Hana bergerak gelisah, sepertinya alarm tubuhnya mengatakan untuk segera bangun, sementara ia masih ingin memejamkan mata karena akhirnya bisa tidur dengan nyenyak setelah sekian lama.
Setelah beberapa detik mencoba membuka mata, pemandangan pertama yang dilihatnya adalah sang suami yang sedang menatapnya intens. Hana memutar bola matanya, mencoba mengalihkan tatapannya dari sepasang iris brunette yang seperti sedang mengulitinya.
Daripada terus terkungkung dalam suasana itu, Hana mencoba duduk, tapi tangan Evan sudah lebih dulu menariknya kembali ke dalam pelukan lelaki itu.
"Mau ke mana?"
Alih-alih menjawab, Hana melemparkan pertanyaan balasan. "Sekarang jam berapa?"
"Kenapa? Kamu mau berangkat ke kantor? Kamu udah punya kerjaan di sini, makanya kamu nggak balik-balik ke Indonesia, iya?"
"Boleh emangnya? Ada perusahaan ekspor impor yang lagi butuh sekretaris yang bisa bahasa Indonesia, buat memperlancar kalo ada urusan sama pihak custom, mungkin aku bisa ngelamar ke perusahaan itu."