Suara ketukan di pintu ruang meeting membuat Vio sedikit terdistraksi dari rapatnya dengan dua orang junior pengacara yang sedang menyusun pledoi sebuah kasus.
"Mbak, ini kopi yang Mbak Vio pesen udah dateng." Resepsionis yang bekerja jauh sebelum Vio masuk ke Law Firm Rionald & Partners masuk sambil membawa paper bag berisikan beberapa cup kopi.
"Kok Mbak Achi yang nganter? OB nggak ada?" Vio sungguh merasa tidak enak karena mengantar pesanan bukanlah tugas resepsionis. Yang Vio tidak tahu, sebenarnya bukan hanya itu tujuan Achi rela mengantarkan kopi pesanan Vio hingga ke ruang meeting.
Achi menahan senyumannya. "Sebenernya sekalian ngasih tau sih, Mbak. Ada yang mau ketemu sama Mbak Vio. Tapi katanya mau nunggu aja di ruang tunggu sampe Mbak Vio selesai, urusan pribadi katanya, nggak enak mau ganggu Mbak Vio."
Vio mendesis kesal. Mantannya yang mana lagi kali ini?
"Biarin aja, Mbak, kalo gitu. Orangnya bilang mau nunggu kan? Paling kalo bosen juga pulang."
"Ganteng lo, Mbak. Nggak