Share

Bab 11

Author: Esther
Liana duduk di meja kerjanya, menatap layar, tetapi pikirannya kacau. Memikirkan kejadian tadi, dia masih merasa luar biasa. Sejak masih kecil, ini pertama kalinya ada orang selain kakaknya yang melindunginya seperti ini. Orang itu adalah pria yang pernah melakukan kontak fisik dengannya dan itu membuat jantung Liana berdebar kencang.

Isak tangis Widia datang dari samping dan beberapa rekan kerja wanita berkumpul untuk menghiburnya.

"Widia, jangan sedih, riasanmu luntur loh."

"Ya, Widia, Pak Yohan nggak mengatakan apa pun tentangmu. Kamu orang tercantik dan tercakap di antara kami, bagaimana mungkin Pak Yohan akan memakimu?"

Saat Widia mengangkat kepalanya, dia melihat Liana dan memelototinya dengan tajam, "Paling cantik? Paling Cakap? Apa gunanya? Aku tetap nggak bisa mengalahkan wanita licik itu!"

Semua orang menatap Liana dengan tatapan penasaran. Mungkin mereka menebak-nebak tentang hubungannya dengan Yohan.

Pintu kantor terbuka, Yohan keluar dan Hasan mengikutinya di belakang.

Yohan cuma melihatnya sekilas dan orang-orang di sekitar Widia langsung berpencar dan kembali ke posisi mereka masing-masing.

Widia memandang Yohan dengan mata merah. Dia cantik dan memiliki latar belakang keluarga yang baik. Dia orang paling populer di departemen. Tatapannya sangat cantik, dia bahkan punya keyakinan kalau selama Yohan menatapnya, dia pasti akan jatuh hati padanya.

Namun, Yohan tidak melihatnya, melainkan menatap Liana yang ada di ujung.

"Liana." Begitu Yohan berkata, orang di seluruh kantor langsung menguping pembicaraan mereka.

Liana berdiri, penampilannya yang jujur dan sopan membuat Yohan merasa tidak nyaman. Biasanya dia tidak memperhatikan urusan departemen, tetapi sejak berkemah, gadis ini sepertinya memiliki semacam medan magnet yang membuatnya tertarik.

"Ambil buku catatanmu dan ikut aku." Setelah Yohan mengatakan itu, dia berjalan menuju lift.

Liana menunduk dan mengikutinya diikuti dengan tatapan semua orang di kantor.

Hingga pintu lift tertutup, kantor masih hening.

Setelah beberapa saat, seseorang bertanya, "Apa latar belakang Liana?"

Brak!

Widia membanting ponselnya ke atas meja, berlari ke kamar mandi dan menangis.

....

Mobil Maybach melaju dengan mulus di jalan aspal. Liana melirik pria yang duduk di sebelahnya dan berkata dengan gelisah, "Pak Yohan, kita mau ke mana?"

"Kita akan bicara tentang kerja sama." Yohan melihat ponselnya dan menjawab dengan tenang.

Liana terkejut, "Tapi, kenapa harus saya?"

Ada belasan orang di departemen asistennya, banyak di antaranya juga yang berprestasi. Dia hanya seorang pegawai magang. Meskipun dia baru saja dipromosikan secara lisan olehnya tadi pagi, dia masih seorang pemula. Tidak peduli apa pun, saat Yohan keluar untuk membicarakan bisnis, seharusnya bukan gilirannya untuk mengikutinya.

Yohan mendongak dari ponselnya, "Aku nggak akan peduli dengan orang yang nggak berbakat, juga nggak mau melatih orang baru."

"Tapi, saya hanya pemula ...." kata Liana dengan suara rendah dengan menunduk malu.

"Kamu tidak yakin dengan kemampuanmu?" Yohan melirik punggung tangan kirinya yang merah dan bengkak, dia berkata dengan suara yang dalam tapi pelan, "Aku bosnya, jadi kamu harus percaya penglihatanku."

Tempat untuk mendiskusikan kerja sama ada di sebuah di kedai teh kelas atas. Saat Yohan dan yang lainnya tiba, rekan bisnis lain belum tiba.

Mereka memasuki ruang pribadi terlebih dahulu.

Begitu pintu ditutup, Liana baru sadar kalau Hasan tidak ada di sana.

"Kemarilah." Yohan sudah duduk di sofa dan membuka sebuah kotak kecil di atas meja.

Liana berjalan mendekat dan menyadari kalau itu adalah kotak P3K kecil.

Dia pasti meminta seseorang untuk menyiapkannya.

Yohan mengeluarkan disinfektan dan kapas dari dalam, "Berikan tanganmu."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
Liana kmu hrs sabar dn hrs berani jangan mau d sepelein sama orang2 yg iri k kmu .juga kmu hrs berani terhadap Widia dia sdh ngambil Hamdan dr mu juga sekarang memfitnah k.u d fpn karyawan yg lain .kmu jangan takut nanti kmu d injek2 sama Widia ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 960

    Hasan mengambil pena dan memegang pergelangan tangannya dengan punggung tangan, "Apa yang kamu lakukan?"Lusi menangis, "Hasan! Kamu sudah menikah denganku selama setahun, tapi kamu belum pernah menyentuhku! Apa aku nggak boleh mencari pria lain untuk hiburan? Aku tahu kamu dipaksa menikah, tapi kita sudah menikah. Bisakah kamu menghormatiku sebagai istrimu?"Hasan menunduk, "Kenapa kamu membicarakan hal ini sekarang?"Lusi menggelengkan kepalanya, mendekat untuk memeluknya lagi, dan memohon, "Kak Hasan, aku khilaf, jadi aku melakukan hal seperti itu. Maafkan aku kali ini? Selama kamu jadi suami yang baik, aku berjanji padamu, aku nggak akan pernah keluar dan main-main lagi."Hasan mengulurkan tangan dan melepaskan tangannya, "Nggak perlu. Aku sudah membalas kebaikan keluarga Halim.""Nggak, nggak! Hutangmu pada keluarga Halim nggak akan pernah terbayar seumur hidup! Aku nggak mau bercerai! Kak Hasan, aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu. Aku cuma nggak bisa menahannya. Aku juga seo

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 959

    ....Tiga hari kemudian.Liana, Yohan, Sudar dan Raisa naik ke pesawat.Hasan kembali ke kampung halamannya dan mengadakan pernikahan.Reno bergegas kembali dari tempat lain dan setelah mempelajari semuanya, dia menghela napas, "Kalian semua sangat nggak berperasaan. Kalian pergi melihat aurora dan nggak mengajakku?"Ratna berdiri di sampingnya dan berkata, "Mereka pergi melihat aurora berpasangan. Itu hal yang sangat romantis. Kenapa mereka harus mengajakmu yang jomblo? Kamu mau buat permintaan?"Reno tertawa tak berdaya, "Bu, kenapa ibu sekarang begitu padaku? Mudah buat cari menantu. Putramu memberi isyarat, mereka yang mau jadi menantumu sudah antri sangat panjang!"Ratna melambaikan tangannya, "Aku nggak mau yang lain, aku cuma mau Sinta.""....""Kalau kamu nggak bisa menikahi Sinta, kamu melajang saja seumur hidupmu.""....""Kamu sendiri saja, sebaiknya kamu sendiri saja, sendiri juga lumayan bagus.""...."Malam itu, Reno mengetahui kalau dia telah diblokir oleh Sinta.Dia men

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 958

    "Nggak bisa," dia melambaikan tangannya, "Aku pusing sekali, aku nggak bisa berdiri. Aku akan tidur di sini."Sudar tidak memaksakannya. Dia menatapnya lama dan bertanya, "Bagaimana kalau aku menelepon pacarmu? Minta dia untuk menjemputmu?""Jangan!" teriak Raisa.Kata "pacar" benar-benar merupakan penghinaan besar baginya saat ini.Dia meringkuk dan bergumam pelan, "Aku nggak punya pacar lagi, aku putus ...."Suara musik terlalu keras dan Sudar tidak dapat mendengarnya.Namun, melihat bibir merah mudanya membuka dan menutup, dia penasaran dengan apa yang Raisa katakan, jadi dia berjongkok di depan sofa dan membungkuk untuk mendengarkan.Kali ini dia mendengar dengan jelas.Dia menyentuh wajah Raisa dengan jarinya dan berkata, "Putus?"Raisa setengah membuka matanya dan menatapnya terluka, "Ya."Sudar mengangkat alisnya, "Kenapa?""..." Raisa mengerucutkan bibirnya, tidak mau mengatakan apa pun.Sudar tersenyum dan berkata, "Kamu putus dengannya dan membuat dirimu seperti ini, nggak se

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 957

    Bar itu dikelola oleh dua bawahannya, dan kebetulan mereka berdua juga mengenal Raisa.Mereka berdua memperhatikan Raisa sejak dia masuk dan mengamatinya.Raisa memesan dua gelas anggur, duduk di bilik, dan mulai minum.Seorang pria di dekatnya datang untuk memulai percakapan, tetapi dia memarahinya.Mengutuk dan mengumpat, dan dia mulai menangis lagi.Melihat ada yang tidak beres, kedua pria itu segera menelepon Sudar.....Sepuluh menit berlalu. Liana dan Yohan sedang duduk di dalam mobil, tetapi Raisa tidak keluar.Setelah menunggu satu menit lagi, Liana mengulurkan tangan untuk menarik pintu mobil, "Nggak bisa, aku harus masuk dan mencari Raisa. Dia perempuan, bagaimana kalau dia diganggu?"Yohan berkata, "Aku akan menemanimu."Sebelum keduanya turun dari mobil, mereka mendengar deru sepeda motor yang melaju dari ujung jalan. Dalam waktu sepuluh detik, sebuah sepeda motor berwarna hitam menerobos angin. Seperti kilat hitam, dan meninggalkan bayangan di malam yang kabur.Saat sampai

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 956

    Raisa tumbuh dewasa dengan selalu dimanjakan oleh keluarganya, dan dia hanya pernah ditolak oleh Yohan.Semua orang di sekitarnya tahu perasaannya pada Hasan.Sekarang Hasan mau menikah dengan orang lain, ini adalah pukulan besar bagi Raisa.Tidak heran dia sangat sedih dan mendatangi mereka sambil menangis.Liana menghiburnya, "Jangan khawatir, Yohan akan menelepon dan mencari tahu apa yang terjadi. Hasan adalah bawahan Yohan, dan dia pasti akan mendengarkan Yohan."Kata-katanya sangat efektif. Setelah mendengar itu, Raisa perlahan-lahan berhenti menangis, "Tapi, Hasan pasti akan melakukan apa yang dia janjikan kepada orang lain. Apa dia benar-benar akan mendengarkan Kak Yohan?"Liana tidak bisa menjaminnya, tetapi dia ingin Yohan mencobanya.Mungkin saja ada rahasia lain.Mungkin saja Hasan bisa berubah pikiran.Mungkin saja.Sama seperti dia dan Yohan telah melalui begitu banyak hal di masa lalu, dan kesalahpahaman di tengah-tengah mereka sangat buruk, tetapi pada akhirnya semua aka

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 955

    Suara di seberang telepon sangat berisik, sementara di sisi Yansen sangat sunyi.Beberapa detik kemudian, Yansen memutuskan panggilan telepon itu.Dia mematikan ponselnya dan duduk sendiri di dalam mobil.Dia menunduk, memandang bunga tujuh warna yang kini menjadi spesimen di tangannya sambil tersenyum getir.Siapa yang menyangka, segala usahanya untuk mendapatkan bunga itu pada akhirnya malah membuat Josua yang menang?Yansen menyalakan mobilnya dan melaju kencang, menuju ke tepi pantai.Dia melemparkan bunga tujuh warna yang sangat berharga itu ke laut.Setelah melihat ombak mendorong botol itu menjauh dan perlahan tenggelam ke dasar laut, barulah Yansen berbalik dan pergi....Kabar tentang Linda dan Josua yang telah kembali rujuk tersebar sampai ke Kota Rogasa.Liana dan juga keluarga Reihano, semuanya senang mendengar kabar itu.Meskipun Ratna sempat agak keberatan, bagaimanapun juga, yang paling penting adalah kebahagiaan putrinya.Selain itu, dia juga tak bisa berkomentar banyak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status