“Mbak, aku diminta Bu Rima ke pasar. Katanya ada bahan-bahan yang mau dimasak sendiri. Mbak mau ikut nggak?” tanyanya sambil berdiri di ambang pintu.
Pagi itu, Sari mengetuk pintu rumah kecil sambil membawa catatan belanja.
Elok yang sedari tadi hanya duduk membaca ulang pesan-pesan lama di ponselnya mengangkat wajah. Ada keraguan, tapi juga dorongan kuat yang menyelinap dari dalam dirinya. Satu ide muncul karena ajakan Sari tersebut.
“Aku ikut,” jawabnya akhirnya. “Sekalian cari udara segar. Olahraga.”
Sari tersenyum kecil, lega lalu mengangguk.
“Ya sudah, nanti aku minta Mas ojek langganan kita jemput,” ucapnya. “Siap-siap ya, Mbak. Aku tungguin.”
Tidak berapa lama kemudian, mereka berdua sudah sampai di pasar dengan ojek langganan.
Pasar pagi masih ramai, suara tawar-menawar dan aroma bumbu dapur bercampur dengan bau plastik dan sayuran basah. Elok menunduk sepanjang perjalanan. Pikirannya bukan pada sayur atau daging, tapi pada toko yang dulu berdiri di blok belakang. Tempat se