Share

Chapter 19

Author: Iamyourhappy
last update Huling Na-update: 2025-06-01 08:49:09

Beberapa menit sebelum terjadinya perkelahian.

Bastian duduk di bangkunya dengan tenang.

Pemandangan yang jarang terlihat saat siswa bandel seperti Bastian mau masuk ke kelas sampai jam istirahat.

Bastian mengeluarkan sebuah kotak bekal dari mejanya.

Kotak bekal tadi pagi yang dibuatkan oleh Yerin. Bastian yang tidak mau sarapan bersama akhirnya dibekali Yerin dengan Sandwich.

Pertama kalinya dibekali seperti ini.

“Waaah!” Willie mendekati Bastian.

Satu-satunya sahabat Bastian yang juga satu tim basket. Laki-laki itu mendekat dan mengambil duduk di hadapan Bastian.

“Enak nih…” dengan wajah yang ingin memakan sandwich. Baru saja tangannya terangkat ingin mengambil sadwich itu—Bastian buru-buru menepisnya.

“Ini milikku!” Bastian berdecak.

Willie mendengus. “Memangnya buatan siapa? Pasti buatan Bi Lela.”

Bi Lela adalah pelayan yang bekerja pada Arsen. Bi Lela juga yang mengurus Bastian sedari kecil.

“Kenapa kau tidak bilang pada Bi Lela untuk membuatkanku juga?” ta
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 133

    Bastian memutar bola matanya malas. Dua orang ini adalah anak pamannya. Katanya belajar di luar negeri dan mendapatkan banyak penghargaan. “Halo Bastian….” sapa seorang perempuan yang seumuran dengan Bastian. Namanya, Vania. “Sudah lama tidak bertemu denganmu, Bro!” Verrel, kakak Vania yang hanya berjarak 3 tahun di atas mereka. Bastian bersandar sembari diam. “Masih sama.” “Apa kau bilang?” tanya Verrel. “Masih sama. kalian masih sama noraknya dengan dulu,” balas Bastian. “Kau—” Verrel menunjuk Bastian dengan geram. Vania tersenyum menatap Bastian sebelum menatap Yerin. “Seleramu….” “Kau suka pada tante-tante….” Vania mengejek Yerin. “Sorry, tante. Meski tante sudah berdanda rapi, tapi aura sugarmommy-nya masih terlihat. Bastian pasti sangat menyukai tante sampai mengajak tante pergi ke pesta.” Bastian tertawa pelan. “Jaga bicaramu,” ucapnya. “Kenapa?” tanya Vania. “Kalian terlihat mesra. Apa aku salah lihat? Kalian terlihat sangat mencintai.” “

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 134

    Yerin terjatuh akibat kaki Vania yang memang sengaja mencekalnya. Brukk! Tubuh Yerin terjatuh. Untungnya tidak ada apapun yang jatuh bersamanya. Tapi—semua orang menatapnya. Bastian menunduk—membantu Yerin berdiri. “Sepertinya ibu harus ke toilet….” Yerin mengusap roknya yang sedikit kotor. Tapi sesungguhnya ia lebih tidak sanggup pada tatapan sengit orang di sekitarnya. Bastian mengangguk. “Ibu pergilah.” Yerin pergi—juga kepergiaannya untuk meredahkan keributan dan menghentikan perhatian orang padanya. “Hei! Sudah kubilang, kau itu pembawa sial. Ke manapun kau pergi, kau pasti membuat keributan.” “Kesialan selalu membayangimu, Bastian.” Vania tertawa. Bastian mendekat—tangannya mengepal. “Kau bisa menghinamu sepuasmu. Tapi jangan libatkan Bu Yerin dalam permainan busukmu itu!” “Waah kau terang-terangan menyebutnya ibu?” tanya Verrel. “Kau pasti sudah diberi dia asi langsung…” “Dasar bajingan pikiranmu busuk!” Bastian maju selangkah. Ia in

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 132

    Acara yang begitu meriah. Ternyata benar, banyak sekali wartawan yang sudah berjaga di depan gedung. Arsen dan Bastian berusaha agar Yerin tidak terkena sedikitpun jepretan kamera wartawan. Sesampainya mereka di dalam…. “Waah…” Yerin kagum. Desain gedung sangatlah elegan dan tidak berlebihan. Orang-orang yang datang menggunakan pakaian rapi. Sedangkan wanita yang datang menggunakan gaun yang cantik. Arsen meraih tangan Yerin dan digenggamnya. Sedangkan tangan kanan Yerin menggandeng tangan Bastian. Ia berjalan mendekati nenek dan kakeknya. “Akhirnya cucuku datang.” Matelda mendekat dan memeluk Arsen. Setelah itu mulai berbasa-basi. Tidak sedikitpun melirik Bastian. Bastian sendiri juga acuh, tidak membutuhkan perhatian siapapun. Yerin yang melihatnya merasa sesak saja… bagaimanan bisa mengabaikan anggota keluarga seperti itu. Yerin tersenyum sopan pada mereka. “Oh…” hanya tersenyum samar membalas sapaan Yerin. “Hari ini Arsen tidak bisa la

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 131

    Pesta ulang tahun perusahaan Skyline melibatkan banyak petinggi perusaahaan, pejabat dan beberapa penyanyi yang hadir. Katanya…. Banyak wartawan yang akan menunggu di depan gedung untuk sekedar mengabsen siapa saja yang datang. Bahkan di depan gedung ada karpet merah yang digunakan untuk berjalan ala catwalk. Yerin duduk dengan santai…. Sesekali terkantuk karena wajahnya yang dirias oleh MUA profesional. Tentu ia tidak tahu sama sekali bagaimana mempersiapkan diri kalau bukan dari Arsen. Arsen yang sudah menyiapkan semuanya. Bahkan gaun yang harus ia pakai. “Buka matanya…” Yerin membuka mata. menatap dirinya di depan pantulan cermin. “Cantiknya. Seperti bukan aku.” MUA Itu tersenyum. “Saya akan membantu anda berganti pakaian.” Yerin tidak menolak bantuan itu. Dress yang dipilih Arsen untuknya sangatlah nyaman. Dengan belahan yang tidak terlalu tinggi. hanya sebatas lututnya. Dress berwarna putih itu sangatlah cantik di tubuhnya. Yerin memutar—menatap diri

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 130

    “Yah rumah ini sepi lagi…” ucap Yerin saat masuk ke dalam rumah. “Masih ada aku…” Arsen memeluk Yerin dari belakang. “Oh ya, Bastian ke mana?” tanya Yerin. “Entahlah. Katanya pergi sebentar.” “Katakan padanya, jangan pulang terlalu malam.” Yerin menepuk lengan Arsen. “Aku sudah mengatakannya.” Arsen mengambil ciuman di pipi Yerin. Berjalan dengan keadaan berpelukan. Yerin seperti membawa beban berat. Rasanya seperti membawa sekarung beras. “Kamu ingin rumah ini ramai?” tanya Arsen. Tapi Yerin justru curiga. “Kenapa? ide kamu pasti diluar nalar.” Arsen berdecak. “Ayo buat anak. Buat anak yang banyak supaya ramai!” Plak! Yerin menimpuk pelan lengan Arsen. “Sudah kuduga kan? terlalu ekstrem!” Mengubah posisinya berbalik. Menatap Arsen dan mengalungkan tangannya di leher pria itu. “Kamu ingin anak?” tanya Yerin. Meski terdengar bercanda. Ucapan Arsen pasti terselip keseriusan. Mereka sudah menikah sudah setahun lebih. Ayo lupakan perjanjian itu dan melih

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 129

    Anak-anak yang datang ke persidangan ikut mengantar Aurel ke Bandara. Jadwal Aurel pergi memang setelah mendengarkan putusan pengadilang pada vonis James. Sesampainya di Bandara… Yerin menggenggam tangan Aurel. “Saat di sana, jangan ragu hubungi ibu. Kalau ada apa-apa juga ceritakan pada ibu. Ingat, kamu tidak sendirian. Ada ibu yang selalu ada untuk kamu.” Aurel tersenyum. “Tentu saja.” Aurel memeluk Yerin. “Jika saja ibu laki-laki, pasti Aurel akan mengejar ibu. Aurel tidak akan membiarkan ibu lolos begitu saja. aurel pasti akan mengejar ibu sampai jadi suami Aurel.” “HAH!” Arsen melotot. Kedua matanya terbuka lebar mendengar perkataan Aurel. “Kau—” menunjuk Aurel tidak percaya. Aurel terkekeh pelan melepaskan pelukannya. “Sayangnya ibu perempuan. Sudah menikah lagi.” “Dia memang gila.” Bastian menggeleng pelan. Yerin hanya tertawa pelan. “Ibu memang mempesona bukan?” Aurel mengangguk. “Iya, sampai om Arsen tergila-gila pada ibu.” “Kau semakin berani!” dengan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status