Robert Eugene Otto

Dean adalah vampir, yang memburu bangsanya sendiri sebagai seorang Vampire Hunter, pemburu vampir. Kecepatan dan kekuatannya membuat Robert, pemimpin House of Hunter, rumah para pemburu, memberikan tugas utama para Hunter untuk memburu vampir yang berbahaya, Warren. Namun di tengah perburuannya, Dean dihadapkan pada seorang newborn, -vampir baru, yang sangat kejam dan haus darah. Newborn itu memburu para manusia, dan bahkan membunuh bangsanya sendiri. Tapi kemudian, berhadapan dengan newborn itu, Dean mendapati kekuatannya melemah. Newborn itu memiliki kemampuan yang bisa melemahkan vampir lain, dan membekukan kemampuan vampir lain, termasuk Dean. Reaksi Dean pada newborn itu membuat Dean sendiri terkejut. Apalagi ketika dia mendapati dirinya tak bisa bernapas di hadapan newborn itu, seolah ia butuh bernapas. Entah bagaimana, newborn itu seolah menyihir Dean. Di hadapan newborn itu, Dean seolah terhipnotis olehnya, oleh kecantikannya. Dan ketika Dean akhirnya bisa melumpuhkan newborn itu, Dean tidak bisa membunuhnya. Siapakah newborn itu sebenarnya? Sanggupkah Dean melawan monster kejam dan haus darah itu? Sanggupkah ia membunuh sosok yang menawan hatinya itu?

Hidup Alexa Abbott hancur saat Robert, kekasihnya, berkhianat dengan saudara angkatnya sendiri. Robert bahkan menyebut kalau anak di kandungan Alexa bukanlah miliknya. Kehancuran Alexa semakin lengkap saat bayi di kandungannya meninggal dalam kecelakaan mobil malam itu. 5 tahun kemudian, Alexa muncul dengan hidup yang berbeda. Angkuh, berani, dan kaya. Dia bukan lagi gadis lemah seperti dulu dengan identitas rahasianya yang tidak biasa. Namun, pertemuannya dengan anak kecil yang diselamatkannya membuat hidup rumit Alexa menjadi berwarna. “Kau menolong putraku, aku akan menikahimu, Nona…” Dia dilamar ayah si anak yang diselamatkannya. *** Karya lain dari saya: 1. Mantanku Gagal Move On 2. Ibu Susu Anak Pria Miskin. Selamat membaca...

Alexa terpaksa menikahi Nicholas Robert yang dirumorkan gay gara-gara sahabatnya melarikan diri. Ia pun dituduh telah membantu sahabatnya. Perjanjian pun dibuat. Alexa harus melahirkan seorang pewaris, jika mau Nick melepaskan Alexa dan sahabatnya itu. Satu hal yang membuat Alexa bingung? Bagaimana nasibnya jika tidur dengan gay untuk menghasilkan pewaris? Lantas bagaimana hubungan mereka selanjutnya setelah Alexa tau pria yang ia pikir seorang gay ternyata adalah pria yang sangat agresif? Tapi, takdir yang tidak terduga mengubah hidup Alexa sepenuhnya.

WARNING: [R18] STORY WITH EXTREMELY MATURE/EXPLICIT CONTENT Si Alvin ay bahagi ng isang mapait subalit matamis na nakaraan ni Patricia na pinilit niyang takasan. Ito ay matapos ang maraming ulit niyang nagawang ipagkaloob ang sarili sa lalaki. Para siyang gamu-gamo na naakit sa kagandahan apoy at paghahangad na palaging ipinadarama sa kaniya ng binata, sa kabila iyon ng katotohanang alam niyang pwede siyang mapaso, at ganoon nga ang nangyari. Pero sa hindi inaasahan pagkakataon ay muling nagtagpo ang landas nila kung saan kinailangan niyang sumailalim sa mismong pamamahala nito. Si Alvin bilang kaniyang amo at siya bilang sekretarya ng binata. At sa pagkakataong ito, hindi niya maunawaan kung bakit palagi ay nakikita niya ang galit sa mga mata nito tuwing tititigan niya. Pero kailangan niya ng trabaho, kailangan niya ng pera dahil kailangan niyang bawiin ang anak niya, at sa tulong ni Caleb, alam niyang magagawa niyang paghigantihan ang pamilya ni Robert, ang asawa niya na umapi sa kaniya. At hindi iyon pwedeng malaman ni Alvin.

Bagaimana kalau ternyata pria berusia jauh lebih tua ternyata lebih sayang padamu? Apa kamu akan tetap mencintainya? Hana Nadia baru sadar kalau ternyata Pak Robert bos killer yang paling ia benci ternyata mencintainya. Umur mereka terpaut 20 tahun. Awalnya, Hana tak sudi menerima cinta Pak Robert. Namun justru dari Pak Robert, Hana menemukan arti cinta yang tak bisa dilukiskan kata-kata.

Tidak hadirnya mempelai lelaki di hari pernikahan membuat Candy memutuskan untuk menikahi Robert yang berstatus sebagai ayah dari sang kekasih. Terkejut? Tidak mungkin tidak! Semua tamu undangan melongo menyaksikan dua orang itu berdiri tanpa dosa di atas altar, tanpa henti mempertanyakan apa yang sebetulnya telah terjadi. Namun, para tamu undangan bukanlah satu-satunya yang terkejut. Di hari yang sama, Candy menerima kejutan luar biasa dari sang suami yang seharusnya menjadi ayah mertuanya.

Megan Reyes, M.D., ang doktorang tanga. Tanga dahil nagpabuntis siya! Dapat bilang isang doktora ay alam niya kung paano at kailan ito mabubuntis. Pagkapasa sa Medical Board Examination ay nagkaroon ito ng one night stand with Robert, her first and only boyfriend na nagmula sa isang mayamang angkan. After two months, nalaman niyang buntis siya. Dahil dito nilait-lait siya at pinagbintangang gold-digger ng mga matapobreng magulang ni Robert. Pinalayas naman siya sa bahay ng sarili niyang mga magulang dahil sa kahihiyan sa pagiging isang dalagang-ina. Si Robert? Iniwan siya sa ere. Biglang gumuho ang mundo ni Megan kung kaya't nagpasya siyang magpakalayu-layo. Ang kahihiyang tinamo ni Megan ay nagdulot ng matinding galit sa kanyang puso. Subalit tulad ng isang Phoenix who built a nest and set itself on fire, a new Phoenix would rise from the ashes. Babangon ang bagong Megan. Pain had changed her life. Pagkaraan ng pitong taon nagpasya siyang bumalik sa Pilipinas kasama ang anak. Lingid sa galit, naghahari pa rin ang pagmamahal sa kanyang puso kahit siya ay nasasaktan. Sapat na ba ang magmahal? Di ba dapat mahal ka rin ng minamahal mo? Mahanap pa kaya ni Megan ang minimithi niyang pag-ibig?

Meet Karmine, the girl who yearns happiness and security with the people she loves dearly but why is happiness so hard to come by? She had a past, a past she badly wanted to forget. A dark and horrid past that tormented her and gave her nightmares after nightmares even in her waking times. Then, she met Robert, a man whom she learned to love. It was all a deal, a contract, an agreement yet she fell deep, hard, and fast. From a pretend relationship turned into a full blown love affair. Both fell in love when they least expected it. Theirs was a right love at the wrong time. It’s been so long since the last time she let her anger and hatred take over her. It was a pretty bad sight, something she vowed to never let it consume her again. But, how could she when they won’t let her live free? Will she ever have her own happy ending?

Ilmuan yang berpetualang di berbagai macam dunia dengan para makhluk aneh dan seorang Dewi. Berbagai petualangan seru mereka lewati di berbagai dunia lain seperti dunia paralel, masa sekarang, masa depan, masa lalu, dunia fantasi, dunia imajinasi, dunia mimpi, dunia iblis, dunia para dewa dan dunia lainnya. ****** Zora tiba-tiba menggenggam erat tangan Hans yang tengah duduk termenung dengan tatapan kosong, "Hans, kau tak perlu cemas ataupun takut ... di dunia manapun kita berada, aku akan selalu bersamamu. Walau aku telah kehilangan tangan kiriku, mata kiriku, dan mungkin segala yang ada pada diriku, aku akan tetap selalu melindungimu!" *** Saat mesin waktu berhasil berfungsi, sebuah bola misterius tiba-tiba muncul dari dalam portal. Bola itu lalu diambil dan dipegang oleh Robert Hans, anehnya bola itu justru memancarkan cahaya. Tekanan cahayanya menghancurkan seluruh laboratorium, membuat Robert Hans jatuh pingsan. Zora satu-satunya ilmuan yang selamat kala itu langsung datang menyelamatkan Hans. Dengan perjuangan berat Zora menggendong Hans dan berusaha keluar dari laboratorium, namun tak ada jalan keluar, Zora terpaksa masuk ke dalam mesin waktu yang berfungsi tanpa ter-setting. Dalam dunia mesin waktu Zora bertemu seorang Dewi Penjaga Waktu. Dewi itu memberi petunjuk agar jika ingin kembali ke dunia asal harus mencari beberapa kepingan air mata Aldebran yang nantinya disatukan dan menjadi sebuah kunci. Setiap kepingan itu tersebar di seluruh dunia yang berbeda.

Le jour où j’ai appris que Robert avait laissé tomber tout ce qu’il faisait pour apporter des médicaments à sa petite assistante enrhumée, alors même que j’étais coincée dans un ascenseur, en proie à une violente crise de claustrophobie, j’ai pris ma décision : demander le divorce. Robert a signé les papiers sans la moindre hésitation, puis a plaisanté devant ses amis : « Elle fait juste un petit caprice. Ses parents sont morts, elle n’a personne d’autre que moi. Elle ne pourra jamais divorcer. » « Et puis, il y a bien un délai de réflexion de trente jours, non ? Si elle change d’avis, je serai magnanime et je la laisserai revenir. » Le lendemain, il a posté une photo de couple avec sa petite assistante sur les réseaux sociaux, avec une légende pleine de suffisance : « Capturer chacun de tes moments précieux. » De mon côté, je comptais les jours en silence. Calmement, j’ai rangé mes affaires et composé un numéro. « Tonton, peux-tu m’acheter un billet pour ville N ? »