Merebut Kekasih Ibu Tiriku Untuk Balas Dendam
Bianca Lombardi mungkin mengira dirinya telah memenangkan segalanya—harta, status, dan seorang pria tampan bernama Damian yang kini berada di sisinya. Tapi Lilyana Moretti, anak tirinya, tidak akan membiarkan wanita itu hidup bahagia begitu saja.
Saat ayahnya meninggal, Lily melihat bagaimana Bianca berpura-pura berduka, padahal yang diincarnya hanyalah warisan. Namun, balas dendam terbaik bukanlah dengan kemarahan... melainkan dengan permainan yang lebih berbahaya. Lily memutuskan untuk merebut satu-satunya hal yang masih dimiliki Bianca—Damian.
Lily perlahan mendekati pria itu. Pria yang dikenal sangat berbahaya dan berkuasa. Namun semakin lama, Lily terjebak oleh permainannya sendiri. Ia jatuh hati pada sosok Damian, dan tidak bisa lepas dari kendali pria itu.
Read
Chapter: Bab 12. Jangan Sampai Lolos"Apa kau setuju dengan penawaranku ini, Bianca?" tanya Tuan Marcello, senyum miring menghiasi wajahnya. Ia tahu, Bianca tak memiliki pilihan lain."Padahal aku bisa saja memberikan bagianmu tanpa harus—""Ssst… tidak ada tawaran lain selain yang sudah kusebutkan tadi," potong Tuan Marcello, suaranya berbisik di telinga Bianca, begitu dekat hingga napasnya terasa di kulitnya. "Jika kau menolak, kau bisa segera pergi dari kediamanku."Tangan pria paruh baya itu terulur pelan, jemarinya yang kasar menyentuh sisi lengan Bianca, lalu turun perlahan, mencari titik yang diinginkan."Jadi, bagaimana?" ulang Tuan Marcello, suaranya rendah dan menekan.Bianca menggigit bibir, tak menjawab. Tubuhnya menegang, namun tidak bergerak menjauh. Hanya desah halus lolos dari bibirnya, ambigu—antara penolakan dan kepasrahan.Sentuhan Tuan Marcello bagaikan bara api yang menyengat di kulitnya. Sentuhan itu kian liar, dan sedikit pun Bianca tidak berniat untuk menepisnya."Oh, Tuan Marcello…"Kedua mata wa
Last Updated: 2025-06-18
Chapter: Bab 11. Rencana Busuk Bianca"Sungguh sangat tidak masuk akal." Bianca menggeleng keras, tangannya meremas kuat ujung gaun yang dikenakan."Apa pun bisa masuk akal. Termasuk Damian sendiri yang merobeknya," jawab Lily santai."LILYANA!"Tangan Bianca menggantung di udara. Amarahnya meledak-ledak, tapi ia tak bisa menampar Lily karena disaksikan banyak orang. Jika ia melakukannya, itu hanya akan merusak reputasinya. Apa pun yang terjadi saat ini bisa dengan mudah tersebar di media."Mengapa berhenti? Kau bisa menamparku," ucap Lily tenang, tatapannya tajam namun tetap menantang.Bianca menatap Lily dengan kobaran api yang semakin melalap habis dirinya. Tangannya yang sempat menggantung di udara perlahan turun kembali. Jemarinya mengepal lebih kuat, berusaha sekuat tenaga menahan dorongan untuk tidak melayangkan tamparan itu ke wajah Lily.Gumaman lirih terdengar dari beberapa pegawai yang melintas. Mereka mulai berbisik, memperhatikan ketegangan yang menyeruak di antara ketiga orang itu. Beberapa pura-pura sibuk,
Last Updated: 2025-05-23
Chapter: Bab 10. Ingin LebihZio berdiri di hadapan sahabatnya dengan kedua lengan terlipat di depan dada. Pria itu terus menggeleng pelan, nyaris tak percaya pada setiap kata yang keluar dari mulut Lily."Apa kau benar-benar tidak bisa memilih cara lain?" tanya Zio dengan nada penuh kekhawatiran. Ia takut rencana kehancuran Bianca yang disusun Lily justru akan berbalik menyakiti wanita itu sendiri."Tidak bisa, Zionathan. Aku sudah melangkah terlalu jauh. Dan tentu saja, aku tidak akan berbalik hanya untuk menghentikan semuanya. Meski Damian berbahaya, justru itu yang membuat semuanya terasa menantang."Zio menghela napas berat. "Kau mengatakan dia merusakmu, memborgolmu, bahkan ada senjata ilegal... itu lebih dari sekadar berbahaya, Lilyana.""Damian tidak akan menyakitiku," sahut Lily cepat. Senyum tipis mengembang di wajahnya saat ia kembali mengingat bagaimana pria itu bisa bersikap cukup manis setelah menyelesaikan permainan itu."Kau tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya," sahut Zio. Ia tidak bisa m
Last Updated: 2025-05-22
Chapter: Bab 9. Tidur Dengan Wanita Lain"Di mana Lily?" tanya Nyonya Lombardi santai, menyelipkan pertanyaan itu di tengah momen sarapan mereka yang tenang.Bianca mendadak meletakkan alat makannya dengan kasar. Dentingnya menggema, mengganggu keheningan pagi. Matanya menyipit tajam ke arah sang ibu."Apa Ibu tidak salah menanyakan wanita itu?" katanya dingin, "Damian menghilang. Tidak ada kabar dan tidak bisa dihubungi. Dan itu jauh lebih membuatku frustrasi."Nyonya Lombardi hanya menghela napas pelan, seolah tak terpengaruh oleh kemarahan putrinya."Ibu bertanya bukan karena peduli," ujarnya tenang, "Tapi sudah dua hari dia menghilang dari mansion. Bukankah itu seharusnya menjadi kabar baik?""Tentu saja kabar baik. Tapi sayangnya, ini rumahku. Dan sampai kapan pun, aku tidak akan pergi dari sini."Suara yang tiba-tiba menyela percakapan itu membuat keduanya menoleh refleks.Lily berdiri dengan tegak dan tenang di ambang pintu ruang makan.Namun bukan kehadiran Lily yang membuat Bianca dan Nyonya Lombardi terpaku, melain
Last Updated: 2025-05-20
Chapter: Bab 8. Wanita Simpanan PenurutTangan Damian mencengkeram rahang Lily dengan kuat, memaksa wajahnya menghadap ke arahnya. "Jadilah wanita simpananku yang penurut, sayang. Aku tak punya kesabaran untuk menghadapi wanita pembangkang," desis Damian, suaranya tenang namun berbahaya.Lidah Lily terasa kelu. Kata-kata yang hendak ia lontarkan terhenti di tenggorokan, tertelan oleh ketakutan yang menjeratnya.Namun, dengan sisa keberanian yang belum sepenuhnya dilumat Damian, ia memaksakan diri bersuara, "Brengsek! Lepaskan aku! Atau aku akan bongkar semua kejahatanmu di masa lalu!"Ancaman itu kembali ia lemparkan, senjata terakhir yang masih ia genggam. Tapi Damian hanya terkekeh pelan, nyaris seperti mengejek."Ancamanmu tak berarti lagi untukku, Lilyana. Kau pikir aku akan diam saja?" gumamnya sambil menyeringai lebar. Tatapannya menusuk, membuat napas Lily tercekat."Damian...""Ini konsekuensinya. Sekali kau masuk ke lubangku, jangan pernah berharap bisa keluar lagi," ucapnya datar.Detik kemudian, Damian langsung
Last Updated: 2025-05-19
Chapter: Bab 7. Sangat BuasSinar mentari pagi menyusup lembut melalui celah tirai, perlahan membangunkan Lily dari tidurnya yang lelap. Ia menggeliat pelan, mencoba meregangkan tubuh yang terasa nyeri dan remuk—bekas dari malam penuh kendali yang dipaksakan oleh Damian."Damian... di mana pria brengsek itu?" gumam Lily. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar itu, tapi nyatanya Damian sudah tidak ada di sana. Yang tersisa hanyalah jejak-jejak semalam dengan aroma menusuk yang menyeruak ke seluruh ruangan."Oh shit... kau sangat buas, Damian." Tubuhnya tiba-tiba mendesir hebat saat kembali mengingat permainan mereka semalam. Permainan yang sebelumnya tidak pernah Lily bayangkan, tapi ia sukses membuat sosok Damian Richi melolong sepanjang malam.Lily bangkit dari tempat tidur yang tak berbentuk lagi. Langkah kakinya yang ia paksakan membawanya menuju pintu masuk kamar itu.Namun, tiba-tiba kening Lily mengerut."Heh... kenapa pintunya terkunci?" gumamnya curiga. Tangannya tak henti memutar kenop, menarik,
Last Updated: 2025-05-15