman di bibirnya| "Lepaskan aku, dasar pria hidung belang!" teriakku membuat pria bernetra hijau itu menyunggingkan senyuman nakal. "Kamu berada di bawah kuasaku, Elea Brown. Atas dasar apa kamu memintaku melepasmu?"

“Dek, tolong catat semua hadiah yang udah aku kasih ke kamu. Bonnya ada di tasku!” “Catat lagi?” “Iyalah kita harus menghemat. Pengeluaran dan pemasukan harus ada notanya. Tidak boleh kita pakai berlebihan sehari hanya boleh 70 ribu. Tidak boleh lebih.” Tak ada sahutan dari istriku malah menatap lurus dengan pandangan kosong. Aku mendekat untuk memastikan dia mendengarnya atau tidak. “Kau dengar tidak, Dek?” Baru saja kau ingin menyentuh pundaknya. Prily sudah lebih dahulu berjalan menghindar. “Hmm,” sahutnya tak acuh. Bahkan barang-barang yang kuberikan sebagai hadiah ulang tahun pernikahan kita saja dia abaikan. Bukankah dia pernah bilang menginginkan long dress dengan berwarna merah muda dengan aksen renda. Sudahlah aku repot-repot memesannya diam-diam lewat market place online. Prily justru membiarkan gamis beserta coklat yang kupesan khusus untuknya tergeletak di meja. Ck, kenapa perempuan susah sekali dimengerti. Sungguh membuatku frustrasi saja. Lebih baik bermain game dari pada terus memikirkan hal-hal yang hanya memancing emosi. ~ Di sore hari Prily biasanya akan berdiri di atas balkon. Aku sudah hafal dengan kebiasaannya. Kamar kami mengarah ke lapangan, yang biasa dipakai anak-anak kompleks untuk bermain di pagi dan sore hari. Prily tak pernah melewatkan melihat canda tawa mereka di balik jendela, barang sekali. “Mau sampai kapan berdiri di situ,” tanyaku sembari memakai kaus lengan pendek, lalu mengeringkan kepalaku dengan handuk. Prily segera mendekat lalu tangannya begitu cekatan menggosokkan handuk itu ke kepalaku. “Padahal aku punya hair dryer loh, Mas bisa pakai kalau mau.” “Kamu saja yang pakai, aku tidak perlu lah. 10 menit juga kering.” Mampukah Prily bertahan dalam pernikahannya dengan Arjuna yang serba perhitungan? atau memilih pergi saat cinta pertamanya? Dia Akbar, pria kaya raya, yang ia kira telah lama mati, justru hadir kembali.