Chapter: Bab 16"Singkirkan tangan kotormu dariku...!!!"Kiara berkata marah dengan menggertakkan giginya. Di hadapannya, Sean dengan senyuman licik, menyeringai membelai wajah cantik Kiara dengan tangannya. "Tenanglah Nona.....""Aku hanya menyentuhmu, tapi kau sudah berteriak marah.""Kulit gadis dari dunia lain memang benar - benar berbeda, tak khayal bisa menarik perhatian Kaisar Yufen."Mata Kiara membulat sempurna. Terkejut akan kata - kata yang keluar dari mulut Sean. 'Bagaimana dia tau tentangku?' batinnya. Belum selesai keterkejutannya dari hatinya, Kiara mendengar kata yang lebih mengejutkan. "Kalau bukan atas perintah dari Kaisar Randhan maka mungkin aku sudah mencicipimu Nona."'Kaisar Randhan?''Siapa lagi itu?'Kiara benar - benar tidak habis pikir. Kenapa dirinya bisa terjebak dalam hal yang rumit, yang bahkan tidak bisa dia hindari. Dia jadi merindukan rumah serta orang tuanya. "Siapa Kaisar Randhan?" Kiara memberanikan diri bertanya. "Aku merasa tidak mengenalnya, kenap
Last Updated: 2025-05-01
Chapter: Bab 15"Nona Kiara....?"Kiara menoleh. Dia melihat seorang pria muda, 'Sepertinya seorang pengawal.'"Kau yang dikirim untuk menjemputku?" Tanya Kiara. "Benar Nona.""Hamba Sean, yang bertugas mengawal Nona."Pria itu mengenalkan diri. Kiara merasa sedikit aneh. Dia merasa Istana begitu sepi dan terasa hening. Seperti ada yang salah. Tapi pikiran itu segera ditepisnya. Dia segera mengikuti langkah Sean yang akan membawanya menuju kereta kuda. Dengan pasti dia melangkah, karena ini memang pilihannya. Di depan, kereta kuda sederhana sudah menunggunya. Terlihat kusir itu menganggukkan kepala dan di balas anggukan juga oleh Sean. "Silahkan Nona Kiara," Sean membuka tirai penutup dan mempersilahkan Kiara masuk. "Terima kasih."Dengan berpegangan, Kiara masuk ke dalam kereta kuda tersebut. Meski tidak besar, tapi cukup nyaman. Sean naik di samping kusir kereta. "Jalan..!" perintahnya. Perjalanan keluar dari Istana lumayan lancar. Tak banyak halangan yang menahan mereka. Saat
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Bab 14Hasan Mirza dengan tenang meminum tehnya. Dia sudah memperhitungkan segalanya. Mulai dari untung dan juga ruginya. Sudut bibirnya menyeringai tipis, tanda kebanggaan dan juga menyepelekan. "Memangnya dia pikir dia siapa?""Kalau bukan karena pintarnya aku dalam mengatur pasukan, dia pikir dia akan menang dan berkuasa?""Sekarang dia sudah berani bertindak macam - macam."Tangannya mengepal. Mengepal sangat erat, hingga terlihat urat - urat di tangannya. "Sepertinya sedikit peringatan akan membuat dia ingat siapa yang membuatnya menempati posisi ini...!"Dia kembali menyesap tehnya. Rasa pahit teh terasa sedikit hambar karena rasa kemarahannya......"Nona....?""Apa anda lakukan?!"Dagang Arni bertanya dengan serius saat melihat Kiara memasukkan beberapa potong baju ke atas kain seprei. "Aku lelah, aku hanya ingin pergi.""Jangan halangi aku, aku hanya ingin mencari udara segar."Kiara berkata dengan tenang, dia tidak ingin dagang Arni menjadi cemas. "Nona, jangan...""Ham
Last Updated: 2025-04-29
Chapter: Bab 13Bab 13Tatapan tajam yang dikeluarkan oleh Yufen seolah bagai sebuah pedang yang akan menghunus dada orang yang ada di depannya. Jantung gadis pelayan itu berdebar cepat seakan hendak melompat keluar. Tubuhnya menggigil ketakutan mendapat tatapan tajam dari seorang Kaisar yang dingin dan terkenal tegas.Hanya menangis.... Hanya menangis, menyesal dengan apa yang dia sudah lakukan. "Aku tidak ada waktu luang mendengar tangisanmu." "Cepat katakan dan kau akan mendapat hukuman yang ringan." "Atau kau lebih memilih mendapat hukuman gantung bersama keluargamu?" "Ya...." "Kurasa itu lebih baik.""PENGAWAL....!!" Pupil mata gadia itu bergetar mendengar kata hukuman gantung. Apalagi bersama keluarga? Ayah, ibunya sudah tua dan adiknya masih sangat muda, dia tidak bisa membiarkan hal buruk terjadi pada keluarganya. "Mohon ampuni hamba, Kaisar..." "Juga mohon lindungi keluarga hamba." "Hamba juga melakukannya secara terpaksa, karena orang itu berkata akan membunuh keluarga ha
Last Updated: 2025-04-28
Chapter: Bab 12"Lepaskan aku...!!!"Yufen berbalik. Tangannya tetap menggenggam erat tangan Kiara. Ada kilatan amarah yang tertahan di wajah tampannya. "Apa kau bisu?" "Tidak bisakah kau menolak saat Huanzhe mengajakmu tinggal dengannya?" Yufen benar - benar tidak bisa lagi menahan keganjalan hatinya. Rasanya sakit dan tersiksa. Yufen tidak suka itu... "Apa maksudmu?" "Kenapa aku harus menolak atau menerima?" "Bagiku tinggal di manapun sama saja, yang terpenting aku mendapat tepat untuk istirahat." "Tidak masalah dimanapun asalkan tenang." Kiara juga tidak tahan mengeluarkan apa yang dia rasakan. Selama dua hari ini dia diam, tapi masalah datang silih berganti dan penyebabnya adalah orang di depannya ini. Yufen terkejut, orang di depannya sama sekali tidak takut saat berdebat dengannya. Bahkan Leo yang ada di belakang mereka sudah menunduk ketakutan saat saat Yufen bersuara. Tapi wanita ini, dengan lantang bahkan berani membantahnya. "Kau pikir aku ingin berada disini?" "Terje
Last Updated: 2025-04-24
Chapter: Bab 11Yufen, Ibu Suri dan Kiara secara hampir bersamaan menoleh ke arah Pangeran Huanzhe. Pangeran Huanzhe yang ditatap oleh ketiganya berkata dengan cuek. "Kenapa...?""Dari pada di Istana bisa menjadi masalah, bukankah lebih baik jika ikut denganku tinggal di luar Istana? Lagipula aku hanya tinggal sendirian.""Hal itu akan menghentikan rumor yang ada saat ini.""Tidak...!!!""Aku tidak setuju.""Dia ada dibawah pengawasanku, aku tidak akan membiarkan siapapun membawanya pergi!!!""Kaisar....."Ibu Suri bahkan sampai terkejut saat Yufen berkata dengan keras. Ini benar - benar diluar dugaan. Kaisar yang selalu tenang menghadapi apapun kenapa hanya karena seorang wanita bisa menjadi begitu tidak sabaran? Yufen tersadar. Tidak seharusnya dia menjadi tidak sabaran. Dia menormalkan emosinya. Pangeran Huanzhe tersenyum. Pasalnya dia belum pernah melihat kakaknya seemosi ini karena wanita. Sepertinya ada yang berbeda dari wanita ini. "Pangeran, tidak baik bagimu mengajak seora
Last Updated: 2025-04-23