Home / Romansa / Perempuan Teduh Kekasih Yakuza / BAB 1: Harapan Pertemuan Dengannya

Share

Perempuan Teduh Kekasih Yakuza
Perempuan Teduh Kekasih Yakuza
Author: Ndaaa

BAB 1: Harapan Pertemuan Dengannya

Author: Ndaaa
last update Last Updated: 2024-05-23 15:40:41

"Ah.. Uhhh.. Ahh Ahhh Ahhhhh.." Suara perempuan itu selalu merdu terdengar di pendengarannya. Desahan yang membuatnya semakin bersemangat mempercepat gerakan masuk keluar pada lubang kenikmatan kekasihnya. Akira selalu menantikan momen ini ketika ia menuju ranjangnya.

"Aku.... mauu.... keluar, Sayang!!" jerit perempuan itu. Suaranya selalu membuat candu. Akira semakin mempercepat genjotannya dan, "Ahhhhhh..." iya melihat cairan licin keluar, perempuan yang selalu dia mimpikan selama belasan tahun ini.

Akira tidak pernah bosan melihat wajahnya. Setiap inci tubuh di hadapannya ini, telah terpaut dalam ingatannya. Akira sangat menyukai tahi lalat di lengan sebelah atas tepat lima ruas jari di bawah ketiaknya. Sebuah tanda coklat yang cantik di kulit putih bersih milik perempuan itu. Tubuhnya sedikit berisi tapi tidak gemuk. Bibirnya tipis dan rasanya selalu manis membuat Akira tidak berhenti menciuminya. Walaupun payudaranya tidak besar, namun, ia memiliki pinggul bulat seperti buah peach. Kulitnya halus dan tidak memiliki bulu. Parfum yang ia kenakan juga identik. Semua hal darinya, selalu membuat Akira ingin terus menyentuhnya lagi dan lagi.

"Siapa namamu?" tanya Akira, ia selalu menanyakan hal itu ketika mereka selesai bersenggama.

"Kamu memanggilku 'Sayang'!!" jawabnya, jawaban yang selalu sama.

Selesai ia menjawab demikian, Akira langsung mengejar bibirnya, menciuminya lembut sebelum mulai memegutnya lebih keras. Perempuan itu menolak sejenak, karena iya tahu, bahwa Akira mulai bergairah, dan ia merasa sangat lelah untuk melanjutkan ronde berikutnya. Namun hasilnya nihil, Akira selalu pandai membuatnya segera basah dan siap menghujani tempat kenikmatannya untuk kesekian kalinya. Penis Akira selalu gagah dan berdiri tegak sesederhana karena kulit mereka saling bersentuhan. Di momen ini, mereka begitu saling mencintai.

Perempuan itu membuka lebar kakinya, pasrah dengan apa yang akan dilakukan Akira. Akira dia sejenak sebelum masuk, menatap lubang yang sudah memerah akibat ulangnya, dia menyentuh dengan jarinya, terasa begitu basah dan menggairahkan, sementara perempuan itu sudah menggelat dan menggoyang-goyangkan pinggulnya.

"Memohonlah padaku!!" Akira memberi perintah!

Perempuan itu diam sejenak, "Tidak mau!" tolaknya manja. Akira tahu dia memiliki kepribadian yang kuat. Tanpa menunggu, junior yang sudah di pintu masuknya, didorong masuk oleh perempuan itu sambil menjerit dan menaikkan pinggulnya, ia tahu betul, sekali masuk, pertahanan Akira pasti runtuh, kehangatan di dalam telah melelehkan dominasinya.

***

Tiba-tiba ia terbangun, "Ah sial!!" kutuknya, dia masih ingin bersama perempuan itu untuk waktu yang lebih lama. Ia melihat ranjang di sebelahnya, ya, ruang itu kosong, artinya dia sudah kembali ke dunia nyata. Dia melihat ke bawah, miliknya masih tegak dan keras, tapi gairahnya sudah menghilang beberapa detik yang lalu.

Dia meraih ponsel di meja sebelah ranjang, menekan beberapa nomor dan melakukan panggilan telepon. Setelah berdering sejenak, seseorang mengangkat telepon.

"Selamat malam, boss!"

"Bagaimana perkembangannya, masih belum menemukan?" ini adalah pertanyaan yang terus dia tanyakan setiap pekan. Ia tahu jawabannya, tapi dia tetap ingin bertanya.

"Masih belum, Bos!!" sahutnya pelan, ia tahu, seharusnya sudah saatnya menyerah, namun tidak mungkin mengatakan hal itu secara gamblang kepada bos kesepian yang telah memperkerjakannya selama belasan tahun. Telah is coba segala cara untuk membantu bosnya. Mulai dari menemukan psikiater yang berpengalaman, atau memesan pelacur-pelacur kelas kakap untuk memuaskan nafsunya, namun tidak ada yang berhasil, di bayangan semua mimpinya, dia selalu mencoba menemukan gadis yang ada di dalam imaginasinya. Sebuah perintah yang tidak masuk akal. Bahkan dokter kejiwaan pun hampir menyerah mencoba membuatnya normal.

"Berusaha lagi lebih keras!"

"Baik, Bos!" Hanya itu yang dapat dilakukannya. "Bos, pagi ini, kita akan berangkat ke Kyoto sebelum transaksi ke Okinawa dilakukan,"

"Aku tahu!" Akira mematikannya. Dia melemparkan ponsel itu dan menuju laci. Ada lukisan perempuan itu di dalamnya, sebuah potret kecil yang selalu dipandangnya sebelum tidur, berharap bertemu dengannya setiap malam. Di sisi lain kamar tersebut, ada sebuah pintu tertutup, di dalamnya semua tentang gadis itu ada di sana. Ia tidak berani membukanya, sebab sekali masuk, dia tidak akan keluar dari sana seharian. Ia kembalikan potret itu ke tempat semula.

Di dunia ini, orang yang selalu ingin dia buat bahagia adalah perempuan ini, seorang perempuan berparas teduh yang mengisi kekosongan di dalam dirinya. Sejak kecil, ia selalu sendirian, bahkan orangtua pun dia tidak punya. Akira dibesarkan oleh kakeknya dengan amat keras. Hingga saat ia berusia 18 tahun, kakeknya terbunuh oeh musuh, membuatnya memiliki beban balas dendam.

***

Sementara itu, Annastasia telah siap dengan koper berisi 20 kg dan beberapa oleh-oleh untuk di bawa ke negaranya. Walaupun hanya tersisa ia dan adiknya, dia tetap memutuskan untuk pulang. Selama empat tahun berpendidikan, ia adalah mahasiswa yang pandai, namun tidak popular, tidak ada media sosial mana pun yang memuat wajahnya selain kartu identitas. Dia sangat mencintai diri sendiri dan menikmati keindahan dirinya sendiri. Tidak pernah punya pacar karena sibuk dengan pekerjaan paruh waktu dan akademiknya, sosial media hanya dia gunakan untuk menghibur diri selama satu jam per hari, benar-benar kehidupan seorang perempuan mandiri yang begitu teratur.

Dia bukan seorang penganut agama yang taat, kerudung kadang ia pakai kadang tidak, sebisanya salat tidak dia tinggalkan, walaupun sesekali jika terlalu sibuk dia terpaksa meninggalkannya.

Dia sudah siap dengan seluruh barang bawaan dan segera menuju bandara, penerbangannnya masih tiga jam, tapi takut kelamaan di imigrasi, dia memilih berangkat lebih awal daripada tidak jadi. Sampailah ia di bandara, langsung melakukan check-in bagasi dan terus menuju imigrasi, imigrasi sangat lengang, meleset dari perkiraannya, sehingga ia memiliki banyak waktu untuk berkeliling. Ia sampai pada sebuah toko fashion besar yang menampilkan sebuah dress selutut yang merupakan gaya busana kesukaannya. Dia punya koleksi baju-baju dengan gaya khas yang menjadi kesukaannya, busana-busana yang selalu ia pakai tidur karena kurang menutupi jika dipakai keluar.

"What!!!" Dia terkejut melihat harga busana itu dan segera kabur, dia tidak pernah berbelanja langsung di mall atau di bandara seperti ini, harganya sudah pasti sangat mahal. Dia segera menjauh dari tempat itu.

Sementara itu, Akira terpaksa transit di sebuah bandara di Kyoto karena jet pribadinya mengalami masalah. Walaupun kesal, dia tetap turun dan memasuki bandara menuju ruang VIP yang telah disiapkan.

"Buang saja jet itu dan beli yang baru! Sudah kukatakan aku benci masalah tak terduga seperti ini!"

"Maafkan saya, Bos! Saya..." Kalimat itu terhenti karena mereka sama-sama sedang melihat ke arah seorang gadis berkerudung yang tidak asing, seseorang yang mereka kenali parasnya.

"Bos, diaaa..."

"DIAM!" hardik Akira pada asistenanya, dia sedang berusaha mencerna hal ini, apakah ia kembali tertidur tadi? atau apakah ini nyata setelah sekian tahun berharap?

Akira sedang menatap gadis yang juga sedang menatap sebuah busana di depannya. Sebuah busana yang ia kenal, sebab malam panas tadi malam, adalah malam dimana perempuan itu mengenakan dress itu untuk merayunya, sebuah dress berbunga yang menampakkan seluruh punggung pemakainya.

Anastasia berjalan menuju Akira, walaupun dia sedikit takut melihat beberapa orang berbadan tegap dan besar sedang berjalan berlawanan ke arahnya. ia tetap fokus ke depan dan menunduk, namun, ia terlanjur beradu pandang dengan seseorang di tengah2 kerumunan sangar itu, seseorang yang menatapnya dengan sangat dalam dan menakutkan baginya. Dia memcoba mempercepat langkah, namun semakin ia percepat, semakin dingin udara terasa, hingga ketika mereka berpapasan, Akira meraih lengannya dan menariknya mendekat.

"Ada apa ini? Tolong lepaskan!" kata Ana berusaha melepaskan diri, pegangan laki-laki itu menyakiti lengannya sehingga ia meringis kesakitan.

"Berani sekali kamu mengabaikanku....!!!" Akira dengan napas cepat berusaha mengendalikan perasaaannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perempuan Teduh Kekasih Yakuza   BAB 13: Menjadikanmu Milikku

    Setelah sekitar dua menit dalam posisi berpelukan yang sama, dan dengan Anna yang sudah bertelanjang dada, menyisakan CD yang pasti juga akan lucut sebentar lagi. Akira perlahan mendorong tubuh Anna untuk kembali terlentang. Anna panik setengah mati, ia merasa sangat malu karena kedua gunung kembarnya sedang tidak ditutupi oleh sehelai benang pun.Akira yang paham akan posisinya segera meraih selimut tebal dan menariknya ke belakang punggungnya hingga juga menutupi sebagian tubuh Anna.Anna benar-benar linglung, perasaan macam apa ini. Kenapa sekarang dia justru secara sukarela menginginkan pria ini berbuat demikian. Ada sensasi berbeda yang dapat ia rasakan dari dalam tubuhnya. Kulitnya dingin, namun perasaanya hangat.Anna masih dengan setia menutupi dadanya, membuat Akira tersenyum miring melihat tingkat gadisnya yang menggemaskan ini. Dibelainya rambut Anna, ada bau wangi yang identik dari setiap helaian rambutnya, dengan perlahan, wajahnya

  • Perempuan Teduh Kekasih Yakuza   BAB 12: Malam Itu Namun di Dunia Nyata

    "LAKUKAN....! Lakukan semaumu..." sambil berderai air mata dan suara serak, ia memberi sebuah keputusan besar.“Lakukan saja apa yang kamu mau sesegera mungkin, kenapa harus menahanku!!!” ujarnya setengah berteriak dan tubuh menggigil di bawah shower.“Tapi aku mohon, berjanjilah untuk melepaskan aku setelah itu…”Akira terpaku di tempatnya, dengan pandangan yang tajam dia mencerna semua perkataan Anna dengan baik, didekatinya Anna, sembari menelan ludah yang sedari tadi menggenang di tenggorokannya, “Kalau begitu yang kamu mau, Baiklah!! Aku tidak akan sungkan sekarang!!”Segera setelah mengatakannya, dengan sigap diraihnya tubuh ringan itu dan menggendongnya segera keranjang. Anna sendiri dengan berderai air mata, menurut dan mempersilakan Akira menikmati tubuhnya malam ini, jika memang inilah harga yang harus ia bayar untuk kebebasannya. Anna benar-benar ingin lepas dari jeratan Akira, bagaimana pun caranya, termasuk menyerahkan kesuciannya sendiri.Akira menurunkan pelan tubuh Anna

  • Perempuan Teduh Kekasih Yakuza   BAB 11: Dia pun Akan Begitu Mencintaimu

    Malam itu, ia memakai dress di atas lutut berwarna merah, menampakkan paha kecil putih mulus miliknya. Tidak ada yang lebih cantik bagi Akira selain ketika perempuan yang begitu dicintainya memakai pakaian terbaik untuk menggodanya. Ciuman hangat perlahan berubah menjadi lebih ganas. Walaupun perempuan ini sudah berpengalaman, dia ternyata belum bisa mengatur napasnya ketika berciuman, sehingga dalam beberapa saat, dia melepaskan ciumannya sejenak untuk bernapas. Seidkit berbeda seperti Anna di dunia nyatanya, yang terlihat begitu lugu dan seperti tidak pernah dicumbu lelaki lain, perempuan ini sangat lihai melayani Akira, melayaninya dengan cara kreatif dan tidak pernah ia sangka-sangka."Aku suka kamu memakai ini?" di tengah jeda berciuman itu, Akira mengambil kesempatan untuk memuji, sedangkan perempuan itu masih terengah-engah."Ah benarkah, bukankah kamu lebih suka aku tidak memakai apa pun?"Akira tertawa lepas, lalu mengangguk. "Jika itu ada padamu, maka segala hal aku akan suka

  • Perempuan Teduh Kekasih Yakuza   BAB 10: Dua Anna

    Akira tersenyum kecut, dia mendapatkan ide cemerlang seandainya Anna berhasil melarikan diri lagi."Baiklah kalau begitu maumu!" jawabnya kemudian berlalu meninggalkan Anna menuju kamar pribadinya.Sesaat saat dia menutup pintu, dia menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Telah banyak hal yang terjadi hari ini. Mulai dari pria tua mabuk yang berusaha membunuhnya, namun gagal karena tembakan salah sasaran dan justru menciderai salah satu anak buahnya, sebagai gantinya, dia terpaksa membunuh pria itu di tempat dengan dua tembakan di kepala. Belum lagi ketika Anna dengan mudahnya sampai ke halaman depan mansion, di mana sedikit lagi saja dia bisa kehilangan Anna. Tapi yang paling ingin dia bayangkan adalah saat-saat menyentuh gadis kesayangannya itu. Dia menjilat bibirnya, berharap ada aroma manis yang masih tertinggal di sana. Untuk pertama kali di dunia nyata ia merasakan kelembutan gadis itu. Dia menyentuh dadanya, membayangkan saja membuat degup jantungnya tak karuan, lantas tersenyum.Pa

  • Perempuan Teduh Kekasih Yakuza   Bab 9: Demi Anna, Apa pun Aku Lakukan!

    Anna tidak berani menjawab. Di dalam benaknya tergambar serangkaian kemungkinan untuk terus melepaskan diri."Hey katakan sesuatu, jangan diam saja, Bukankah beberapa jam yang lalu kamu masih dengan lantang meneriakiku, apa yang sedang kamu pikirkan?" Akira mengatakannya sembari mendekati wajah Anna, Anna mendorongnya pelan, hingga bagian belakang tubuhnya bersandar pada bantal yang tegak membatasi gerak mundurnya hingga tidak lagi bisa menghindari Akira."Ayo kita makan setelah ini!" ajaknya lembut, dia merasa Anna sudah sedikit melunak.Anna hanya mengangguk."Apakah kamu ingat, apa yang kita lakukan beberapa saat lalu? Tahukah kamu bahwa Itu adalah momen terbaik yang tidak akan aku lupakan!""Tidak, aku tidak ingat apa pun!" bantah Anna tegas."Haruskah kita ulangi lagi supaya kamu ingat?"Anna dengan kekuatan lebih kuat mendorongnya hingga mereka berdua kembali dalam posisi duduk."Aku lapar!" Anna mengalihkan pembica

  • Perempuan Teduh Kekasih Yakuza   BAB 8: Segala Tentangmu adalah Candu

    Akira mengingat-ingat, semakin lama menggendongnya, rasanya semakin ringan tubuh ini. Sepertinya Anna mengalami penurunan berat badan yang drastis. Dia meletakkan tubuh Anna pelan-pelan ke atas kasur empuk itu, mengibaskan rambutnya yang terurai ke atas bantal. Sisa-sisa rambut di wajahnya diketepikan, tangannya masih berada di belakang kepada Anna, membuat jarak pandangnya sangat dekat. Akira menatap wajah itu lamat-lamat, dielusnya pipi berisi Anna, membuatnya semakin gemas ingin mencubitnya. Dia tersenyum bahagia, ini pertama kalinya di dunia nyata ia sangat dekat untuk waktu yang lama. Rasa kesal karena dia kabur lenyap seketika. Anna menggeliat, sayup-sayup membuka matanya yang masih sangat berat, dia tahu Akira sedang menatapnya dalam jarak kurang dari 5 cm. "Hey..." suara lembut Akira menyapanya.Anna benar-benar tidak tahu apa yang terjadi. Kepalanya berat. Ia mencoba bergerak menggunakan tangannya, dan justru berakhir menyentuh dada bidang Akira. Namun, tidak ada kekuatan d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status