Mo Dao Zu Shi 18

Aku menikah ke Keluarga Jihan demi menyelamatkan keluarga kaya raya yang hampir runtuh. Namun, Hoshi Jihan, putra Keluarga Jihan malah sibuk bersenang-senang di luar sana. Ibunya bahkan ingin merampas seluruh hasil jerih payahku. Dengan cerdik, aku merebut kembali semua harta milikku. Pada akhirnya, Hoshi berlutut dan memohon padaku, “Jangan tinggalkan aku.” Aku pun meninggalkannya, lalu menggandeng tangan si penulis muda dan berkata, “Kamu bukan siapa-siapa bagiku.”

Di bawah cahaya kekuningan yang hangat, tangan besar dan kasar itu terasa lentur seperti ular. Aku ditempatkan dalam posisi yang memalukan dengan wajah yang dibenamkan ke dalam bantal. Dalam posisi yang memalukan ini, aku tidak berdaya untuk melawan. Aku hanya bisa mengeluarkan tangisan kesakitan sekaligus kenikmatan. "Ini terlalu dalam …."

‎“Sa tingin mo ba matatakasan mo ako, Selestina? Akin ka lang!” he growls. “I will ruin every inch of your world until you beg to be mine again.” Rogue Vertudazo ‎ ‎•••••••••••••••• ‎‎Hindi naniniwala sa pagmamahal si Rogue Vertudazo. Umiikot lamang ang kanyang mundo sa tatlong bagay; money, power, and sex.  He hated the sight of women. He always thought women were nothing but weak and gold digger. Para sa kanya, ginagamit nila ang kahinaan ng lalaki upang paikutin sa kanilang palad. ‎ ‎Ngunit lahat nang kanyang paniniwala ay biglang nagbago nang makilala niya ang babaeng nagpagulo ng kanyang sistema. Ang maamo at inosenteng mukha ni Selestina Guerrera ay palaging sumasagi sa isip niya. ‎ ‎He claimed her as his the moment he saw her for the first time. Upang tuluyang maangkin ang dalaga. He decided to do something ruthless to get her. Ito ang dahilan kaya lumayo si Selestina. Ngunit lingid sa kanyang kaalaman, sa pag-alis nito ay may dinadala sa sinapupunan si Selestina. ‎ Halos libutin ni Rogue ang Pilipinas maging ang ibang bansa, matagpuan lamang si Selestina. Ngunit magaling itong magtago. Pero mapagbiro ang tadhana, nang muli silang nagkaharap, halos gumuho ang kanyang mundo nang malamang may anak na ang babae. Pero dahil desperado siyang maaangkin ulit si Selestina, pinagbantaan niyang ilalayo ang anak nito kapag hindi ito babalik sa kanya. ‎ Makukuha niya kaya ulit si Selestina? Ngunit paano kapag nalaman niyang anak niya ang batang kasama nito? Maniniwala ba si Rogue kahit alam niyang kailanman hindi siya magkaka-anak?

Demi kebahagianku dan Alex Simina, aku memutuskan untuk mengobati stenosis kongenitalku di rumah sakit. Akan tetapi, dokternya itu teman Alex. Aku juga merasa malu dengan rencana perawatannya. “Selama terapi, kita akan melakukan kontak fisik intim yang nggak dapat dihindari.” “Seperti berciuman, bersentuhan, dan …”

Setelah suamiku lumpuh karena kecelakaan, ayah mertuaku pun pindah untuk tinggal bersama kami. Suatu hari, suamiku bilang ingin meninggalkan keturunan demi meneruskan garis keluarga, lalu diam-diam memasukkan obat ke dalam minuman ayah dan aku. Sejak saat itu, semuanya pun lepas kendali….

Setelah pergi ke luar negeri untuk kuliah, karena biaya hidup yang tidak mencukupi, aku bekerja paruh waktu di tempat hiburan di Aurelion. Sejak malam itu, setiap kali terbangun di tengah malam, aku selalu teringat betapa mengerikannya pengalaman yang aku alami malam itu.

Sahabatku membawaku ke pusat terapi laktasi dan ternyata terapis yang menanganinya itu seorang pria. Dia bukan hanya menggunakan tangan, tapi juga mulut! Yang lebih parahnya, aku malah jatuh cinta pada sensainya.

“Bu Guru, bagaimana caranya laki-laki dan perempuan berhubungan dan hamil?” Di asrama, seorang murid laki-laki menanyakan pertanyaan yang memalukan padaku. Dia menekanku ke atas ranjang, menelanjangiku dan memohon padaku untuk mengajarinya melalui latihan….

"Kakak Ipar, Kakak sedang ada masalah dengan kesehatannya, jadi dia memintaku membantumu..." Adik ipar datang menginap di rumah. Malam itu, setelah mabuk, naluri liarnya meledak...

"Sayang, aku setel ke pengaturan tertinggi sekarang. Nikmatilah." Sambil berkata, suamiku menekan tombol pengontrol di tangannya. Aku masih di luar, di antara kerumunan, tapi aku langsung lemas terduduk di lantai di bawah tatapan semua orang. "Nggak ... Ini terlalu berlebihan." Sebelum aku sempat berdiri, semua pria di sekitarku mendekat, menatapku dengan tatapan jahat. "Bu, biar kami bantu..."