Share

Bab 54. Ketulusan

Author: Liazta
last update Last Updated: 2025-06-22 22:16:06

“Sekarang Mami sering ke rumah sakit?” tanya Alvaro pelan, matanya menatap lembut ke arah Yurika yang duduk di depannya.

Wanita paruh baya itu tengah menikmati makan malamnya, namun senyum hangat segera merekah di wajahnya. Ia mengangguk pelan.

“Iya. Zolin yang sering mengajak mami ke sana. Katanya ingin bertemu dengan Emran.”

Alvaro mengerutkan kening, menaruh sendoknya sejenak.

“Emran? Siapa?”

Ia memang kerap mendengar Zolin bercerita tentang seorang bayi bernama Emran, namun belum sempat ia tanyakan lebih jauh.

“Anaknya Amora,” jelas Yurika, suaranya pelan dan teduh.

Alvaro mengangkat alis.

“Amora? Teman Zolin? Umur berapa dia?” tanyanya lagi, merasa heran. Di benaknya, Amora hanyalah gadis muda, mungkin masih SMA atau baru masuk kuliah.

“Sekarang usianya dua bulan,” jawab Yurika, matanya berbinar saat menyebutkan usia bayi itu.

Alvaro mengangguk perlahan, bibirnya menyungging senyum tipis.

“Kirain dia itu anak SMA atau mahasiswa. Nggak nyangka sudah punya anak. Punya suami juga, y
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 71. Pergi

    Randy masih terduduk di kursi laboratorium. Tubuhnya gemetar. Matanya kosong, tapi dadanya sesak, seperti ada beban seribu kilo yang menghimpit.Ia memejamkan mata. Dalam pikirannya terputar ulang semua kata-kata yang pernah ia ucapkan. Dadanya terasa sangat sakit, ketika mengingat Dewi, yang memukul Amora, beberapa bulan yang lalu. Padahal Amora hanya berniat untuk mengambil barang-barang miliknya. “Aku monster,” bisiknya lirih.Perawat sudah meninggalkannya. Dokter Wahyu pun kembali ke ruangannya tanpa berkata sepatah kata pun. Randy dibiarkan sendiri, tenggelam dalam kubangan penyesalan.Namun, saat ia membuka matanya, napasnya berubah. Masih berat, tapi kini ada arah.Ia meraih ponselnya. Jemarinya bergerak cepat mencari nama Amora di daftar kontak. Tidak aktif. Ia mencoba nomor-nomor lama. Semua tak bisa dihubungi.Ia menghubungi rumah sakit tempat anaknya lahir. Operator hanya berkata bahwa pasien, sudah keluar sejak beberapa bulan lalu, tanpa memberi alamat jelas.“Tidak, jan

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 71. Terlalu Lambat

    Randy duduk di kursi panjang lobi rumah sakit, matanya kosong menatap lantai.Adit baru saja pergi meninggalkannya setelah memberikan semua dokumen, dan juga kebenaran terakhir yang menghantam jiwanya tanpa ampun.Sebuah map cokelat masih ada di pangkuannya. Di dalamnya, hasil tes DNA resmi, catatan medis, dan salinan panggilan telepon dari rumah sakit.Tangannya gemetar saat membuka halaman demi halaman.Di kertas laporan itu tertulis jelas, tanggal, bulan serta tahun.Kondisi: Amora dalam keadaan kritis, pendarahan pasca kehamilan. Bayi berisiko kehilangan nyawa jika tidak segera dilakukan tindakan operasi caesar.Nama "Randy Sanjaya" tertulis di bagian "kontak darurat pertama. Suami pasien.Tidak merespons (4x), menolak panggilan (1x). Menjawab panggilan, dan mengatakan tidak perduli. Dewi Lestari, kontak darurat ke dua. Dihubungi sebanyak 3X”Randy mencengkeram rambutnya sendiri.Tubuhnya terbungkuk.“Apa yang sudah aku lakukan? Mengapa aku bisa sebodoh ini?” Randy memaki dirinya

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 70. Saat Cahaya Itu Kembali

    Yurika melangkah masuk ke ruang perawatan dengan hati yang sedikit lebih ringan.Amora sudah dipindahkan dari ICU ke kamar rawat inap, sebuah pertanda baik bahwa kondisi wanita itu mulai membaik.Wajah Yurika lelah, tubuhnya letih.Namun rasa penat itu seketika sirna saat melihat Amora yang kini terbaring tenang di ranjang putih bersih, dengan selimut yang menyelimuti tubuhnya.Ia mendekat pelan.Duduk di tepi ranjang dan menggenggam tangan Amora yang masih dingin.Wanita muda itu tertidur pulas di bawah pengaruh obat penenang yang diberikan oleh tim dokter.Setelah siuman dari koma, Amora memang langsung disuntik penenang ringan.Dokter Bram khawatir tekanan darahnya melonjak bila Amora langsung menerima kabar yang mengejutkan, terutama soal kondisi Emran.Yurika menatap wajah pucat itu, lalu membisik pelan…“Amora, Emran selamat, Nak. Dia bertahan. Dokter mengatakan semangat hidupnya sangat tinggi. Dia memilih untuk tetap berjuang, demi kamu.”Air mata jatuh perlahan ke punggung tan

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 69. Pertaruhan Nyawa di Ruang Operasi

    Pukul 16.00 tepat, lampu merah di atas ruang operasi menyala. Seluruh area disterilkan. Tidak ada suara lain kecuali langkah kaki para dokter dan denting alat medis. Emran, bayi berusia 67 hari, terbaring di meja operasi.dibaringkan dengan sangat hati-hati, seolah tubuhnya terbuat dari kaca. Tubuhnya mungil, wajahnya pucat. Monitor merekam detak jantungnya yang pelan dan tidak stabil. Lubang selebar 16 milimeter di bilik jantungnya telah membawa bayi ini berada di ambang hidup dan mati. Namun hari ini, perjuangan dilakukan dengan kekuatan penuh. Empat tim dokter dari tiga negara telah bersiap. Profesor Johns Crawford, ahli bedah jantung pediatrik dari Johns Hopkins Hospital, Amerika, dikenal karena kepiawaiannya menangani bayi dengan kelainan jantung ekstrem. Profesor Steven Jian, spesialis jantung anak dari SingHealth, Singapura, yang membawa serta teknologi pemantauan sirkulasi darah termutakhir. Profesor Irawan Mahendra, ahli bedah jantung senior dari Rumah Sakit Nasiona

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 68. Nama yang Tak Bisa Dilenyapkan

    Setelah Miranda pergi dari kamar dengan wajah kecewa, Randy terduduk di lantai. Tangannya menutupi wajah.Dadanya bergemuruh.Dia tidak tahu di mana Amora. Tidak tahu bagaimana kondisinya. Tidak tahu apakah dia, masih hidup atau tidak.Namun entah mengapa, hatinya mulai merasakan sesuatu yang asing.Firasat.Nyeri tak berdarah.Gelombang resah yang tidak berasal dari pikirannya, tapi dari jiwanya.Ia teringat tangisan bayi itu…terngiang lagu bintang kecil yang dinyanyikan dalam mimpi itu…dan tubuh kurus Amora yang perlahan menjauh darinya.“Amora,” bisiknya pelan. “Di mana kamu sekarang? Kamu, masih hidup, kan?”Ia menatap jendela yang mulai diguyur gerimis.Dan untuk pertama kalinya Randy menangis.Bukan karena kehilangan, tapi karena ia akhirnya sadar:Ia bukan hanya meninggalkan Amora,tapi juga anak mereka.Tiba-tiba saja tubuhnya bergetar hebat ketika membayangkan bahwa hasil tes DNA telah dimanipulasi oleh ibunya sendiri. Randy mengeluarkan handphone dari dalam vakum jasnya.

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 67. Mata yang Mencari Cahaya

    Zolin duduk tenang di kursi kecilnya sambil menatap wajah sang ayah yang masih belum membuka mata.Di pangkuannya, tergenggam sebuah gambar. Coretan tangan kecil dengan tulisan: "Zolin 🖤 Papa.""Daddy, sekarang sudah siang loh. Olin sudah makan, tapi tidak banyak. Jujur saja, rasa masaknya kurang enak." Gadis kecil itu berbicara dengan tersenyum, namun matanya berkaca-kaca. "Daddy, Daddy sudah lama sekali tidurnya. Daddy harus bangun. Agar bisa makan. Nanti Olin akan suapin Daddy makan." Zolin menggenggam tangan Alvaro dengan erat. Gadis kecil yang selalu terlihat kuat itu akhirnya menangis. Rasa takut yang luar biasa, rasa sakit karena melihat penderitaan ayahnya, membuat pertahanan Zolin runtuh. Air matanya mengalir deras. Sedangkan satu tangannya menutup mulut, agar sang ayah tidak mendengar suara tangisnya.Dan saat itulah…jari Alvaro mulai bergerak.Samar. Lambat. Tapi nyata.Zolin menoleh cepat.“Daddy?” bisiknya pelan, penuh harap.Kelopak mata Alvaro perlahan bergetar. Oto

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status