Kelahiran anak kami berjalan lancar dan aku beri nama Fathar. Setelah anak kami lahir tidak lama aku mendengar berita di tivi keluarga artis juga melahirkan dan memberikan nama yang hampir sama, tapi berbeda nasib heee, saat itu kami becanda karena mendengar kelahiran artis itu.
Bulan Juli 2015 anak kami lahir, kebahagian kami semakin lebih berwarna semenjak ada Fathar yang selalu memecah kesunyian, tangisannya selalu membuat bahagia kami.
Tapi Istriku sulit memberikan Asi, sudah berbagai cara dari memompa dan dengan cara lain air Asi sulit untuk didapatkan, akhirnya kami memutuskan untuk memberikan susu formula, dimulailah aku membelikan susu formula dan menyetoknya dirumah.
Alhamdulillah anak suka dan sangat doyan sekali, setelah cuti melahirkan habis, Istri meminta izin masih ingin bekerja, karena kantor juga dekat dari rumah dan kebetulan anak ada susu formula jadi untuk yang menjaga dan mengurus anak diasuh oleh saudara hingga sore hari. Ya sudah aku pikir dan mngizinkannya.
Kegiatan kami masih berjalan biasa dan lancar, masih sama setiap sore hari kita berkumpul bersama dan lebih berwarna lagi kamar ini dengan dihiasi keharian anak.
Untuk kesehatan aku dan Istri pasca melahirkan normal dan baik-baik saja, cuma terkadang Istri suka dengan makanan yang sangat pedas, jadi pernah sesekali sakit Maghnya kambuh,
Tahun demi tahun tidak ada kebahagiaan yang berubah, tetap selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan.
Anak juga semakin besar dan tumbuh menjadi sosok anak yang energik tidak rewel dan aku sangat beruntung sekali yang anak yang mengerti dan jarang sekali rewel menangisi kepergian orang tuanya kerja.
Sampai anak umur kurang lebih 3 tahun, tiba-tiba Istriku berbicara ingin berhenti kerja dan mau membuka usaha didepan rumah, usaha kuliner. Jadi pernyataannya itu aku sangat setuju sekali dan sangat mendukung keinginannya. Namun itu baru wacana yang diucapkannya dan belum direalisasikan.
Sebulan setelah berbicara seperti itu, disaat Istri sedang bekerja dan berada dikantornya, gadget aku berdering disiang hari setelah jam makan siang. Tapi bunyi telpon itu tidak terangkat olehku, segera setelah mengetahuinya aku menelpon balik Istriku.
"Tuuutt...tutt....tuttt," lama diangkat.
Kemudian diangkat juga telpon dariku.
"Bunda... Ada apa tadi telpon ya," aku bertanya.
"Mas... Ini teman kantor Istri kamu barusan pingsan setelah makan siang dan sudah masuk ruang gawat darurat di Rumah Sakit ini," temannya ternyata yang menjawab telepon dan mengabarkan Istri setelah makan siang jatuh tidak sadarkan diri.
"Astaghfirullahaladzim, ya udah Mas segera kesana," aku menjawab dan segera membereskan pekerjaan lalu minta izin kepada atasan.
Sampailah di Rumah Sakit dan disana sudah ada Mertua dan saudara-saudara yang menunggu diluar ruangan gawat darurat. Lama juga diruangan itu Istri masih belum sadarkan diri.
Hampir 2 jam barulah sadarkan diri, tapi semenjak itu terlihat berbeda wajah dan fisiknya. Perawatan di Rumah sakit berlangsung sampai satu minggu, setelah itu Istri meminta pulang untuk perawatan dirumah, aku coba bertanya kepada Dokter yang menangani apa sudah boleh pulang. Dokter menyatakan sudah boleh pulang dengan catatan harus tetap berobat jalan kontrol kesehatan, hasil dari pemeriksaan Istriku mengalami infeksi lambung dan jantung, entahlah padahal sebelumnya sehat dan biasa saja.
Sejujurnya aku melihatnya belum ada perubahan, tapi lebih baik perawatan dirumah saja lah, setelah sampai dirumah Istriku juga tidak bisa bangun dan berjalan seperti biasa, keseharian hanya ditempat tidur. Aku memutuskan untuk ambil cuti dan menyelesaikan pekerjaan kantor dari rumah.
Setiap pagi aku menggendong Istri untuk berjemur dan belajar menguatkan kaki untuk berjalan secara perlahan. Kian hari belum ada perubahan yang terlalu banyak, beebicara pun sangat jarang sekali.
Satu minggu setelah perawatan dirumah, tiba-tiba Istri kesehatannya menurun drastis lagi. Segara aku dan keluarga membawa Istri lagi kerumah sakit, namun kali ini membawa kerumah sakit yang berbeda, kali ini dengan penanganan yang lebih khusus.
Aku masih sendiri dan selalu bersama anak, melewati hari menjalani pekerjaan dan semua kesibukan aku bersama anak aku, mungkin aku tidak lagi memikirkan cepat menikah atau cepat mencari pengganti untuk Ibu sambung.Semua aku jalankan apa adanya, hanya waktu yang mampu bicara, entah sampai kapan, biarlah nanti seiring waktu yang menjawabnya.Memperbaiki diri terus dan berusaha menjadi lebih baik, banyak kebahagiaan yang aku rasakan walau hanya bersama anak, semakin iklash dan mendekatkan diri semua akan terasa lebih tenang dan menikmati hari-hari.Menikah itu penuh makna, banyak pelajaran yang bisa kita ambil, terutama rejeki ketika dua insan menjadi satu dan saling mendoakan.Betapa luar biasa saat aku dan almarhumah Istri, diberikan rejeki yang luar biasa, ketika kita beruda saling mendoakan, pekerjaan aku sebagai bisnis properti, begitu banyak saingan marketing kala itu.
Teror dari mantan Suaminya semakin saja menjadi-jadi, membuat aku tidak nyaman, hingga sering kali menyulutkan emosi dalam percakapan. Sementara Nuna sudah memperingatkan kepada mantan Suaminya, tapi tetap saja dia masih berbuat seperti itu, akun fakenya masih terus inbox dan memberikan hasuat jelek tentang Nuna.Aku juga memperkenalkan diri kepada Ibunya Nuna, walaupun hanya melalui telepon, keluarganya sangat baik dan welcome, tapi yang jadi kendala untuk aku ya itu tentang mantan Suaminya yang rumahnya hanya beberapa langkah saja dati tempat tinggal Nuna.Mantan Suaminya merupakan Pria yang pekerjaannya setiap hari hanya bersenang-senang, mabok dan judi, itulah gambaran yang aku dapati dati cerita Nuna, sudah aku bayangkan jika menikah nanti, bagaikan sinetron, akan ada sebuah dramatisir yang akan terjadi, kemungkinan mantan Suaminya akan berulah karena merasa iri dan
Masih dalam penantian jodoh, terus berusaha bukan aku mencari yang terbaik, tapi namanya juga mencari yang pas di hati, setidaknya bisa saling mengerti.Masuk ke dalam group jodoh adalah hal yang aku coba, yah siapa tau menemukan seseorang yang mau diajak berkenalan dan pas di hati.Aku memposting data diri dan aku upload, tidak beberapa lama masuk komen dan balasan, ada juga yang mengirim inbox. Aku buka inbox itu ada dua pengirim."Assalammu'alaikum, salam kenal aku Janda cerai hidup anak 3 sudah pada besar," sslah satu inbox datang dari akun dengan nama Nuna, Wanita berhijab dengan Wajah manis langsing, umur kisaran seusia dengan aku.Sebelum aku menjawab salamnya, aku buka terlebih dahulu profilnya dan melihat beberapa galery photo-photonya, ternyata memang
Setelah kepergian sesorang yang dekat dengan aku dalam keseharian, ternyata ada satu tetangga yang menyebarkan gosip hingga menyebar ketetangga lainnya. Aku baru mengetahui saat aku membeli sayuran, ada satu Ibu-ibu menanyakan dan menganggap bahwa aku telah nikah sirih. "Bang, kemana Istrinya yang kemarin-kemarin belanja," tanya salah seorang Ibu-ibu sambil memilih sayuran. "Haduh Bu, itu cuma teman bukan Istri dan juga belum nikah, itu kan anak kos," tegas aku menjelaskan. "Loh, ada yang bilang katanya Abang sudah menikah sirih," tanyanya lagi penasaran. "Wah gosip itu Bu, kapan saya menikahnya, Wanita itu anak yang ngekos seminggu Bu, karena di
Saudara aku memiliki kost-kostan yang disewakan, kebetulan aku pernah menawarkan melalui iklan web dan beberapa aplikasi sewa kost.Hari itu ada pesan masuk ke handphone ku dari seorang Wanita"Assalammu'alaikum, siang Mas, mau tanya kostan, bisa sewa perhari atau perminggu ga," pesan dari seorang Wanita namanya Shinta."Wa'alaikum salam, untuk kost sewa perbulan ka," aku menjawab."Tolong Mas, kalau bisa aku sewa seminggu, penting banget soalnya Mas, aku lagi ada urusan di Jakarta, urus berkas," jawabnya memohon."Duh, gimana ya, emangnya urus berkas apa, maaf kalau boleh tau," aku kepo sedikit."Urus surat pasport dan visa Mas, kebetulan
"De, bangun, olah raga yuk," aku mengajak anak berolah raga."Mmmm, iya Yah," anakku terbangun dan semangat.Segera aku mengajak anak membersihkan diri, lalu menyalin dengan pakaian olah raga, kegiatan olah raga memang biasa kami lakukan, walaupun hanya berjalan kaki dan lari-lari kecil di dekat rumah.Minggu pagi ini agak ramai orang-orang menikmati suasana pagi, berbagai kalangan terlihat semangat antusias untuk menyegarkan tubuh."Eh, Fathar, olah raga ya," ada tetangga menyapa memanggil nama anak aku"Iya Bu, biasa nih," aku menjawab sapa nya."Sudah dapet calon Ibu belum?" tanya tetangga mengagetkan aku."Duh, belum Bu, berjalan apa ada nya saja," ucap ku.