Onyx Boox Tab Mini C

Tilly has always known where her strengths lie, and fighting? Well, it’s not one of them. Her family is ashamed of her and as a way to get rid of her they ship her off to Warrior Elite camp after a rogue attack leaves her blind. Tilly knows her fate has her painted as a rogue and it is only a matter of time before she flunks out of training. But she finds something to work hard for when starts falling for the Alpha she can never have, even if he is making her promises for a better future. Onyx doesn’t play games, and he mostly certainly does not take risks. That is until the smartmouthed, blind warrior literally stumbles into his warrior elite camp. Her quick wit and bold honesty awakened a part of him he didn’t think existed. Only one small problem…She is an awful warrior and he can only be with the best. Yet when his gamma lays down a bet, Onyx finds himself taking a gamble he isn’t quite sure how to handle. Especially when it lands him a rejection from his mate…

Sapphire Moonstone is the first Triad pup ever to survive with the blood of her mother and both of her fathers. She is the only one that has both male and female parts and her mates are gay... A female warrior of her pack about to be a part of a new legacy. Onyx and Pyrite Heartsfire are twin dragon Kings how like men. They don't understand why they were paired with a female instead of an omega male. Now they must set right a wrong they have made. Let's see where they go in this story....

« Merci », ai-je murmuré, mais ce que je voulais vraiment dire, c'était : « Merci de me donner l'occasion de te détruire. » Raya est introduite dans la famille Tetra avec un objectif insensé : séduire le maître de maison. Mais elle ne tarde pas à séduire involontairement son fils également. Le fait de jongler si habilement entre le père et le fils lui donne la confiance, l'argent et le pouvoir nécessaires pour se venger de la femme qui a déclenché tout cela. Du moins, jusqu'à ce que tout tourne au désastre...

Ses lèvres effleurèrent son oreille, sa voix basse et mortelle. "Je ne fais que commencer, Marissa." Le célèbre critique d'art et milliardaire Adrian Cross a tout, sauf la clémence. Alors, lorsque l'étudiante en art Marissa Hayes, pleine de défi, ose le défier, il jure de briser son sang-froid petit à petit. Mais le jeu qu'il commence les consume bientôt tous les deux, transformant la rivalité en quelque chose de bien plus dangereux. Entre fierté et passion, amour et vengeance, un faux mouvement pourrait les détruire tous les deux pour de bon.

"Please, stop pushing. I can't take this anymore." The concert venue is packed tight. A man behind me keeps pressing into my backside. I'm wearing a mini skirt today with a thong underneath, and it only makes the situation worse. He lifts my skirt and presses himself against my hips. As the atmosphere heats up, someone in front of me slams into me, and I stumble back a step. My body stiffens as I feel like something just slid inside me.

Awalnya, aku tak percaya saat aku melihat Mas Mirza di depan mini market. Jelas-jelas, dia sudah berpamitan ke luar kota, tetapi mata ini benar-benar melihatnya masih di kota ini! Yang lebih mengejutkan adalah aku mendapati sosok wanita di balik kaca mobilnya. Mereka begitu mesra! Aku membuntuti mereka, dan ternyata mereka pergi ke rumah Ibu Mertuaku … Ada apa ini sebenarnya?

“Kak, kumohon jangan dorong ke depan lagi, aku sudah nggak kuat.” Di tengah konser, kerumunan orang sangat padat dan aku sengaja mendesak ke arah gadis muda di depanku. Dia mengenakan rok mini bergaya seragam sekolah yang sexy, aku pun langsung mengangkat roknya dan menempel pada pantatnya. Parahnya, celana dalamnya sangat tipis. Pantatnya yang padat dan berisi itu langsung membuatku terangsang. Yang mengejutkanku, sepertinya dia juga bereaksi dengan doronganku.

"Aku mohon, Kak. Berhenti, aku nggak kuat lagi." Di konser yang penuh sesak itu, seorang pria berdiri persis di belakangku dan terus menekan bokongku. Sialnya, hari ini aku pakai rok mini sebatas pantat, sedangkan di dalamnya cuma pakai celana dalam model thong. Pria itu bahkan mengangkat rokku dan menempel kuat pada pantatku. Suasana makin heboh, seseorang di depanku menabrakku sampai aku mundur selangkah. Tubuhku mendadak menegang, rasanya seperti ada sesuatu yang tiba-tiba masuk…

“Ayah Angkat, ada sesuatu yang keras menusukku di bawah sana.” Di dalam mobil latihan, untuk mengajari putri angkatku mengemudi, aku menyuruhnya duduk di pangkuanku. Mengajarinya langsung dengan bimbingan tangan ke tangan. Siapa sangka, mobil baru saja mulai malah langsung mati. Membuat seluruh badan mobil berguncang hebat. Dua belah pantatnya yang montok dan bulat sempurna itu, menempel erat di pangkal pahaku. Yang lebih membuatku deg-degan adalah dia hanya mengenakan rok mini yang sangat pendek.

“Kak, kenapa bisa ada yang timbul di bagian sana? Sepertinya berbeda dengan punyaku.” Gadis polos berusia 18 tahun yang merupakan tetanggaku itu menatap selangkanganku dengan penuh penasaran. Sorot matanya mengandung nafsu tersirat. Aku berpura-pura bodoh. “Coba aku lihat punyamu seperti apa.” Tak disangka, dia langsung melepas rok mini putihnya tanpa ragu sedetik pun, memperlihatkan bagian selangkangannya yang seputih salju. “Lihat, punyaku rata. Tidak ada apa-apa di sini.”